Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 57
(1-357)
Pertama-tama, aku memulai perlawanan lewat kalimat penuh berkah yang berbunyi: subhanallah, wal hamdulillah, wa lâ ilâha illallâh, wallâhu akbar, walâ hawla walâ quwwata illâ billâh (Mahasuci Allah. Segala puji bagi-Nya. Tiada Tuhan selain Allah. Dan Dia Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Maka, tiga puluh perang tak berkutik di bawah setiap benteng kokoh tersebut. Setiap kalimat; bahkan setiap bagian dari risalah ini adalah hasil kemenangan dari perang yang sama sekali tak diinginkan oleh musuh. Yang kutulis hanyalah yang kusaksikan. Kuterangkan sebuah hakikat panjang berikut dalilnya dengan satu gambaran disertai petunjuk hukumnya yang bisa diketahui dengan perhatian cermat. Yang kujelaskan adalah yang memang dirasa perlu; selebihnya tidak.
Kukira perjalanan waktu akan menempatkan akal dan kalbu manusia dalam kesulitan yang pernah kulalui. Karena itu, tulisan ini mudah-mudahan bermanfaat bagi mereka yang menghadapinya. Semoga Allah memberikan taufik.
Said Nursi.

Bismillâhirrahmânirrahîm
Segala puji milik Allah. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya.
Tulisan ini terdiri dari empat bab, penutup, dan pendahuluan.

Pendahuluan
Ketahuilah, selama empat puluh tahun perjalanan usia dan tiga puluh tahun perjalanan menuntut ilmu, aku mendapatkan empat kata dan empat kalimat yang nanti akan dijelaskan. Di sini aku akan menerangkannya secara global.
Adapun kata yang dimaksud adalah makna harfiy, makna ismiy, niat, dan cara pandang.
Maksudnya bahwa memandang kepada sesuatu selain Allah harus dengan makna harfiy (simbolik), sementara memandang kepada entitas harus dengan makna ismiy (hakiki). Pada setiap sesuatu terdapat dua sisi: sisi yang mengarah kepada Zat Yang Mahabenar dan sisi yang mengarah kepada alam. Ketika mengarah ke sisi alam ia harus diposisikan sebagai kiasan atau simbol bagi makna ismiy yang merupakan sisi penisbatannya kepada Allah Swt. Misalnya, nikmat harus dilihat sebagai cermin bagi pemberian nikmat oleh Tuhan, sementara sarana dan sebab merupakan cermin bagi perbuatan Tuhan.
No Voice