Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 157
(1-357)
Ketahuilah bahwa perasaan dan pengetahuan yang terkait denganmu dan berasal darimu, sesuai dengan kadar yang kembali kepadamu. Rahasianya adalah tidak boros, kesesuaian antara sebab akibat, serta kekuatan untuk beramal. Apa yang kembali kepadamu jika diukur dengan apa yang kembali kepada Zat yang menciptakanmu seperti antara sehelai rambut dan tali atau antara tali benang dan pakaian. Pengetahuan dan perasaanmu yang bergantung pada dirimu jika diukur dengan pengetahuan dan penglihatan-Nya yang bergantung padamu seperti kunang-kunang yang mengeluarkan cahaya seperti bintang gemerlap yang berada di waktu siang di bawah sinar mentari. Ketika berada dalam gelap kelalaian dan malam alam materi, engkau melihat cahayamu seperti bintang.
Ketahuilah bahwa di antara perbuatan-perbuatan Allah terdapat keselarasan, di antara jejak-jejaknya terdapat kemiripan, di antara nama-nama-Nya saling memantulkan, di antara sifat-sifat-Nya saling berkaitan, di antara urusan-Nya terdapat keterpaduan. Hanya saja, masing-masing memiliki tingkatan khusus yang dalam perkembangannya diikuti oleh yang lain. Hukumnya tidak mengarah kepada yang lain serta perangkat yang melekat pada yang lain tidak dituntut darinya. Pasalnya sesuatu yang melekat pada yang wajib tidak otomatis menjadi wajib kecuali dengan maksud baru. Sebab, pihak yang mengikuti tidak diikuti sebagaimana huruf tambahan tidak menjadi objek penilaian.
Apabila dari jejak-Nya engkau melihat kepada benda mati, ia mengarah kepada kekuasaan dan keagungan-Nya. Engkau bisa melihat manifestasi seluruh nama-Nya sebagai bentuk digresi dan asesori.
Apabila engkau melihat kepada hewan yang tak bisa bertutur, berikan kedudukan yang tepat untuknya. “Segala sesuatu ditetapkan di sisi-Nya dengan ukuran tertentu.”[1] “Dia menciptakan segala sesuatu serta menetapkan ukurannya secara cermat.”[2]
Ketahuilah bahwa kalimat “lâ hawlâ walâ quwwata illâ billâh (tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah),” mengarah kepada sejumlah tingkatan perkembangan manusia dan fase keberadaannya dari partikel menuju wujud yang hidup, mulai dari materi mati, tumbuhan yang berkembang, hewan yang memiliki daya rasa, hingga menjadi manusia beriman. Pada setiap tingkatan darinya terdapat sejumlah derita dan harapan:
----------------------------------
[1] Q.S. ar-Ra’ad: 8.
[2] Q.S. al-Furqân: 2.
Ketahuilah bahwa di antara perbuatan-perbuatan Allah terdapat keselarasan, di antara jejak-jejaknya terdapat kemiripan, di antara nama-nama-Nya saling memantulkan, di antara sifat-sifat-Nya saling berkaitan, di antara urusan-Nya terdapat keterpaduan. Hanya saja, masing-masing memiliki tingkatan khusus yang dalam perkembangannya diikuti oleh yang lain. Hukumnya tidak mengarah kepada yang lain serta perangkat yang melekat pada yang lain tidak dituntut darinya. Pasalnya sesuatu yang melekat pada yang wajib tidak otomatis menjadi wajib kecuali dengan maksud baru. Sebab, pihak yang mengikuti tidak diikuti sebagaimana huruf tambahan tidak menjadi objek penilaian.
Apabila dari jejak-Nya engkau melihat kepada benda mati, ia mengarah kepada kekuasaan dan keagungan-Nya. Engkau bisa melihat manifestasi seluruh nama-Nya sebagai bentuk digresi dan asesori.
Apabila engkau melihat kepada hewan yang tak bisa bertutur, berikan kedudukan yang tepat untuknya. “Segala sesuatu ditetapkan di sisi-Nya dengan ukuran tertentu.”[1] “Dia menciptakan segala sesuatu serta menetapkan ukurannya secara cermat.”[2]
Ketahuilah bahwa kalimat “lâ hawlâ walâ quwwata illâ billâh (tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah),” mengarah kepada sejumlah tingkatan perkembangan manusia dan fase keberadaannya dari partikel menuju wujud yang hidup, mulai dari materi mati, tumbuhan yang berkembang, hewan yang memiliki daya rasa, hingga menjadi manusia beriman. Pada setiap tingkatan darinya terdapat sejumlah derita dan harapan:
----------------------------------
[1] Q.S. ar-Ra’ad: 8.
[2] Q.S. al-Furqân: 2.
No Voice