Risalah Mi’raj | Risalah Mi’raj | 35
(1-43)
dinukil oleh banyak orang dari banyak orang sehingga mustahil mereka sepakat untuk berdusta. Peristiwa tersebut benar-benar mutawatir sama seperti kemunculan komet Haley seribu tahun lalu atau keberadaan pulau Sailan yang belum pernah kita lihat.”
Demikianlah memunculkan keraguan di seputar persoalan yang sangat pasti dan bisadisaksikan secara langsung merupakan bentuk kebodohan dan kedunguan. Cukuplah hal itu sesuatu yang mungkin, bukan mustahil.
Apalagi terbelahnya bulan sangat mungkin terjadi sama seperti letupan gunung oleh vulkano.
Juga bertentangan dengan rahasia taklif.
Pasalnya, rahasia taklif menuntut terbukanya area bagi akal dengan memberikan kebebasan memilih.
Andaikan Tuhan Pencipta Yang Maha Pemurah membiarkan terbelahnya bulan itu berlangsung selama dua jam lalu menampakkannya ke seluruh alam sehingga masuk ke dalam buku-buku sejarah seperti yang diinginkan oleh para filsuf, tentu ia tidak akan menjadi hujjah atas benarnya kenabian serta tidak menjadi mukjizat seperti fenomena alam yang biasa. Atau, ia bisa menjadi mukjizat yang sangat jelas yang memaksa akal untuk beriman kepada kenabian tanpa bisa memilih. Kalau hal itu terjadi, maka jiwa yang rendah laksana arang seperti Abu Jahal akan sama dengan jiwa yang mulia dan bening laksana intan seperti Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Dengan kata lain, taklif Ilahi akan sia-sia.
Karena itu, mukjizat itu terjadi seketika, di waktu malam, di saat kelalaian begitu pekat, sementara perbedaan tempat kemunculan, mendung dan sejenisnya menjadi hijab yang membuat tidak seluruh manusia bisa melihatnya. Karenanya, ia tidak tercatat dalam buku-buku sejarah.
Adapun tambahan yang diselipkan kepada riwayat tentang “setelah terbelah bulan dikatakan jatuh ke bumi” yang ada pada beberapa buku, para ulama yang telah melakukan penelitian menolaknya.
Menurut mereka, tambahan ini mungkin diselipkan oleh sebagian kaum munafik untuk menjatuhkan nilai riwayat tersebut dan merendahkannya.
Kemudian pada waktu itu kabut kebodohan menutupi langit Inggris, kondisi hampir terbenam menyelimuti Spanyol, sementara Amerika berada di terik siang, pagi menghampiri Cina dan Jepang, lalu di negara-negara lain terdapat penghalang lain untuk bisa melihatnya. Karena itu, mukjizat besar ini tidak terlihat padanya.
Jika hal ini dipahami renungkanlah ucapan orang yang berkata, “Sejarah Inggris, Cina, Jepang, Amerika, dan negara-negara lainnya tidak menyebutkan tentang peristiwa ini. Dengan demikian, ia tidak terjadi.” Sungguh sangat celaka mereka yang makan sisa-sisa orang Eropa.
Demikianlah memunculkan keraguan di seputar persoalan yang sangat pasti dan bisadisaksikan secara langsung merupakan bentuk kebodohan dan kedunguan. Cukuplah hal itu sesuatu yang mungkin, bukan mustahil.
Apalagi terbelahnya bulan sangat mungkin terjadi sama seperti letupan gunung oleh vulkano.
Ketiga
Mukjizat datang untuk membuktikan kenabian dan meyakinkan para pengingkar, bukan untuk memaksa mereka beriman. Karena itu, ia ditampakkan kepada orang-orang yang mendengar kenabianlewat sesuatu yang bisa membuat mereka mau menerima benarnya kenabian. Adapun memperlihatkannya pada semua tempat atau menampakkan secara jelas di mana manusia terpaksa menerima dan tunduk. Hal ini tentu saja bertentangan dengan hikmah Allah Yang Mahabijak dan Mahaagung. Juga bertentangan dengan rahasia taklif.
Pasalnya, rahasia taklif menuntut terbukanya area bagi akal dengan memberikan kebebasan memilih.
Andaikan Tuhan Pencipta Yang Maha Pemurah membiarkan terbelahnya bulan itu berlangsung selama dua jam lalu menampakkannya ke seluruh alam sehingga masuk ke dalam buku-buku sejarah seperti yang diinginkan oleh para filsuf, tentu ia tidak akan menjadi hujjah atas benarnya kenabian serta tidak menjadi mukjizat seperti fenomena alam yang biasa. Atau, ia bisa menjadi mukjizat yang sangat jelas yang memaksa akal untuk beriman kepada kenabian tanpa bisa memilih. Kalau hal itu terjadi, maka jiwa yang rendah laksana arang seperti Abu Jahal akan sama dengan jiwa yang mulia dan bening laksana intan seperti Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Dengan kata lain, taklif Ilahi akan sia-sia.
Karena itu, mukjizat itu terjadi seketika, di waktu malam, di saat kelalaian begitu pekat, sementara perbedaan tempat kemunculan, mendung dan sejenisnya menjadi hijab yang membuat tidak seluruh manusia bisa melihatnya. Karenanya, ia tidak tercatat dalam buku-buku sejarah.
Keempat
Karena mukjizat ini yang terjadi di waktu malam dalam sekejap di saat setiap orang lalai, maka tidak terlihat oleh seluruh manusia di semua tempat. Bahkan, meski ia terlihat oleh sebagian orang, ia tetap tidak memercayai matanya. Meski membenarkannya, peristiwa seperti ini yang diriwayatkan oleh satu orang tentu tidak memiliki nilai bagi sejarah.Adapun tambahan yang diselipkan kepada riwayat tentang “setelah terbelah bulan dikatakan jatuh ke bumi” yang ada pada beberapa buku, para ulama yang telah melakukan penelitian menolaknya.
Menurut mereka, tambahan ini mungkin diselipkan oleh sebagian kaum munafik untuk menjatuhkan nilai riwayat tersebut dan merendahkannya.
Kemudian pada waktu itu kabut kebodohan menutupi langit Inggris, kondisi hampir terbenam menyelimuti Spanyol, sementara Amerika berada di terik siang, pagi menghampiri Cina dan Jepang, lalu di negara-negara lain terdapat penghalang lain untuk bisa melihatnya. Karena itu, mukjizat besar ini tidak terlihat padanya.
Jika hal ini dipahami renungkanlah ucapan orang yang berkata, “Sejarah Inggris, Cina, Jepang, Amerika, dan negara-negara lainnya tidak menyebutkan tentang peristiwa ini. Dengan demikian, ia tidak terjadi.” Sungguh sangat celaka mereka yang makan sisa-sisa orang Eropa.
No Voice