Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 66
(1-144)
AKHIR HAYATNYA
Ustadz Said Nursi menghabiskan tahun-tahun akhirnya bersama murid-muridnya di Sparte. Kadang-kadang beliau mengunjungi Barla dan Emirdag. Dan karena telah lanjut usia, beliau banyak berbaring di atas kasur.
Beliau tidak banyak menemui orang-orang dan beliau tidak mampu menerima kunjungan ratusan orang. Kata beliau: “Membaca risalah-risalah an-Nur seratus kali lebih baik daripada bercakap-cakap denganku”.
Murid-muridnya memahami kondisi beliau. Mereka tidak mendatanginya kecuali jika beliau meminta. Akan tetapi meskipun demikian, beliau tidak terasing dari dunia luar sama sekali, karena beliau masih mengikuti berita dan menunjuk salah seorang muridnya untuk membacakan berita terpenting di dalam koran. Beliau senantiasa memperhatikan berita percetakan risalah-risalah an-Nur dan pengadilan yang berbagai ragam terhadap murid-muridnya.
Pada tanggal 16 April 1958M, semua orang yang berhidmat untuk Ustadz dari kalangan murid-muridnya dan orang-orang yang menerbitkan risalah-risalahnya ditangkapi di Ankara, Istanbul dan Sparte. Tampil untuk membela mereka adalah seorang pembela yang bernama Bakar Baraq. Pembela ini menemui murid-murid an-Nur yang dijebloskan di penjara Ankara dan berkata kepada mereka: “Saya ingin mengambil pendapat kalian tentang masalah yang kalian hadapi. Apakah kalian suka jika saya berusaha untuk membebaskan kalian dari penjara ini secepat mungkin, ataukah kalian mau saya berusaha untuk membela dakwah kalian dan menerangkannya tanpa memperhatikan masalah pembebasan kalian?”. Murid-murid an-Nur menjawab serentak: “Kami mengharap engkau memfokuskan saja segala daya dan upayamu untuk menerangkan dakwah kami yang mulia, karena kami tinggal di penjara bertahun-tahuan”.(62)
Pembela ini paham bahwa dia bukan berada di depan orang-orang biasa, akan tetapi dia di depan orang-orang yang menadzarkan dirinya untuk dakwahnya. Pembela ini berjanji kepada dirinya sendiri untuk memikul tugas membela murid-murid an-Nur di semua mahkamah...dan itu betapa banyaknya!
PERTEMUAN TERAKHIR
Pada akhir hayatnya Ustadz Said Nursi mengadakan rentetan perjalanan. Seakan-akan beliau ingin mengucapkan selamat tinggal kepada murid-muridnya.
Pada tanggal 19 Desember 1959M beliau pergi keAnkara, kemudian ke Emirdag. Dari sana beliau menuju ke Konya kemudian kembali lagi ke Ankara. Setelah itu beliau pergi ke Istanbul pada tanggal 1 Januari 1960M. Di sana beliau tinggal selama dua hari. Kemudian beliau kembali ke Ankara sekali lagi. Reporter majalah Time telah mewawancara beliau secara panjang lebar dan dimuat pada tanggal 6 Januari 1960M. Kemudian beliau pergi ke Konya, lalu pada hari yang sama ke Sparte.
Kunjungan yang brturut-turut ini menimbulkan ketakutan dan kemarahan orang-orang yang memusuhi Islam, sehingga koran-korannya membuat propaganda sengit terhadap Ustadz dan menimbulkan opini umum yang jelek terhadapnya dengan membuat-buat cerita dusta dan bohong. Seolah-olah akan ada fitnah berdarah di dalam negara.
Oleh kerana itu, ketika ustadz kembali ke Ankara pada tanggal 11 Januari 1960M, pemerintah memberitahu kepadanya bahwa lebih baik beliau tinggal di Emirdag. Dan memang Ustadz kembali ke Emirdag, akan tetapi beliau meminta supaya pemerintah membenarkannya tinggal sebulan di Emirdag dan sebulan di Sparte.
Ustadz Said Nursi menghabiskan tahun-tahun akhirnya bersama murid-muridnya di Sparte. Kadang-kadang beliau mengunjungi Barla dan Emirdag. Dan karena telah lanjut usia, beliau banyak berbaring di atas kasur.
Beliau tidak banyak menemui orang-orang dan beliau tidak mampu menerima kunjungan ratusan orang. Kata beliau: “Membaca risalah-risalah an-Nur seratus kali lebih baik daripada bercakap-cakap denganku”.
Murid-muridnya memahami kondisi beliau. Mereka tidak mendatanginya kecuali jika beliau meminta. Akan tetapi meskipun demikian, beliau tidak terasing dari dunia luar sama sekali, karena beliau masih mengikuti berita dan menunjuk salah seorang muridnya untuk membacakan berita terpenting di dalam koran. Beliau senantiasa memperhatikan berita percetakan risalah-risalah an-Nur dan pengadilan yang berbagai ragam terhadap murid-muridnya.
Pada tanggal 16 April 1958M, semua orang yang berhidmat untuk Ustadz dari kalangan murid-muridnya dan orang-orang yang menerbitkan risalah-risalahnya ditangkapi di Ankara, Istanbul dan Sparte. Tampil untuk membela mereka adalah seorang pembela yang bernama Bakar Baraq. Pembela ini menemui murid-murid an-Nur yang dijebloskan di penjara Ankara dan berkata kepada mereka: “Saya ingin mengambil pendapat kalian tentang masalah yang kalian hadapi. Apakah kalian suka jika saya berusaha untuk membebaskan kalian dari penjara ini secepat mungkin, ataukah kalian mau saya berusaha untuk membela dakwah kalian dan menerangkannya tanpa memperhatikan masalah pembebasan kalian?”. Murid-murid an-Nur menjawab serentak: “Kami mengharap engkau memfokuskan saja segala daya dan upayamu untuk menerangkan dakwah kami yang mulia, karena kami tinggal di penjara bertahun-tahuan”.(62)
Pembela ini paham bahwa dia bukan berada di depan orang-orang biasa, akan tetapi dia di depan orang-orang yang menadzarkan dirinya untuk dakwahnya. Pembela ini berjanji kepada dirinya sendiri untuk memikul tugas membela murid-murid an-Nur di semua mahkamah...dan itu betapa banyaknya!
PERTEMUAN TERAKHIR
Pada akhir hayatnya Ustadz Said Nursi mengadakan rentetan perjalanan. Seakan-akan beliau ingin mengucapkan selamat tinggal kepada murid-muridnya.
Pada tanggal 19 Desember 1959M beliau pergi keAnkara, kemudian ke Emirdag. Dari sana beliau menuju ke Konya kemudian kembali lagi ke Ankara. Setelah itu beliau pergi ke Istanbul pada tanggal 1 Januari 1960M. Di sana beliau tinggal selama dua hari. Kemudian beliau kembali ke Ankara sekali lagi. Reporter majalah Time telah mewawancara beliau secara panjang lebar dan dimuat pada tanggal 6 Januari 1960M. Kemudian beliau pergi ke Konya, lalu pada hari yang sama ke Sparte.
Kunjungan yang brturut-turut ini menimbulkan ketakutan dan kemarahan orang-orang yang memusuhi Islam, sehingga koran-korannya membuat propaganda sengit terhadap Ustadz dan menimbulkan opini umum yang jelek terhadapnya dengan membuat-buat cerita dusta dan bohong. Seolah-olah akan ada fitnah berdarah di dalam negara.
Oleh kerana itu, ketika ustadz kembali ke Ankara pada tanggal 11 Januari 1960M, pemerintah memberitahu kepadanya bahwa lebih baik beliau tinggal di Emirdag. Dan memang Ustadz kembali ke Emirdag, akan tetapi beliau meminta supaya pemerintah membenarkannya tinggal sebulan di Emirdag dan sebulan di Sparte.
No Voice