Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 44
(1-144)
PERTEMUAN DENGAN WALIKOTA
Badiuzzaman diawasi oleh para penguasa Kastamonu. Oni Dughan dan Madhat Alti Ogh termasuk dua orang penguasa yang sering membuat Badiuzzaman jengkel. Mereka berdua selalu mencari-cari sesuatu yang membuat beliau jengkel.
Karena Badiuzzaman masih senantiasa memakai pakaian dan serban kebiasaannya – itu berarti menyalahi peraturan pakaian30- maka walikota Madhat Alti Ogh memanggilnya ke kediaman resminya. Badiuzzaman mendatangi rumah walikota itu dengan digiringi banyak polisi. Beliau sangat marah. Ternyata salah seorang polisi berusaha menanggalkan serbannya di jalan. Beliau masuk ke rumah walikota dan berkata pedas: “Dengar hai Madhat, di sana tidak ada apa-apa selain penghalang tipis di antara kita dan kematian yang kalian takuti. Jika kita serbu penghalang ini, maka tidak ada lagi sesuatu yang perlu kita takuti. Oleh kerana itu, lakukan proses peraturan itu sesuka hatimu”.
Wajah walikota merah padam. Dia salah tingkah dan tidak bisa menjawab. Dengan susah payah tangannya mencapai loceng yang terletak di atas mejanya. Dia tekan loceng itu untuk memanggil para pegawainya supaya mereka membawa Badiuzzaman pulang ke rumahnya. Dia tak jadi melaksanakan niat jahatnya, padahal dia adalah walikota yang terkenal dengan kebengisan dan kekerasan hatinya untuk menuntut Ustadz Badiuzzaman supaya menukar pakaiannya.(43)
BERSAMA PARA PELAJAR SEKOLAH
Pada tahun-tahun gelap gulita itu pelajaran agama dihapuskan, sebagaimana kata-kata “Pencipta”, “Tuhan” dan “Allah Ta’ala” dihapuskan dari buku-buku sekolah dan diganti dengan kata-kata “alam”, “perkembangan”, “patriotisme”, “nasionalisme” dan seterusnya...”. Tujuannya adalah melenyapkan pengertian “Tuhan” dan menghilangkan ide “Pencipta” dari pikiran serta menyebarkan pemahaman bahwa iman kepada Allah Ta’ala adalah sama dengan kebodohan dan bahwa di antara tanda keilmuan dan pengetahuan adalah pengingkaran terhadap kewujudan Allah. Barangkali ada gunanya kami menukilkan penjelasan paragraf akhir di atas dari sub kata lafdhul jalalah “Allah” yang terdapat pada “Dairah Ma’arif al-Hayah” (Ensiklopedia kehidupan) Turki yang dicetak di Istanbul pada tahun 1932M jilid pertama, agar suasana pemikiran yang dominan bagi orang-orang yang mengaku berilmu di Turki pada waktu itu jelas. Setelah kita membaca pengertian mereka tentang bagaimana tumbuhnya ide Ketuhanan pada manusia badui, dan bagaimana perkembangan selanjutnya serta bagaimana kedatangan agama, akhirnya baris terakhirnya berbunyi sebagai berikut: “Sesungguhnya ide yang ingin disebarkan oleh agama-agama yang ada sekarang ialah: bahwa Allah itu Esa dan bahwa Dialah Pencipta alam semesta, akan tetapi kemajuan sesuatu yang disebut “Allah”. Ide tidak percaya kepada Allah ini telah tersebar di kalangan orang-orang yang terpelajar”. (44)
---------------------------------------
30 Peraturan pakaian: Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1925M. Dengan peraturan itu orang diharamkan memakai pakaian Othmaniyah dan hijab bagi kaum wanita. Peraturan itu juga mengharuskan pakaian terbuka dan pakaian al Eropah serta topi.
Badiuzzaman diawasi oleh para penguasa Kastamonu. Oni Dughan dan Madhat Alti Ogh termasuk dua orang penguasa yang sering membuat Badiuzzaman jengkel. Mereka berdua selalu mencari-cari sesuatu yang membuat beliau jengkel.
Karena Badiuzzaman masih senantiasa memakai pakaian dan serban kebiasaannya – itu berarti menyalahi peraturan pakaian30- maka walikota Madhat Alti Ogh memanggilnya ke kediaman resminya. Badiuzzaman mendatangi rumah walikota itu dengan digiringi banyak polisi. Beliau sangat marah. Ternyata salah seorang polisi berusaha menanggalkan serbannya di jalan. Beliau masuk ke rumah walikota dan berkata pedas: “Dengar hai Madhat, di sana tidak ada apa-apa selain penghalang tipis di antara kita dan kematian yang kalian takuti. Jika kita serbu penghalang ini, maka tidak ada lagi sesuatu yang perlu kita takuti. Oleh kerana itu, lakukan proses peraturan itu sesuka hatimu”.
Wajah walikota merah padam. Dia salah tingkah dan tidak bisa menjawab. Dengan susah payah tangannya mencapai loceng yang terletak di atas mejanya. Dia tekan loceng itu untuk memanggil para pegawainya supaya mereka membawa Badiuzzaman pulang ke rumahnya. Dia tak jadi melaksanakan niat jahatnya, padahal dia adalah walikota yang terkenal dengan kebengisan dan kekerasan hatinya untuk menuntut Ustadz Badiuzzaman supaya menukar pakaiannya.(43)
BERSAMA PARA PELAJAR SEKOLAH
Pada tahun-tahun gelap gulita itu pelajaran agama dihapuskan, sebagaimana kata-kata “Pencipta”, “Tuhan” dan “Allah Ta’ala” dihapuskan dari buku-buku sekolah dan diganti dengan kata-kata “alam”, “perkembangan”, “patriotisme”, “nasionalisme” dan seterusnya...”. Tujuannya adalah melenyapkan pengertian “Tuhan” dan menghilangkan ide “Pencipta” dari pikiran serta menyebarkan pemahaman bahwa iman kepada Allah Ta’ala adalah sama dengan kebodohan dan bahwa di antara tanda keilmuan dan pengetahuan adalah pengingkaran terhadap kewujudan Allah. Barangkali ada gunanya kami menukilkan penjelasan paragraf akhir di atas dari sub kata lafdhul jalalah “Allah” yang terdapat pada “Dairah Ma’arif al-Hayah” (Ensiklopedia kehidupan) Turki yang dicetak di Istanbul pada tahun 1932M jilid pertama, agar suasana pemikiran yang dominan bagi orang-orang yang mengaku berilmu di Turki pada waktu itu jelas. Setelah kita membaca pengertian mereka tentang bagaimana tumbuhnya ide Ketuhanan pada manusia badui, dan bagaimana perkembangan selanjutnya serta bagaimana kedatangan agama, akhirnya baris terakhirnya berbunyi sebagai berikut: “Sesungguhnya ide yang ingin disebarkan oleh agama-agama yang ada sekarang ialah: bahwa Allah itu Esa dan bahwa Dialah Pencipta alam semesta, akan tetapi kemajuan sesuatu yang disebut “Allah”. Ide tidak percaya kepada Allah ini telah tersebar di kalangan orang-orang yang terpelajar”. (44)
---------------------------------------
30 Peraturan pakaian: Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1925M. Dengan peraturan itu orang diharamkan memakai pakaian Othmaniyah dan hijab bagi kaum wanita. Peraturan itu juga mengharuskan pakaian terbuka dan pakaian al Eropah serta topi.
No Voice