Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 59
(1-144)
MAHKAMAH LAIN DI ISTANBUL
Setelah tinggal di kota Aski Syahar, Ustadz Badiuzzaman menuju ke kota Sparte. Di sana beliau tinggal selama tujuh puluh hari untuk menemui murid-muridnya dan mengenang kembali tahun-tahun pengasingannya di sana.
Pada waktu itu, beberapa muridnya di Istanbul mencetak risalah “Mursyid asy-Syabab”37(Genclik Rehber/ Pembimbing Pemuda) dengan huruf baru. Hal ini menyebabkan tuduhan baru terhadap beliau dengan alasan melanggar pokok ke 163 dalam undang-undang Turki, yaitu pokok yang melarang sebarang kegiatan yang bertujuan mendirikan negara di atas dasar-dasar agama.
Ustadz Badiuzzaman dipanggil ke Istanbul untuk menghadap ke mahkamah tinggi. Tanggal 22 Januari 1952M ditentukan sebagai hari untuk meneliti tuduhan ini. Selama waktu itu beliau menulis beberapa pembahasan risalah “Miftah ila ‘Alam an-Nur”(Kunci kepada dunia an-Nur).
Badiuzzaman menuju ke Istanbul dan tinggal di hotel Aq Syahar. Ini adalah kunjungan pertama ke kota Istanbul setelah ditinggalkannya selama dua puluh tujuh tahun.
Istanbul............................kota yang indah itu
Istanbul............................kota masjid dan menara................kota yang beliau tinggali selama bertahun-tahun yang tak dapat dilupakannya...............kota yang beliau tinggalkan di dalamnya beratus-ratus sahabat sehidup semati sebelum bermulanya tahun-tahun pengasingan, penjara dan kesendirian yang memakan umurnya sebanyak seperempat abad.
Begitu beliau sampai di Istanbul, sahabat-sahabat lamanya mengunjungi bagaikan air bah.
Suatu pertemuan yang sangat mengesankan...betapa banyak kenangan masa lalu...kenangan jihad di jalan Allah dan di jalan RasulNya yang tercinta.
Beliau juga dikunjungi oleh murid-murid an-Nur dan para mahasiswa mukmin yang sangat rindu untuk melihat pembimbing utama mereka, melihat orang yang menghabiskan seluruh umurnya untuk berjihad di jalan Allah pada tahun-tahun paling genting, orang yang membawa di tangannya lampu petunjuk di tengah-tengah taufan yang paling ganas, tanpa kehilangan semangat dan himmah.
-----------------------------------------------
37 Risalah ini mengandungi petikan-petikan risalah-risalah an-Nur yang berkenaan dengan kehidupan pemuda di dunia maupun di akhirat. Ia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul “Raid asy-Syabab” dan diterbitkan di Beirut pada tahun 1974.
Setelah tinggal di kota Aski Syahar, Ustadz Badiuzzaman menuju ke kota Sparte. Di sana beliau tinggal selama tujuh puluh hari untuk menemui murid-muridnya dan mengenang kembali tahun-tahun pengasingannya di sana.
Pada waktu itu, beberapa muridnya di Istanbul mencetak risalah “Mursyid asy-Syabab”37(Genclik Rehber/ Pembimbing Pemuda) dengan huruf baru. Hal ini menyebabkan tuduhan baru terhadap beliau dengan alasan melanggar pokok ke 163 dalam undang-undang Turki, yaitu pokok yang melarang sebarang kegiatan yang bertujuan mendirikan negara di atas dasar-dasar agama.
Ustadz Badiuzzaman dipanggil ke Istanbul untuk menghadap ke mahkamah tinggi. Tanggal 22 Januari 1952M ditentukan sebagai hari untuk meneliti tuduhan ini. Selama waktu itu beliau menulis beberapa pembahasan risalah “Miftah ila ‘Alam an-Nur”(Kunci kepada dunia an-Nur).
Badiuzzaman menuju ke Istanbul dan tinggal di hotel Aq Syahar. Ini adalah kunjungan pertama ke kota Istanbul setelah ditinggalkannya selama dua puluh tujuh tahun.
Istanbul............................kota yang indah itu
Istanbul............................kota masjid dan menara................kota yang beliau tinggali selama bertahun-tahun yang tak dapat dilupakannya...............kota yang beliau tinggalkan di dalamnya beratus-ratus sahabat sehidup semati sebelum bermulanya tahun-tahun pengasingan, penjara dan kesendirian yang memakan umurnya sebanyak seperempat abad.
Begitu beliau sampai di Istanbul, sahabat-sahabat lamanya mengunjungi bagaikan air bah.
Suatu pertemuan yang sangat mengesankan...betapa banyak kenangan masa lalu...kenangan jihad di jalan Allah dan di jalan RasulNya yang tercinta.
Beliau juga dikunjungi oleh murid-murid an-Nur dan para mahasiswa mukmin yang sangat rindu untuk melihat pembimbing utama mereka, melihat orang yang menghabiskan seluruh umurnya untuk berjihad di jalan Allah pada tahun-tahun paling genting, orang yang membawa di tangannya lampu petunjuk di tengah-tengah taufan yang paling ganas, tanpa kehilangan semangat dan himmah.
-----------------------------------------------
37 Risalah ini mengandungi petikan-petikan risalah-risalah an-Nur yang berkenaan dengan kehidupan pemuda di dunia maupun di akhirat. Ia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul “Raid asy-Syabab” dan diterbitkan di Beirut pada tahun 1974.
No Voice