Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 47
(1-144)
WALIKOTA ANKARA BUNUH DIRI
Di Ankara, Ustadz Badiuzzaman dipanggil walikota, Nozad Tan Doghan. Mereka berdua bercakap tentang pakaian Ustadz. Tampaknya walikota berusaha untuk menukar pakaiannya secara paksa. Maka Ustadz menjawabnya bahwa beliau adalah orang yang terpojok dan bahwa peraturan pakaian tidak mengenainya. Adapun mengenai serban ini, ia tidak akan dipocot kecuali dengan kepala ini! Kata beliau sambil menunjuk ke lehernya.
Dan di antara takdir yang perlu kita renungkan ialah, bahwa walikota bengis yang mengucapkan kata-kata keji dan menyakitkan Ustadz Badiuzzaman ini telah bunuh diri pada tanggal 9 Juli 1964M dengan menembak sendiri pelipisnya.
PENJARA DENIZLI (SEKOLAH YUSUF KEDUA)
Dari Ankara, Ustadz dikirim ke Sparte, kemudian ke penjara kota Denizli. Dan ketika pemerintah membentuk panitia untuk meneliti risalah-risalah an-Nur untuk mengetahui apakah ia mengandung tajuk-tajuk politik atau salah satu tuduhan daripada tuduhan-tuduhan yang disebut di atas, Ustadz memprotes panitia ini yang terdiri dari orang-orang bodoh dan tidak layak untuk menilai risalah-risalahnya. Beliau berkata: “Para ahli tersebut – yang tidak mempunyai sebarang kepakaran pun – tidak layak untuk meneliti risalah-risalah an-Nur. Oleh karena itu, saya menuntut dibentuknya panitia tertinggi di Ankara yang terdiri dari para ilmuwan. Jika perlu, para spesialis dan ilmuwan Eropah diundang untuk meneliti risalah-risalah ini. Jika di dalamnya ada unsur yang perlu mendapat hukuman, maka saya rela untuk dihukum”.
Benar saja, pemerintah segera membentuk panitia lain yang terdiri dari para ilmuwan dan para pakar untuk meneliti dan mengkaji semua risalah-risalah an-Nur. Hasilnya, mereka tidak menemukan sesuatu yang menimbulkan tuduhan. Laporan mereka mengatakan: “Badiuzzaman tidak mempunyai aktifitas politik dan tidak ada sebarang bukti bahwa dia membentuk tarekat sufi atau membuat organisasi rahasia. Tajuk-tajuk bukunya, semuanya berkisar pada masalah-masalah ilmiah dan iman. Ia adalah tafsir al-Quran al-karim”(47)
Badiuzzaman meringkuk di penjara Denizli selama sembilan bulan di sel yang terasing. Murid-muridnya juga dimasukkan penjara yang sama. Ada dua orang murid yang paling dekat dengan beliau yang meninggal dipenjara tersebut. Di penjara tersebut Badiuzzaman menulis risalah “ath-Thamrah”. Beliau menulisnya pada dedaunan lalu diletakkannya di dalam kotak korek api dan dilemparkan secara sembunyi-sembunyi dari jendela penjara. Murid-muridnya di luar mengambilnya lalu mereka menyalinnya.33
---------------------------------------
33 Biografi kehidupan hal.348, dan mukadimah risalah ath-Thamrah min Syajarah al-Iman.
Di Ankara, Ustadz Badiuzzaman dipanggil walikota, Nozad Tan Doghan. Mereka berdua bercakap tentang pakaian Ustadz. Tampaknya walikota berusaha untuk menukar pakaiannya secara paksa. Maka Ustadz menjawabnya bahwa beliau adalah orang yang terpojok dan bahwa peraturan pakaian tidak mengenainya. Adapun mengenai serban ini, ia tidak akan dipocot kecuali dengan kepala ini! Kata beliau sambil menunjuk ke lehernya.
Dan di antara takdir yang perlu kita renungkan ialah, bahwa walikota bengis yang mengucapkan kata-kata keji dan menyakitkan Ustadz Badiuzzaman ini telah bunuh diri pada tanggal 9 Juli 1964M dengan menembak sendiri pelipisnya.
PENJARA DENIZLI (SEKOLAH YUSUF KEDUA)
Dari Ankara, Ustadz dikirim ke Sparte, kemudian ke penjara kota Denizli. Dan ketika pemerintah membentuk panitia untuk meneliti risalah-risalah an-Nur untuk mengetahui apakah ia mengandung tajuk-tajuk politik atau salah satu tuduhan daripada tuduhan-tuduhan yang disebut di atas, Ustadz memprotes panitia ini yang terdiri dari orang-orang bodoh dan tidak layak untuk menilai risalah-risalahnya. Beliau berkata: “Para ahli tersebut – yang tidak mempunyai sebarang kepakaran pun – tidak layak untuk meneliti risalah-risalah an-Nur. Oleh karena itu, saya menuntut dibentuknya panitia tertinggi di Ankara yang terdiri dari para ilmuwan. Jika perlu, para spesialis dan ilmuwan Eropah diundang untuk meneliti risalah-risalah ini. Jika di dalamnya ada unsur yang perlu mendapat hukuman, maka saya rela untuk dihukum”.
Benar saja, pemerintah segera membentuk panitia lain yang terdiri dari para ilmuwan dan para pakar untuk meneliti dan mengkaji semua risalah-risalah an-Nur. Hasilnya, mereka tidak menemukan sesuatu yang menimbulkan tuduhan. Laporan mereka mengatakan: “Badiuzzaman tidak mempunyai aktifitas politik dan tidak ada sebarang bukti bahwa dia membentuk tarekat sufi atau membuat organisasi rahasia. Tajuk-tajuk bukunya, semuanya berkisar pada masalah-masalah ilmiah dan iman. Ia adalah tafsir al-Quran al-karim”(47)
Badiuzzaman meringkuk di penjara Denizli selama sembilan bulan di sel yang terasing. Murid-muridnya juga dimasukkan penjara yang sama. Ada dua orang murid yang paling dekat dengan beliau yang meninggal dipenjara tersebut. Di penjara tersebut Badiuzzaman menulis risalah “ath-Thamrah”. Beliau menulisnya pada dedaunan lalu diletakkannya di dalam kotak korek api dan dilemparkan secara sembunyi-sembunyi dari jendela penjara. Murid-muridnya di luar mengambilnya lalu mereka menyalinnya.33
---------------------------------------
33 Biografi kehidupan hal.348, dan mukadimah risalah ath-Thamrah min Syajarah al-Iman.
No Voice