Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 153
(1-357)
Wahai Said yang malang, dan tertipu! Engkau adalah satu titik di tengah-tengah rangkaian alam. Padamu terdapat nikmat sebanyak apa yang berada di bawahmu hingga tiada. Engkau bertanggung jawab untuk bersyukur atasnya. Adapun yang berada di atas, engkau dan tiada seorangpun yang berhak bertanya mengapa engkau tidak mencapai yang lebih dari tinggi dari keberadaanmu. Sama halnya dengan partikel yang tidak layak bertanya, “Mengapa aku tidak menjadi matahari?” Juga, lebah tidak layak bertanya kepada Penciptanya, “Mengapa aku tidak dijadikan pohon kurma yang berbuah?” Pasalnya, apa yang berada di bawahmu berlaku, sementara yang berada di atasmu hampa, bersifat mungkin, dan nyaris mustahil.
Ketahuilah wahai “ego”, di antara yang membuatmu binasa, jatuh, hina, rendah, dan tersesat, adalah karena engkau tidak memberikan kepada si pemilik hak sesuatu yang menjadi haknya, serta kepada si pemilik beban sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya. Namun, engkau melewati batas dan berlebihan sehingga membebani sejumlah orang yang tergabung satu pasukan dengan sejumlah tuntutan yang layak untuk pasukan besar. Engkau mencari dalam pantulan mentari yang terdapat dalam tetesan air atau permukaan bunga perangkat pohon mentari yang besar yang membuahkan sejumlah planet. Ya, satu tetes air dan bunga itu hanya memantulkan; tidak memiliki sifat mentari itu sendiri.
Ketahuilah bahwa kerajaan ini adalah milik-Nya, amanah-Nya, lalu Dia beli. Tidak ada kebaikan pada sesuatu yang tidak kekal. Karena itu jangan engkau melanggar janji kepada-Nya. Engkau pasti mati. Kematian yang berujung kepada kehidupan lebih utama daripada kehidupan yang berbalik menuju kematian.
Ketahuilah bahwa beragam jenis alam yang terdapat di alam wujud ini tidak mendatangkan kesulitan dan kerepotan. Cobalah di waktu malam yang gelap engkau masuk ke dalam sebuah rumah yang terang oleh sejumlah lampu di mana keempat sisi ruangannya terbuat dari kaca sebagai bentuk lentera alam.
Pertama-tama di dalamnya engkau akan melihat sejumlah rumah terang yang bertebaran di seluruh negeri seolah-olah sepanjang mata memandang tidak ada kegelapan.
Kedua, engkau bisa melakukan perubahan dan pergantian dengan sangat mudah terhadap sejumlah rumah tersebut.
Ketiga, engkau bisa melihat bagaimana lampu yang sebenarnya lebih dekat kepada lampu imajiner yang terjauh daripada yang berada di depannya; bahkan daripada dirinya sendiri sebab ia merupakan Zat yang menegakkannya.
Keempat, benih dari alam wujud ini mampu memikul alam lain darinya.
Empat kaidah di atas berlaku pada banyak hal, bahkan antara Zat Yang Wajib ada dan makhluk yang mungkin ada di mana eksistensinya berada dalam bayangan cahaya-Nya. Eksistensinya masih dalam ilusi. Hanya saja, dengan perintah Allah, ia memiliki wujud lahiri. Wujudnya ada karena dihadirkan oleh Allah. Perhatikanlah baik-baik!
No Voice