Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 54
(1-357)
Apalagi, apabila Tuhan Yang Mahakekal dan Sang Penguasa Azali telah memperlihatkan di bumi yang fana ini tanda-tanda hikmah yang cemerlang, perhatian yang tampak jelas, keadilan yang yang sangat tinggi dan berharga, kasih sayang yang luas dan mencakup sehingga orang yang memiliki mata yang sehat dan kalbu yang sempurna akan mengetahui bahwa tidak mungkin ada yang lebih sempurna daripada hikmah-Nya, lebih indah daripada perhatian-Nya, lebih mencakup daripada kasih sayang-Nya, serta lebih agung daripada keadilan-Nya. Andaikan di wilayah kerajaan-Nya tidak terdapat tempat yang abadi, kediaman yang berharga, asrama yang kekal guna menjadi bukti yang memperlihatkan hakikat hikmah, perhatian, kasih sayang, dan keadilan-Nya, tentu orang yang berakal akan mengingkari hikmah di atas, orang yang memiliki mata hati akan mengingkari perhatian-Nya, orang yang memiliki kalbu akan mengingkari kasih sayang-Nya, serta orang yang memiliki akal pikiran akan mengingkari keadilan-Nya. Sementara di sisi lain ia mengakui keberadaan Pemilik perbuatan yang penuh hikmah, kasih sayang, mulia, dan adil ini. Sungguh ini sangat tidak mungkin, sangat bodoh, main-main, zalim, dan penipu. Berbagai hakikat kebenaran akan berbalik. Ini tentu saja mustahil bagi semua orang berakal; bukan bagi orang tidak waras yang yang mengingkari keberadaan sesuatu; bahkan dirinya sendiri. Siapa yang tidak percaya berarti lebih dungu dari Habannaqa (si pandir) yang tidak mengenal kecuali dirinya dan itupun lewat topi miliknya; sehingga ketika topi tersebut dipakai orang ia mengira orang itu adalah dirinya. Pandangan orang yang ingkar sama seperti topi milik si pandir itu.
Wahai yang terus membaca permasalahan ini dari awal, jangan mengira bahwa dalilnya hanya terbatas pada apa yang telah disebutkan. Namun, Alquran Yang penuh hikmah telah menerangkan berbagai dalil yang tak terhitung banyaknya bahwa Sang Pencipta akan memindahkan kita dari negeri yang bersifat sementara ini menuju pusat kekuasaan rububiyah-Nya yang bersifat abadi. Alquran juga menjelaskan sejumlah petunjuk yang tak terhingga banyaknya bahwa Dia akan mengganti kerajaan ini dengan kerajaan yang kekal di sana.
Jangan mengira nama-nama Allah yang mengonsekwensikan keberadaan akhirat dan mahsyar hanya terbatas pada al-Hakîm (Yang Maha Bijaksana), al-Karîm (Yang Mahamulia), ar-Rahîm (Yang Maha Penyayang), dan al-Hafîzh (Yang Maha Menjaga). Akan tetapi, seluruh nama yang tampak dalan pengaturan alam memang mengonsekwensikan keberadaan akhirat.
Sebagai kesimpulan, permasalahan hari akhir merupakan permasalahan yang telah sama-sama ditegaskan oleh:
Zat Yang Mahabenar lewat keindahan, keagungan, dan seluruh nama-Nya;
Alquran yang terang yang mengandung kesepakatan semua kitab suci para nabi, wali, dan orang-orang suci;
Makhluk paling sempurna, Muhammad saw, yang tepercaya, penggenggam rahasia kesepakatan seluruh jiwa yang bersinar, yang suci, dan tinggi, dari kalangan rasul, nabi, ahli kasyaf, dan kalangan shiddiqin;
No Voice