Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 156
(1-357)
Ketahuilah bahwa diri manusia seperti satu spesies dari seluruh spesies yang ada. Rahasianya karena seorang manusia memiliki masa lalu dan masa depan. Secara maknawi pada pribadinya terkumpul setiap bagian dari dirinya yang mati. Pada setiap tahun secara abstrak meninggal dua sosok darinya yang mewariskan derita, dosa, harapan, dan sebagainya. Seolah-olah ia merupakan pribadi seutuhnya. Akal pikirannya yang komprehensif, kalbunya yang lapang, serta yang lain memberinya satu bentuk totalitas. Keberadaan dirinya sebagai pribadi seperti spesiesnya dalam menjadi khilafah dan kedudukannya sebagai pusat bagi alamnya sendiri sebagaimana bagi alam secara umum. Relasi dengan seluruh bagian alam berikut tindakannya merubah dan mengganti jenis tumbuhan, hewan, dan tambang juga memberikan kepadanya bentuk totalitas. Seolah-olah setiap orang adalah satu jenis atau spesies yang terbatas pada diri manusia. Doa seorang mukmin untuk seluruh penduduk langit dan bumi menunjukkan bahwa seorang diri dengan keimanannya bisa menjadi seperti satu alam atau pusatnya.

Kiamat yang berulang kali terjadi pada satu jenis atau spesies hewan yang tampak setiap tahun juga terjadi pada setiap diri manusia. Engkau bisa melihat tanda-tanda rahmat Allah pada buah yang terus bermunculan kembali setiap tahunnya persis seperti aslinya. Juga kepada kebangkitan dan kiamatnya segala jenis kutu dan serangga dengan sangat mudah. Jadi, kitab alam pada ayat-ayat penciptaan ini menjadi dalil bagi akan terwujudnya kiamat besar sebagaimana hal tersebut ditunjukkan oleh ayat-ayat Alquran. Dalil-dalil rasional mengenai kiamat telah kusebutkan dalam isyârât al-I’jaz[1] serta pada bab ketiga dalam “Nuqthah (Setitik)”. Engkau bisa merujuk kepada keduanya. Di dalamnya terdapat uraian yang menghilangkan rasa ragu dan bimbang.

Ketahuilah bahwa apabila engkau memperhatikan Alquran bungkuslah setiap suaranya yang beragam dalam memberikan petunjuk serta yang tercelup oleh perantara dari mulai Jibril hingga kepada orang yang kau dengar dengan sesuatu yang sesuai.

Lewat mendengar dari seorang qari (pembaca) yang berada dalam majlismu, engkau bisa meneruskan untuk mendengar dari Nabi saw yang membacakannya saat berada dalam puncak kenabian di majlis bumi kepada penduduknya; manusia dan makhluk yang lain.

Engkau juga bisa mendengar dari Jibril ketika sedang berbicara dengan Nabi di ufuk yang paling tinggi.

Engkau bisa mendengar dari balik tujuh puluh ribu hijab dari Sang Pembicara azali, ketika Dia berbicara dengan Nabi saw sejarak dua busur atau lebih dekat lagi. Jika mampu, pakai dan bungkuslah sesuatu lewat yang sesuai dengannya.
----------------------------------------------------
[1] Ketika menafsirkan firman Allah yang berbunyi, “Dan mereka yakin terhadap akhirat.” (QS al-Baqarah: 4) “Berikan kabar gembira kepada orang-orang beriman dan beramal saleh.” (QS al-Baqarah: 25).
No Voice