Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 142
(1-357)
Ia menggabungkan antara kehalusan yang tinggi, keselamatan yang unggul, keterpaduan yang kokoh, keselarasan yang mantap, kerjasama antar kalimat dan bentuknya, serta kesesuaian antar ayat dan tujuannya dengan kesaksian ilmu bayan dan semantik. Padahal, ia turun dalam kurun waktu dua puluh tahun secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan sedikit demi sedikit namun selaras seolah-olah turun dalam waktu sekaligus. Selain itu, ia turun dengan sebab yang berbeda-beda namun tetap saling menguatkan seolah-olah sebabnya hanya satu. Ia datang sebagai jawaban atas berbagai persoalan yang berulang dan beragam namun tetap padu dan menyatu seolah-olah pertanyaannya satu. Ia menjadi penjelasan bagi berbagai peristiwa hukum yang bermacam-macam, namun demikian teratur seolah-olah peristiwanya satu. Ia turun berisi berbagai karunia ilahi dalam sejumlah gaya bahasa yang sesuai dengan pemahaman mitra bicara. Terutama, ia turun kepada Nabi saw dengan beragam kondisi namun tetap sangat mirip dan indah seolah-olah kondisinya sama. Ia datang dengan berbicara kepada berbagai lapisan manusia, namun penjelasannya tetap mudah, fasih, dan jelas seolah-olah mitra bicaranya satu sehingga setiap lapisan mengira dirinyalah yang sebenarnya dituju. Ia datang untuk memberikan hidayah dan untuk mengantarkan kepada berbagai tujuan petunjuk secara bertahap, namun tetap sangat lurus, rapi, dan seimbang seolah-olah tujuannya satu. Tujuan yang ada berkutat pada empat hal berikut:
Yaitu tauhid, kenabian, pengumpulan di mahsyar, dan keadilan. Dengan dipenuhi oleh kandungan tauhid, ia menjadi selaras, padu, teratur, dan menyatu. Siapa yang memiliki mata hati ia akan menemukan di dalam Alquran sebuah mata untuk melihat semua alam laksana lembaran yang terlihat jelas. Ia datang secara berulang-ulang untuk menegaskan dan mengaktualisasikan sejumlah kisah dan hukum. Namun demikian, pengulangannya tidak membuat bosan serta tidak menghilangkan cita rasanya. Setiap kali diulang, ia semakin tegas dan nyata. Bahkan, apa yang diulang membuat indah dan menyenangkan. Kesturi yang disebarkan berulang-ulang menjadikan harumnya menyebar ke mana-mana. Setiap kali dihadirkan ia semakin nikmat selama engkau memiliki cita rasa yang sehat, dengan kalbu yang tidak sakit. Rahasianya adalah karena ia merupakan makanan dan nutrisi kalbu, serta kekuatan dan obat bagi ruh. Makanan tersebut tidak membosankan meski berulang-ulang. Orang yang sudah terbiasa akan merasa nyaman dan nikmat. Hal ini berbeda dengan canda yang menyenangkan ketika baru muncul, namun akan membosankan kalau diulang berkali-kali.
Sebagaimana manusia dalam kehidupan materinya selalu membutuhkan udara, setiap waktu selalu membutuhkan air, setiap hari selalu membutuhkan makanan, serta setiap minggu membutuhkan cahaya, maka berulangnya semua persoalan ini lantaran berulangnya kebutuhan sehingga tidak disebut sebagai pengulangan. Hal yang sama terjadi pada manusia dilihat dari sisi kehidupan ruhaniahnya. Ia membutuhkan kepada berbagai kandungan Alquran. Pada setiap menit bahkan setiap waktu ia membutuhkan sebagiannya seperti, “Dia.. Allah.” Dengannya, ruh bisa bernafas. Pada setiap saat ia membutuhkan sebagiannya semacam, “Bismillah”. Pada setiap masa ia membutuhkan sebagian lagi dan pada setiap waktu ia membutuhkan sebagian lagi sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Alquran mengulang apa yang perlu diulang untuk kehidupan kalbu.
No Voice