Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 144
(1-357)
Wahai Said yang malang! Kubur adalah pintu yang bagian dalamnya berupa rahmat dan bagian luarnya berisi siksa. Para kekasih dan orang-orang yang kau cintai sebagian besarnya—bahkan seluruhnya—berada di balik pintu tersebut. Tidakkah engkau rindu kepada mereka dan pergi menuju alam mereka. Karena itu, bersihkan dirimu. Jika tidak, mereka akan merendahkanmu.
Andaikan ada yang memberitahumu bahwa Imam ar-Rabbani Ahmad al-Faruqi sekarang ini berada di India, tentu engkau akan menembus berbagai kesulitan dan meninggalkan tanah air untuk mengunjunginya. Padahal di bawah nama Ahmad saja ribuan bintang mengitari mentari yang dalam injil bernama Ahmad, di dalam Taurat bernama Ahyad, sementara dalam Alquran bernama Muhammad. Di bawah nama Muhammad terdapat jutaan. Demikianlah semuanya berada di balik pintu kubur mendapatkan rahmat Allah. Karena itu, yang harus menjadi fokus perhatianmu adalah hal-hal sebagai berikut:
Jika engkau mengabdi untuk Allah, maka segala sesuatu menjadi baik untukmu. Namun, jika tidak, segala sesuatu akan membahayakanmu.
Segala sesuatu sesuai dengan ketentuan. Maka, hendaknya engkau ridha dengan jatahmu pasti engkau mendapat tambahan kemudahan. Namun, jika tidak, engkau akan semakin sakit. Kerajaan ini adalah milik-Nya. Dia membelinya darimu untuk membuatnya kekal bersamamu. Namun, ia akan hilang begitu saja kalau dibiarkan berada padamu. Dari berbagai aspek, engkau sangat membutuhkan-Nya.
Engkau terikat lewat empat arah yang tertutup. Engkau digiring menuju pintu kubur yang terbuka bagimu.
Tidak ada kenikmatan hakiki pada sesuatu yang tidak kekal. Engkau akan lenyap demikian pula dengan duniamu. Dunia manusia juga begitu.
Gambaran ini akan dicabut dari alam serta akan digantikan dengan yang lain. Ia ibarat detik, menit, jam, dan hari. Seolah-olah alam merupakan jam besar sebagaimana disebutkan dalam bagian keempat dari “kalimat kesembilan”. Maka, engkau tidak boleh fokus kepada sesuatu yang hanya menyisakan jejak dalam hal yang fana.
Jangan melihat kepada perbuatan-Nya serta rahmat dan karunia-Nya dari kondisimu yang jauh dan buruk serta dari keagungan dan kemuliaan-Nya. Sebab, dalam kondisi demikian yang layak adalah bertasbih menyucikan-Nya.
Jangan engkau melihat sifat-sifat agung-Nya dari bagaimana kedekatan dan peliputan-Nya lewat pengetahuan dan rahmat-Nya serta dari statusmu sebagai makhluk yang berada dalam perhatian dan kemurahan-Nya. Hal itu agar engkau tidak terjerumus ke dalam ilusi.
Mahasuci Zat yang tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran. Segala puji bagi Allah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia yang menggenggam kebaikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
No Voice