Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 147
(1-357)
Ketahuilah bahwa engkau sudah cukup untuk benar-benar bangga karena memiliki Tuhan Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Di antara kekuasaan-Nya adalah langit yang terlipat di tangan kanan-Nya dan bumi yang berada dalam genggaman-Nya pada hari kiamat nanti. Dia memelihara dirimu dengan kasih sayang yang lebih sempurna daripada kasih sayang orang tuamu. Engkau seperti satu tetes di lautan. Sementara, lautan seperti satu titik di padang pasir. Padang pasir seperti atom di antara jagad raya ciptaan-Nya. Pasalnya, Dia merupakan cahaya dari semua cahaya dan Maha Mengetahui seluruh rahasia. Bukan termasuk keagungan raja dari kalangan manusia ketika ia tidak sibuk dengan detil-detil persoalan. Namun itu termasuk kelemahan dan ketiadaan kekuasaan-Nya. Sementara, di antara keagungan Raja azali adalah di samping menulis tanda-tanda uluhiyah-Nya dengan pena kreasi-Nya di atas lembaran langit dengan tinta bintang yang berkilau, Dia juga menulis tanda-tanda rububiyah-Nya dengan pena yang sama di atas lembaran hitam mata dengan tinta permata istimewa.
Mahasuci Zat yang benda-benda angkasa dan planet yang bersinar menjadi petunjuk akan uluhiyah dan keagungan-Nya, serta lentera indah dan bintang yang tersenyum itu menjadi kilau bukti rububiyah dan kemuliaan-Nya.
Ketahuilah bahwa setiap nama-Nya yang mulia berisi semuanya secara global sebagaimana sinar mengandung tujuh warna. Demikian pula, masing-masing darinya menjadi dalil atas masing-masingnya sekaligus buah darinya. Di celah-celahnya terdapat pantulan laksana cermin. Karena itu, nama-nama-Nya dapat diingat sebagai analogi yang buahnya bersambung secara berantai atau sebagai hasil yang dalil-dalilnya berurutan secara sistematis. Hanya saja, nama yang paling agung dan esa berisi keseluruhan melebihi semua kandungan yang bersifat umum. Maka, sebagian orang bisa sampai kepada cahaya nama-Nya yang paling agung lewat nama-nama-Nya yang lain. Nama yang paling agung itu berbeda-beda dengan melihat kepada mereka yang telah sampai. Wallahu a’lam bish-shawab.

Munajat

Ilahi, sudah seharusnya aku tidak peduli walaupun kehidupan dunia dan akhirat hilang dariku dan seluruh alam mendatangiku. Engkau adalah Pemelihara diriku, Penciptaku, dan Tuhanku. Sementara aku adalah makhluk dan ciptaan-Mu. Aku memiliki sisi keterkaitan dan penisbatan meski sangat durhaka dan sangat jauh dari berbagai kemuliaan. Sekarang aku bermunajat dengan lisan kedudukanku sebagai makhluk:
Wahai Penciptaku, wahai Pemelihara diriku, wahai Pemilik diriku, wahai Pembentuk rupaku, wahai Tuhanku!
No Voice