Risalah Mi’raj | Risalah Mi’raj | 36
(1-43)
Kelima
Terbelahnya bulan bukan merupakan sebuah peristiwa yang terjadi dengan sendirinya lantaran sebab-sebab alami dan secara kebetulan, sehingga peristiwa ini tidak bisa dinilai dari sudut pandang hukum sebab akibat. Akan tetapi, ia dihadirkan oleh Pencipta mentari dan bulan Yang Mahabijak sebagai peristiwa yang berada di luar ketentuan alam guna membenarkan kerasulan Nabi SAW.
serta guna mendeklarasikan kebenaran dakwahnya.
Maka itu, peristiwa tersebut diperlihatkan kepada orang-orang yang ditentukan hikmah rububiyyahNya sesuai dengan rahasia petunjuk, taklif, dan hikmah penyampaian risalah. Sementara itu, sesuai dengan hikmah dan kehendak-Nya Dia sengaja menyembunyikannya dari penduduk negeri lainnya yang belum menerima dakwah Nabi serta menghijabnya dari mereka entah dengan awan, mendung, perbedaan tempat terbit, ketidakterlihatan bulan, terbitnya mentari di sejumlah negeri, teriknya siang di negeri lain, terbenamnya mentari dan berbagai sebab lain yang membuat mata tak bisa melihat peristiwa tersebut.
Andaikan mukjizat ini diperlihatkan kepada semua manusia di dunia maka ada dua kemungkinan. Bisa jadi isyarat Rasul SAW. dan penampakan mukjizat kenabiannya demikian jelas bagi mereka yang dalam kondisi demikian, ia sampai pada tingkat aksiomatik. Yakni, semua orang terpaksa membenarkan sehingga tidak ada pilihan lagi.
Jika demikian, rahasia taklif akan percuma padahal iman menjaga kebebasan akal untuk memilih. Atau bisa pula peristiwa tersebut tampak bagi mereka sebagai sebuah peristiwa langit semata. Akhirnya, ia terputus dari kerasulan Muhammad dan tidak lagi memiliki keistimewaan khusus.
Ringkasnya, peristiwa terbelahnya bulan tidak diragukan adanya dan telah dibuktikan secara pasti. Di sini kami akan menunjukkan kejadiannya lewat enam dalil yang valid2 di antara banyak dalil yang ada. Di antaranya: kesepakatan para sahabat yang merupakan orang-orang yang dapat dipercaya; kesepakatan para ulama tafsir saat menafsirkan, “bulan telah berbelah”; riwayat semua ahli hadits yang jujur yang menyebutkan kejadiannya lewat beragam sanad dan jalur 3; kes2 Yakni terdapat enam argumen yang kuat tentang terbelahnya bulan dalam enam jenis ijma. Hanya saja, sayang sekali di sini ia hanya bisa disebutkan secara ringkas. (penulis)
3 Kita sebutkan misalnya tiga hadis yang disepakati kesahihannya.
(1) dari Abdullah bin Mas’ud r.a. yang berkata, “Bulan terbelah pada masa Rasulullah saw menjadi dua. Lalu Nabi SAW. bersabda, ‘saksikanlah!’ (Muttafaq alayh). (2) Anas r.a. meriwayatkan bahwa penduduk Mekkah meminta kepada Rasulullah SAW. untuk memperlihatkan satu bukti kekuasaan Allah. Maka, beliau memperlihatkan terbelahnya bulan kepada mereka (muttafaq alayh). (3) Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan aksian semua wali dan orang-orang yang jujur yang mendapat kasyaf dan ilham; pembenaran ulama ilmu kalam meski jalan mereka berbedabeda; serta penerimaan umat yang tidak mungkin sepakat atas kesesatan sebagaimana disebutkan dalam hadist Nabi SAW..
Semua itu secara pasti membuktikan peristiwa terbelahnya bulan seterang mentari.
Kesimpulan
Pembahasan sampai di sini atas nama telaah ilmiah dan untuk membungkam para penolak. Setelah ini pembicaraan atas nama hakikat dan iman. Demikianlah apa yang telah disebutkan oleh telaah ilmiah, sementara hakikat yang ada berbunyi:
Stempel diwan kenabian merupakan bulanyang menerangi langit kerasulan. Wilayah ububidyahnya sangat tinggi hingga mencapai kedudukan kekasih-Nya. Ia memperlihatkan karomah yang agung dan mukjizat yang besar lewat mi’raj. Yakni dengan perjalanan fisik di cakrawala lanbahwa bulan terbelah pada masa Rasulullah SAW. (muttafaq alayh). Lihat Musnad al-Imam Ahmad 1/377, 413, 447, 456, 3/207, 220, 275, 4/81. Juga ath-Thayâlisi meriwayatkan dengan nomor 295, 1891, 1960. Serta lihat tafsir Ibnu Katsir 6/469) untuk mengetahui kemutawatiran peristiwa tersebut.
No Voice