Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 161
(1-357)
Wahai Said yang malang! Modalmu kira-kira hanya enam puluh dinar. Engkau telah mengambil empat puluh lima yang dipergunakan untuk kebutuhan satu hari di kedai dunia. Engkau lupa kepada rumahmu dan kebutuhan untuknya. Sehingga hartamu berbalik menjadi hutang dan api neraka. Lima belas dinar yang tersisa masih belum diketahui apakah bisa diambil semua atau sebagiannya; atau bahkan tidak bisa diambil sama sekali. Setiap kali engkau mengambil sebagian darinya pergunakanlah untuk rumah abadimu. Jangan ia kau kurangi lagi. Peliharalah yang sepertiga itu agar menjadi cahaya. Betapa sangat bodoh dan merugi dirimu! Engkau pergunakan semua yang telah diambil untuk hari yang lenyap. Yang tersisa di tanganmu untuk kedudukanmu yang abadi sangatlah sedikit. Engkau adalah pengembara yang lalai. Tadinya engkau memiliki tiga tingkatan. Engkau telah menempuh dua tingkatan dengan keluar dari rumah dan negeri ini. Kau angkat kakimu untuk melangkah kepada tingkatan ketiga dengan keluar dari dunia yang fana.

Ketahuilah![1] Sungguh besar dosa akibat ucapan yang keluar dari mulut manusia. Pasalnya mereka berkata, “Ia terbentuk dengan sendirinya” “Alam sudah menentukan demikian” “Ia tercipta oleh sebab”. Ketiga kalimat ini sama sekali tidak benar. Di antara bentuk kemustahilannya adalah: engkau ada. Engkau bisa menciptaanmu sendiri jika melihat kepada kalimat pertama, atau ciptaan sebab alam sebagaimana makna kalimat kedua, atau ciptaan alam ilusi dan kekuatan buta sebagaimana makna kalimat ketiga, atau ciptaan Allah sebagaimana hal itu merupakan tuntutan hakikat kebenaran.

Pertama

Adapun pernyataan pertama adalah sangat mustahil dilihat dari berbagai sisi yang tak terhingga:

Di antaranya karena engkau harus memberikan kepada setiap partikel yang terdapat dalam dirimu sebuah mata untuk melihat keseluruhanmu, bahkan untuk melihat alam. Demikianlah seharusnya jika melihat penciptaan dirimu yang sangat sempurna.

Hal lainnya, engkau harus menghadirkan dalam dirimu sejumlah konstruksi yang saling menyatu, naik, dan turun dalam partikel dirimu sebagai cetakan seperti cetakan bentuk huruf besi yang juga buatan. Demikianlah kalau ia memang tidak ditulis oleh pena Zat Yang Mahakuasa, azali dan esa.
-------------------------------
[1] Cahaya kedua puluh tiga, Risalah alam materi, merupakan penjelasan tentang sejumlah alinea di atas.
No Voice