Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 155
(1-357)
Ketahuilah bahwa siapa yang memperhatikan elemen sesuatu berikut perjalanannya sampai ke batas tertentu di mana di sana ia berhenti karena sejumlah manfaat, tentu ia yakin bahwa pada batas tersebut ada Zat yang memerintahkan elemen tadi dengan berkata, “Berhentilah!” Ini sama seperti cetakan yang memberikan perintah kepada emas yang cair lewat lisan besi sekaligus memberikan larangan dengan berkata, “Jangan mencair lagi dan berhentilah!”

Yang memberikan perintah kepada elemen dan partikel di atas tidak lain adalah pengetahuan yang komprehensif yang terwujud sesuai dengan ketentuan sehingga ia menghasilkan kadarnya sebagai cetakan.[1]

Ketahuilah bahwa sebagaimana bagian Alquran yang satu dengan yang lain saling menjelaskan, demikian pula dengan kitab alam. Sebagian ayatnya menjelaskan sebagian yang lain. Selanjutnya, sebagaimana alam materi membutuhkan mentari lewat curahan cahaya nikmatnya, demikian pula dengan alam maknawi. Ia juga membutuhkan mentari kenabian agar cahaya rahmat Allah tercurah padanya. Kenabian Muhammad saw yang sangat jelas, tegas, dan pasti layaknya mentari di tengah siang. Apakah siang membutuhkan dalil akan keberadaannya?!

Ketahuilah bahwa buah dari keberadaan makhluk hidup tidak hanya mengarah kepada makhluk hidup tersebut berikut keabadian, manfaat, dan kesempurnaannya. Namun, satu bagian dan satu tingkatan mengarah kepadanya, namun dalam tingkatan yang tak terhingga ia mengarah kepada Zat Yang Menghidupkan; Allah Swt. Bagian makhluk bisa jadi baru terwujud dalam waktu yang panjang. Akan tetapi, bagian yang mengarah kepada Zat Yang Menghidupkan bisa terwujud seketika sebagaimana ketika makhluk yang lewat pantulannya terhadap manifestasi dari nama-Nya yang mulia memperlihatkan pujian terhadap Penciptanya dengan melekatkan sejumlah sifat sempurna, indah, dan agung pada-Nya lewat kondisinya.
--------------------------------------
[1] Dalam edisi pertama terdapat teks berbunyi, “ketahuilah bahwa nama-nama-Nya yang mulia ibarat beragam pintu dan sisi yang mengarah kepada partikel. Sejumlah nama yang saling berhadapan bisa jadi terwujud dalam sesuatu. Misalnya Maha Memberi, Maha Menahan, Maha Memberikan bahaya, serta Maha Memberikan manfaat. Hal itu menunjukkan bahwa di samping memberi untuk satu tujuan, Dia juga menahan dari sesuatu dengan kehendak-Nya, menimpakan bahaya kepada yang satu dan memberikan manfaat kepada yang lain. Semuanya kembali kepada Allah Swt. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Zat yang memiliki sifat dari hakikat salah satu nama-Nya memiliki sifat dari seluruh nama-Nya.
No Voice