Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 69
(1-144)
Ketika dialog ini berlangsung di kantor polisi, murid-murid an-Nur pergi ke rumah sakit dan membawa dokter kerajaan ke hotel untuk memeriksa Ustadz dan mendapatkan keterangan kesehatan darinya yang menyatakan bahwa beliau tidak mampu untuk berpergian.
Dokter kerajaan datang ke hotel dan memeriksa Ustadz Badiuzzaman. Dia mendapatinya bahwa panas badannya sudah naik sampai 40 derajat. Maka beliau menulis keterangan kesehatannya yang menerangkan bahwa beliau harus beristirahat dan tidak dipindah kemana-mana.
Akantetapi ketua polisi berkeras dengan sikapnya. Beliau harus meninggalkan kota ini. Dia mengambil keputusan untuk menemui Ustadz sendiri. Ustadz mengizinkan ketua polisi masuk. Ketua polisi itu lalu menyampaikan bahwa perintah itu tegas dan bahwa beliau harus meninggalkan kota ini menuju ke Sparte.
Badiuzzaman berkata: Saya sekarang pada saat-saat terakhir dari kehidupanku. Saya tidak bisa kembali. Mungkin saya akan mati di sini. Tugasmu sekarang adalah menyiapkan air untuk memandikanku setelah saya mati.
Ketua polisi dan anggota-anggotanya keluar dari kamar dengan menundukkan kepala.
Para penduduk Urfa dan pelbagai organisasi dan perhimpunan menghujani Ankara dengan telegram yang berisi kutukan mereka terhadap sikap yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan tersebut.
Orang-orang membanjiri hotel. Semuanya ingin melihat dan memandang Ustadz untuk kali terakhir kali. Meskipun sebelum ini Ustadz tidak menerima kunjungan seperti ini – karena kesehatannya yang tidak memungkinkan – akan tetapi kali ini beliau tidak menolak seorang pun. Beliau bahkan menemui ratusan dan ratusan orang dan mendoakan bagi mereka satu persatu.

SAAT-SAAT TERAKHIR
Pada sore hari, panas badan beliau naik. Mulut beliau tidak bisa berkata-kata, akan tetapi bibir beliau komat-kamit mengucapkan doa.
Pada jam setengah tiga pagi, salah seorang muridnya memeriksa panas badan beliau. Dia mendapati telah menurun sedikit, maka dia selimuti beliau dan menyalakan lampu kamar sambil bersyukur kepada Allah karena kesehatan Ustadz semakin baik.
Akan tetapi subuh sudah hampir tiba sedang Ustadz belum bangun juga. Salah seorang murid memandang wajah beliau dan diapun lalu tahu keadaan yang sebenarnya. Ustadz telah kembali ke rahmatullah.
Kalender di dinding menunjukkan hari Rabu tanggal 25 Ramadhan 1379M bertepatan dengan tanggal 23 Maret 1960M.
Berita ini kemudian tersebar di hotel. Direktur hotel naik kamar Ustadz. Dia bertemu dengan ketua polisi yang juga hendak pergi ke kamar beliau; Ketua polisi bertanya kepadanya:
-Ada berita apa?
-Beliau telah wafat
-Apakah benar-benar telah wafat?
-Ya!
Berita ini lalu tersebar di Urfa, sehingga ribuan orang berkerumun di sekitar hotel. Selanjutnya berita ini tersebar di seluruh kota Turki yang lain sehingga orang-orang membanjiri Urfa. Jenazah Ustadz dipikul oleh murid-murid dan pecinta-pecintanya. Puluhan ribu orang melawatnya. Hujan turun rintik-rintik ketika jenazah Ustadz yang mulia ini dikebumikan di kuburan Ulu Cami.(63)
No Voice