Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 61
(1-144)
Ketika waktu sembahyang Asar tiba, beliau meminta izin untuk mendirikan sembahyang. Permintaannya diluluskan, bahkan ketua mahkamah mengumumkan sidang kedua ini selesai.
Pada sidang ketiga yang diadakan pada tanggal 5 Maret 1952M, polisi mengambil langkah keselamatan yang ketat. Ratusan polisi disebarkan di depan dan di dalam mahkamah, sehingga mereka bisa mengatur ribuan pecinta dan murid Ustadz Badiuzzaman.
Pada mulanya mahkamah mendengarkan pengakuan mahasiswa yang mencetak risalah ini. Kemudian para pembela Badiuzzaman menyampaikan pembelaannya dan mereka menjawab semua tuduhan yang ditujukan kepada Badiuzzaman.
Akhirnya, ketua mahkamah bertanya kepada Badiuzzaman:
- Apakah ada lagi yang ingin kamu katakan sebagai tambahan yang telah kamu katakan tadi?
- Saya harap kalian mengizinkan saya untuk menambah satu kalimat lagi.
- Silakan!
- Sebenarnya saya tidak layak mendapat pujian dari pembela-pembelaku yang mulia, karena saya tiada lain hanyalah khadam al-Quran dan iman. Saya tiada kata lain kecuali ini.
Akhirnya mahkamah mengeluarkan keputusan pembebasannya.(56)
MAHKAMAH SAMISUN 1953M
Setelah bebas dari mahkamah Istambul, Ustadz Said Nursi pergi ke Emirdag, disana beliau mempunyai banyak kenangan, murid dan sahabat.
Pada suatu hari di bulan Ramadhan, Ustadz Said Nursi keluar bersendirian berjalan di ladang yang berhampiran dengan kota tanpa menyedari bahwa seorang mata-mata polisi dengan tiga orang anggotanya mengawasi beliau.
Ustadz tidak bisa meneruskan jalan-jalannya karena orang-orang tersebut menemuinya dan memaksanya untuk memakai topi. Mereka menggiringnya ke pos polisi. Ustadz protes terhadap perlakuan ini. Beliau menulis surat bantahan kepada departemen keadilan dan departemen dalam negeri Ankara. Di dalamnya beliau mencela perlakuan yang biadab ini. Beliau juga mengirimkan salinan bantahannya itu kepada salah seorang muridnya di Ankara agar dia mengikuti perkara ini melalui sumber-sumber resmi.
Dari Ankara beberapa muridnya memutuskan untuk mengirim salinan bantahan tersebut ke koran Islam yang terbit di Samisun dengan nama “Butuk Cihad” (Jihad Terbesar) dan dimuat disana.
Pada waktu itu terjadi peristiwa wartawan terkenal Ahmad Amin Yalman. Seorang pemuda Muslim berusaha membunuhnya. Pemuda tersebut menembaknya beberapa kali, akan tetapi dia tidak meninggal. Ahmad Amin Yalman ini adalah wartawan terkenal dari kelompok Dunmah38 Catatan amal perbuatannya dipenuhi dengan kerja-kerja memusuhi Islam. Antara lain dia menuntut pembentukan negara kecil Armenia di Turki. Dia juga meminta supaya Amerika Serikat menjajah bumi Turki secara militer guna mengatur urusannya, karena Turki tidak bisa mencapai suatu peringkat di mana ia bisa mengatur dirinya sendiri!!
Pada sidang ketiga yang diadakan pada tanggal 5 Maret 1952M, polisi mengambil langkah keselamatan yang ketat. Ratusan polisi disebarkan di depan dan di dalam mahkamah, sehingga mereka bisa mengatur ribuan pecinta dan murid Ustadz Badiuzzaman.
Pada mulanya mahkamah mendengarkan pengakuan mahasiswa yang mencetak risalah ini. Kemudian para pembela Badiuzzaman menyampaikan pembelaannya dan mereka menjawab semua tuduhan yang ditujukan kepada Badiuzzaman.
Akhirnya, ketua mahkamah bertanya kepada Badiuzzaman:
- Apakah ada lagi yang ingin kamu katakan sebagai tambahan yang telah kamu katakan tadi?
- Saya harap kalian mengizinkan saya untuk menambah satu kalimat lagi.
- Silakan!
- Sebenarnya saya tidak layak mendapat pujian dari pembela-pembelaku yang mulia, karena saya tiada lain hanyalah khadam al-Quran dan iman. Saya tiada kata lain kecuali ini.
Akhirnya mahkamah mengeluarkan keputusan pembebasannya.(56)
MAHKAMAH SAMISUN 1953M
Setelah bebas dari mahkamah Istambul, Ustadz Said Nursi pergi ke Emirdag, disana beliau mempunyai banyak kenangan, murid dan sahabat.
Pada suatu hari di bulan Ramadhan, Ustadz Said Nursi keluar bersendirian berjalan di ladang yang berhampiran dengan kota tanpa menyedari bahwa seorang mata-mata polisi dengan tiga orang anggotanya mengawasi beliau.
Ustadz tidak bisa meneruskan jalan-jalannya karena orang-orang tersebut menemuinya dan memaksanya untuk memakai topi. Mereka menggiringnya ke pos polisi. Ustadz protes terhadap perlakuan ini. Beliau menulis surat bantahan kepada departemen keadilan dan departemen dalam negeri Ankara. Di dalamnya beliau mencela perlakuan yang biadab ini. Beliau juga mengirimkan salinan bantahannya itu kepada salah seorang muridnya di Ankara agar dia mengikuti perkara ini melalui sumber-sumber resmi.
Dari Ankara beberapa muridnya memutuskan untuk mengirim salinan bantahan tersebut ke koran Islam yang terbit di Samisun dengan nama “Butuk Cihad” (Jihad Terbesar) dan dimuat disana.
Pada waktu itu terjadi peristiwa wartawan terkenal Ahmad Amin Yalman. Seorang pemuda Muslim berusaha membunuhnya. Pemuda tersebut menembaknya beberapa kali, akan tetapi dia tidak meninggal. Ahmad Amin Yalman ini adalah wartawan terkenal dari kelompok Dunmah38 Catatan amal perbuatannya dipenuhi dengan kerja-kerja memusuhi Islam. Antara lain dia menuntut pembentukan negara kecil Armenia di Turki. Dia juga meminta supaya Amerika Serikat menjajah bumi Turki secara militer guna mengatur urusannya, karena Turki tidak bisa mencapai suatu peringkat di mana ia bisa mengatur dirinya sendiri!!
No Voice