Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 152
(1-357)
Dia menulis permukaan langit dengan bintang-gemintang dan mentarinya sebagaimana menulis lembaran sayap lebah dengan sel dan partikel-partikelnya. “Singgasana-Nya seluas langit dan bumi.”[1] Padahal, Dia, “bersama kalian di mana saja kalian berada.”[2] “Dia Maha Pertama, Maha terakhir, Maha Tampak, dan Maha tersembunyi. Dia Mengetahui segala sesuatu.”[3] Demikian seterusnya. Kelompok manusia yang sesat muncul lantaran keterbatasan para imam mereka dalam menyusuri alam batini dengan bersandar pada apa yang mereka saksikan di tengah jalan. Hal ini seperti ungkapan yang berbunyi, “Engkau hafal satu hal, namun kehilangan banyak hal.”
Ketahuilah bahwa penggambaran langit dengan dunia dalam firman Allah yang berbunyi, “Kami hiasi langit dunia,” serta penempatan dunia yang berhadapan dengan akhirat menunjukkan bahwa enam lapis langit yang lain menatap kepada alam yang lain, mulai dari barzakh hingga sorga, yang bintang-gemintangnya terlihat dan di antara tingkatanya adalah langit dunia. Wallahu a’lam.
Ketahuilah bahwa engkau didatangkan ke alam wujud ini dari tiada. Kemudian Tuhan menaikkanmu dari tingkatan yang paling rendah menuju sosok manusia muslim dengan anugerah-Nya. Banyaknya tingkatan yang kau lalui dari awal masing-masing merupakan nikmat yang dikaruniakan kepadamu. Dalam dirimu terdapat buah dan celupan dari masing-masingnya sehingga engkau menjadi untaian kalung yang tersusun indah serta satu bulir konstruksi dari kepala hingga kaki.
Engkau laksana indeks bagi seluruh tingkatan karunia-Nya. Karena wujud menuntut adanya sebab, sementara ketiadaan tidak demikian sebagaimana tertanam dalam benak manusia, maka engkau akan ditanya pada setiap tingkatan wujud dari pertikel hingga tiada; bagaimana engkau sampai kepada nikmat tersebut? Dan dengan cara apa engkau mendapatkannya? Serta apakah engkau bersyukur? Orang berakal tentu tidak akan bertanya mengapa batu tidak menjadi pohon atau mengapa pohon tidak menjadi manusia?
-------------------------------------
[1] Q.S. al-Baqarah: 255.
[2] Q.S. al-Hadid: 4.
[3] Q.S. Fushshilat: 12.
Ketahuilah bahwa penggambaran langit dengan dunia dalam firman Allah yang berbunyi, “Kami hiasi langit dunia,” serta penempatan dunia yang berhadapan dengan akhirat menunjukkan bahwa enam lapis langit yang lain menatap kepada alam yang lain, mulai dari barzakh hingga sorga, yang bintang-gemintangnya terlihat dan di antara tingkatanya adalah langit dunia. Wallahu a’lam.
Ketahuilah bahwa engkau didatangkan ke alam wujud ini dari tiada. Kemudian Tuhan menaikkanmu dari tingkatan yang paling rendah menuju sosok manusia muslim dengan anugerah-Nya. Banyaknya tingkatan yang kau lalui dari awal masing-masing merupakan nikmat yang dikaruniakan kepadamu. Dalam dirimu terdapat buah dan celupan dari masing-masingnya sehingga engkau menjadi untaian kalung yang tersusun indah serta satu bulir konstruksi dari kepala hingga kaki.
Engkau laksana indeks bagi seluruh tingkatan karunia-Nya. Karena wujud menuntut adanya sebab, sementara ketiadaan tidak demikian sebagaimana tertanam dalam benak manusia, maka engkau akan ditanya pada setiap tingkatan wujud dari pertikel hingga tiada; bagaimana engkau sampai kepada nikmat tersebut? Dan dengan cara apa engkau mendapatkannya? Serta apakah engkau bersyukur? Orang berakal tentu tidak akan bertanya mengapa batu tidak menjadi pohon atau mengapa pohon tidak menjadi manusia?
-------------------------------------
[1] Q.S. al-Baqarah: 255.
[2] Q.S. al-Hadid: 4.
[3] Q.S. Fushshilat: 12.
No Voice