Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 70
(1-144)
REVOLUSI TAHUN 1960M DAN MASALAH JENAZAH USTADZ

Pada tanggal 27 Maret 1960M terjadilah revolusi tentara yang menggulingkan Partai Demokrasi. Para penguasa diseret ke pengadilan yang dijuluki “Mahkamah Undang-undang”. Mahkamah akhirnya memutuskan hukuman sampai mati atas perdana menteri Adnan Mandras dan dua orang menterinya yang lain serta menghukum penjara dalam masa yang berbeda-beda atas menteri-menteri dan penguasa-penguasa lainnya dalam pemerintahan Partai Demokrasi.

Pemerintah yang baru juga menunjukkan permusuhan kepada semua arus dan pergerakan-pergerakan Islam di Turki, termasuk di dalamnya pergerakan murid an-Nur.

Seakan-akan kedengkian dan kemarahan musuh-musuh Islam terhadap Ustadz Said Nursi tidak berakhir dengan kematiannya. Mereka ingin membalas dendam terhadapnya sedang beliau sudah berada di dalam kuburan. Mereka membuat suatu perkara yang tidak pernah terjadi seumpama di dalam sejarah kecuali sangat jarang sekali. Mereka memindahkan jenazah Ustadz yang mulia ke suatu tempat yang tak diketahui. Perinciannya sebagai berikut:

Pada tanggal 11 Juli 1960M, walikota Urfa bersama komandan tentara bagian daerah utara terbang menuju kota Konya di mana saudara kandung Ustadz Said Nursi yaitu Syaikh Abdul Majid40 tinggal. Beliau dipanggil ke istana walikota dan dikatakan kepada beliau:

-Kami akan memindah jenazah saudaramu Syaikh Said Nursi dari Urfa. Pemindahan ini berdasarkan permintaanmu. Jadi tanda tangani kertas ini.

-Saya tidak memintanya.

-Jangan banyak cakap, tanda tangani saja kertas ini!

Demikianlah Syaikh yang lemah ini dipaksa dengan berbagai ancaman untuk melakukan kehendak mereka. Berikut ini kami nukilkan catatan almarhum Syaikh Abdul Majid meneganai pemindahan jenazah saudara kandungnya itu:(64)

“Pada awal bulan Juli yaitu setelah lima bulan kewafatan saudara kandungku, seseorang mandatangiku pada suatu siang hari. Saya mengenalnya kemudian bahwa nama orang tersebut adalah Ibrahim Yuksel dan bahwa dia adalah ketua bagian keamanan. Dia berkata bahwa walikota mengundangku.

Maka saya pergi bersamanya ke bangunan walikota. Di sana saya melihat tiga jenderal sedang bersama walikota. Salah seorang di antara mereka bernama Jamal tural dan yang lain bernama Rafiq Tulka. Jamal Tural berkata kepadaku:

- Banyak orang dari daerah utara dan selatan datang menziarahi kubur saudara kandungmu. Dan sebagaimana engkau ketahui bahwa kita sekarang dalam keadaan genting. Oleh kerana itu kami ingin memindahkan jenazah saudara kandungmu itu – dengan bantuanmu juga – ke tengah-tengah Anatoli. Harap turunkan tanda tanganmu di kertas ini.

- Dia menghulurkan kertas tersebut kepadaku. Saya membacanya lalu saya berkata:

- Saya tidak meminta ini. Saya harap kalian membiarkannya beristirahat di kuburannya itu.

Akan tetapi mereka terus mendesak dan mereka mengatakan bahwa saya tidak

boleh tidak harus menandatanganinya juga.

Setelah ditanda tangani, kami pergi ke lapangan terbang. Dari sana kapal terbang tentara membawa kami ke Urfa.

Kemudian kami menuju ke bangunan tentara. Mereka memberi saya makan akan tetapi saya menolaknya karena saya tertekan dan dalam kondisi yang sangat jelek. Pada jam tiga malam kami pergi ke kuburan.
------------------------------------
40 Beliau adalah seorang ulama yang utama. Beliau adalah guru bahasa arab, kemudian menjadi Mufti, lalu menjadi tenaga pengajar di Institut Imam dan Khatib serta Institut Islam Tinggi di Konya. Beliau menterjemahkan karangan bahasa arab saudaranya, Ustadz Said Nursi, ke dalam bahasa Turki (Yaitu buku al-Mathnawi al-Arabi an-Nuri dan Isyarat al-I’jaz). Beliau juga menterjemahkan beberapa risalah an-Nur ke dalam bahasa Arab. Wafat pada tahun 1967M dalam usia tujuh puluh tujuh tahun. Semoga Allah meliputinya dengan rahmatNya.
No Voice