Risalah Mi’raj | Risalah Mi’raj | 39
(1-43)
sebuah peristiwa cinta yang sedih tentang burak yang didatangkan dari surga. Karena ia termasuk wali yang saleh dan dalam kumpulan syairnya bersandar kepada berbagai riwayat sejarah Rasul SAW., maka ia menggambarkan hakikat tertentu dengannya. Hakikat tersebut adalah sebagai berikut:
Makhluk alam abadi memiliki hubungan kuat dengan cahaya Rasulullah SAW.. Pasalnya, dengan cahaya yang beliau bawa surga dan akhirat akan dimakmurkan oleh jin dan manusia. Kalau bukan karenanya tentu kebahagiaan abadi tidak ada, tentu jin dan manusia tidak bisa menempati surga, serta tidak bisa menikmati semua jenis ciptaan surga. Dengan kata lain, kalau bukan karena beliau surga akan kosong dan tidak memiliki penghuni.
Kami telah menyebutkan dalam ranting keempat dari kalimat kedua puluh empat bahwa:
Dari setiap jenis atau spesies telah dipilih juru bicara yang mewakili kelompoknya. Di antara juru bicara yang berada di garis terdepan ialah bulbul yang menyenangi bunga mawar yang mengungkapkan kebutuhan kelompok hewan yang mencapai tingkat cinta luar biasa kepada rombongan tumbuhan yang datang dari perbendaharaan Ilahi sekaligus membawa rizki hewan. Bulbul mengungkapkannya lewat iramanya yang halus kepada berbagai tumbuhan sebagai ekspresi sambutan yang baik yang dipenuhi dengan tasbih dan tahlil.
Sebagaimana Jibril as. mewakili jenis malaikat dalam melakukan pengabdian dengan penuh cinta kepada pribadi Muhammad SAW., yang menjadi sebab penciptaan alam, perantara kebahagiaan dunia
dan akhirat, serta kekasih Tuhan semesta alam, seraya menjelaskan rahasia sujud malaikat dan ketundukan mereka kepada Adam as., maka penduduk surga juga demikian bahkan hewannya sekalipun memiliki hubungan dengan Rasul SAW.
Sulayman Afandi telah mengungkapkan hakikat ini dengan rasa cinta yang diluncurkan oleh burak yang menjadi kendaraan beliau.
Kedua, salah satu hal yang terdapat dalam kumpulan syair mi’raj Nabi tersebut bahwa Sulayman Afandi mengungkapkan cinta suci Allah SWT. kepada Rasul SAW. di mana Dia berkata, “Aku mencintaimu.”
Ungkapan ini dengan makna umumnya yang kita kenal tidak layak dengan kemuliaan Allah SWT.. Namun, karena Sulayman Afandi termasuk wali dan ahli hakikat di mana kumpulan syairnya diterima dan disenangi oleh umat Islam secara umum, maka tentu saja makna yang ia perlihatkan adalah benar, yaitu:
Allah SWT. memiliki keindahan dan kesempurnaan yang bersifat mutlak. Semua jenis keindahan dan kesempurnaan yang terbagi atas seluruh alam merupakan tandatanda keindahan, kesempurnaan, dan petunjuk atas keindahan dan kesempurnaan-Nya. Nah, karena pemilik keindahan dan kesempurnaan secara otomatis mencintai keindahan dan kesempurnaanya, Allah SWT. mencintai keindahan-Nya dengan satu bentuk cinta yang sesuai dengan Dzat-Nya yang mulia. Dia juga mencintai nama-nama-Nya yang merupakan kilau keindahan-Nya.
Karena mencintai nama-nama-Nya, Dia juga mencintai kreasi-Nya yang memperlihatkan keindahan nama-nama-Nya. Jadi, Dia mencintai berbagai ciptaan-Nya yang merupakan cermin dari keindahan dan kesempurnaan-Nya. Karena Dia mencintai sesuatu yang menunjukkan keindahan dan kesempurnaan-Nya, Dia mencintai keelokan makhluk yang menunjukkan keindahan dan kesempurnaan nama-nama-Nya. Alquran yang penuh hikmah dalam ayat-ayatnya menerangkan lima bentuk cinta tersebut.
Demikianlah kondisi Rasul SAW.. Beliau merupakan sosok paling sempurna dalam ciptaan Allah serta pribadi yang paling utama. Beliau yang mengungkapkan kreasi Ilahi dengan sebuah zikir yang menarik disertai tasbih dan tahlil. Beliau
Makhluk alam abadi memiliki hubungan kuat dengan cahaya Rasulullah SAW.. Pasalnya, dengan cahaya yang beliau bawa surga dan akhirat akan dimakmurkan oleh jin dan manusia. Kalau bukan karenanya tentu kebahagiaan abadi tidak ada, tentu jin dan manusia tidak bisa menempati surga, serta tidak bisa menikmati semua jenis ciptaan surga. Dengan kata lain, kalau bukan karena beliau surga akan kosong dan tidak memiliki penghuni.
Kami telah menyebutkan dalam ranting keempat dari kalimat kedua puluh empat bahwa:
Dari setiap jenis atau spesies telah dipilih juru bicara yang mewakili kelompoknya. Di antara juru bicara yang berada di garis terdepan ialah bulbul yang menyenangi bunga mawar yang mengungkapkan kebutuhan kelompok hewan yang mencapai tingkat cinta luar biasa kepada rombongan tumbuhan yang datang dari perbendaharaan Ilahi sekaligus membawa rizki hewan. Bulbul mengungkapkannya lewat iramanya yang halus kepada berbagai tumbuhan sebagai ekspresi sambutan yang baik yang dipenuhi dengan tasbih dan tahlil.
Sebagaimana Jibril as. mewakili jenis malaikat dalam melakukan pengabdian dengan penuh cinta kepada pribadi Muhammad SAW., yang menjadi sebab penciptaan alam, perantara kebahagiaan dunia
dan akhirat, serta kekasih Tuhan semesta alam, seraya menjelaskan rahasia sujud malaikat dan ketundukan mereka kepada Adam as., maka penduduk surga juga demikian bahkan hewannya sekalipun memiliki hubungan dengan Rasul SAW.
Sulayman Afandi telah mengungkapkan hakikat ini dengan rasa cinta yang diluncurkan oleh burak yang menjadi kendaraan beliau.
Kedua, salah satu hal yang terdapat dalam kumpulan syair mi’raj Nabi tersebut bahwa Sulayman Afandi mengungkapkan cinta suci Allah SWT. kepada Rasul SAW. di mana Dia berkata, “Aku mencintaimu.”
Ungkapan ini dengan makna umumnya yang kita kenal tidak layak dengan kemuliaan Allah SWT.. Namun, karena Sulayman Afandi termasuk wali dan ahli hakikat di mana kumpulan syairnya diterima dan disenangi oleh umat Islam secara umum, maka tentu saja makna yang ia perlihatkan adalah benar, yaitu:
Allah SWT. memiliki keindahan dan kesempurnaan yang bersifat mutlak. Semua jenis keindahan dan kesempurnaan yang terbagi atas seluruh alam merupakan tandatanda keindahan, kesempurnaan, dan petunjuk atas keindahan dan kesempurnaan-Nya. Nah, karena pemilik keindahan dan kesempurnaan secara otomatis mencintai keindahan dan kesempurnaanya, Allah SWT. mencintai keindahan-Nya dengan satu bentuk cinta yang sesuai dengan Dzat-Nya yang mulia. Dia juga mencintai nama-nama-Nya yang merupakan kilau keindahan-Nya.
Karena mencintai nama-nama-Nya, Dia juga mencintai kreasi-Nya yang memperlihatkan keindahan nama-nama-Nya. Jadi, Dia mencintai berbagai ciptaan-Nya yang merupakan cermin dari keindahan dan kesempurnaan-Nya. Karena Dia mencintai sesuatu yang menunjukkan keindahan dan kesempurnaan-Nya, Dia mencintai keelokan makhluk yang menunjukkan keindahan dan kesempurnaan nama-nama-Nya. Alquran yang penuh hikmah dalam ayat-ayatnya menerangkan lima bentuk cinta tersebut.
Demikianlah kondisi Rasul SAW.. Beliau merupakan sosok paling sempurna dalam ciptaan Allah serta pribadi yang paling utama. Beliau yang mengungkapkan kreasi Ilahi dengan sebuah zikir yang menarik disertai tasbih dan tahlil. Beliau
No Voice