Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 146
(1-357)
Keenam, karena Dia adalah Pemilik hakiki. Dia memikulkan untukmu kerajaan-Nya yang ada padamu. Pasalnya, engkau tidak bisa memikulnya. Karena itu, jika merasa memilikinya engkau berada dalam penderitaan yang pedih. Namun, dengan pemberian karunia-Nya yang terus berlangsung engkau tidak bersedih dengan kepergian sesuatu yang berada di tanganmu. Sebagaimana butir-butir mentari tidak bersedih ketika berubah dan terurai. Untuk memperlihatkan manifestasi mentari yang baru butir-butir itu rela mengorbankan bentuknya dengan penuh semangat. Bahkan ia mati dalam kondisi tertawa. Sejumlah buah juga tidak menangis lantaran berpisah dengan pohon, demikian pula dengan biji ketika terbelah menjadi buah, serta engkau ketika kehilangan buah tadi. Engkau, benih, dan buah sama-sama berkata, “Hiduplah wahai pohon!” Kematian kita adalah kehidupan.
Wahai saudara, engkau adalah buah dari pemberian nikmat-Nya; bahkan wujud karunia-Nya.
Ketujuh, karena Dia Mahakaya dan Mencukupi. Di tangan-Nya tergenggam perbendaharaan segala sesuatu. Apabila engkau menjadi hamba yang tulus kemudian engkau melihat alam, tentu engkau akan menemukan kerajaan Tuhan Pemilikmu berikut sejumlah rambu dan penjaganya sehingga engkau bisa bersenang-senang dengannya. Seakan-akan ini semua adalah milikmu yang didapat dengan mudah tanpa rasa sedih akibat kehilangan olehnya. Pasalnya, pelayan yang setia dan fana dalam cinta-Nya akan bangga dengan semua milik tuan-Nya.
Kedelapan, karena Dia Tuhan para nabi, rasul, wali, dan orang-orang bertakwa. Semua mereka berbahagia dalam rahmat-Nya. Pengetahuanmu tentang kebahagiaan mereka membuat deritamu menjadi bahagia dan nikmat selama engkau memang memiliki kalbu.
Ketahuilah! Jika berakal, engkau tidak pantas merasa risau, sedih, marah, dan kesal dengan urusan dunia yang datang dan hilang darimu. Sebab, dunia memang akan pergi, apalagi duniamu, terutama dirimu sendiri. Engkau tidak abadi di sini. Engkau juga bukan berasal dari besi atau pohon sehingga berusia panjang. Akan tetapi, engkau berasal dari daging yang terus diperbaharui, darah, yang terus mengalir, serta organ-organ pengikat yang sangat halus dan sensitif dengan sesuatu yang paling kecil sekalipun. Semua itu bisa terputus dan beku. Ia bisa rusak hanya oleh dua partikel. Lebih dari itu, fajar masa tua dan kafan setengah badanmu telah bernafas dalam dirimu. Bahkan, sejumlah penyakit yang merupakan awal dan tanda kematian bertamu dan bertempat dalam dirimu. Sementara, di hadapan dirimu terdapat usia abadi yang kau acuhkan. Padahal, kelapanganmu di sana bergantung pada usahamu di dunia. Namun, engkau tamak dan rakus ibarat orang yang akan kekal di dunia. Karena itu, sadarlah sebelum sakaratul maut mengingatkanmu.
Ketahuilah bahwa apabila engkau menghadap kepada-Nya dengan alamat yang dikenal ia menjadi sesuatu yang tak diketahui dan mungkar. Pasalnya, pengetahuan dan pengenalan tadi buah dari kebiasaan, tradisi, dan diskusi terminologis semata; yang tak sampai kepada hakikat sama sekali. Bahkan, sesuatu yang tampak di dalamnya olehmu tidak berisi sifat-sifat yang bersifat mutlak. Akan tetapi, hanya satu bentuk persepsi tentang Zat yang suci. Namun, jika engkau menghadap kepada-Nya lewat wujud yang tak diketahui, kilau-kilau pengetahuan akan tersingkap. Demikian pula dengan kilat dan sinar Tuhan. Sifat-sifat yang bersifat mutlak, komprehensif, dan tampak di alam bukan sesuatu berat dan besar bagi-Nya sebagaimana mengenakan baju dan sapu tangan dari sutera yang halus tidak berat bagimu.
No Voice