Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 38
(1-357)
Bandingkan antara perintah pemimpin yang ditaati oleh pasukan besar di mana ia berkata, “Hei, serang musuh Allah!” dan perintah yang berasal dari orang rendah yang perintahnya tidak dihiraukan! Bandingkan antara, “Jika menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata, ‘Jadi!, maka jadilah ia,” dan ucapan manusia biasa. Juga, perhatikan gambaran yang diberikan oleh Penguasa hakiki; yang perintah-Nya sangat berpengaruh dan hukum-Nya pasti berlaku. Perhatikan penjelasan dari Pencipta yang mencipta dan Pemberi karunia yang di saat mencipta dan memberi Dia menggambarkan segala perbuatan-Nya dengan berkata, “Aku telah melakukan ini dan itu serta berbuat ini dan itu.” Perhatikanlah ayat yang berbunyi, “Maka, apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya di mana langit itu tidak mempunyai retak sedikitpun? Kami hamparkan bumi dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh. Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mat untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya. Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, serta pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang bersusun- susun sebagai rezeki bagi hamba. Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Nah seperti itulah terjadinya kebangkitan.”
Kemudian bandingkan ia dengan gambaran tak berarti dalam membahas aktivitas yang tidak ada nilainya. Ya, bandingkan mata bintang dengan berhala-berhala kecilnya yang tampak di keramaian. Perhatikanlah redaksi Alquran yang merupakan gema esensi petunjuk, sumber hakikat iman, dan pilar dasar Islam yang muncul dari arasy Zat Yang Maha Penyayang di mana redaksi tersebut berisi kalam azali berikut pengetahuan, qudrat, dan kehendak-Nya. Kemudian bandingkan ia dengan redaksi manusia yang keluar, lemah, tanpa makna? Bandingkanlah Alquran yang ibarat pohon yang memberikan cabang, daun, bunga, dan buahnya untuk dunia Islam dengan segala makna, syiar, kesempurnaan, hukum, sifat, dan walinya sehingga banyak dari tunas pohon tuba tersebut yang berubah menjadi pohon berbuah. Dalam hal ini Allah befirman,
Katakan, “Andaikan manusia dan jin berkumpul untuk membuat semacam Alquran, mereka tidak akan bisa melakukannya meski satu dengan yang lain saling membantu.”
Alquran menghentak lewat kefasihan bahasanya, kedalaman maknanya, keindahan penjelasannya, keapikan redaksinya yang mencakup banyak aspek, ketepatan petunjuknya yang mencakup lautan syariat dan berisi hakikat serta jalan-jalan yang dilalui oleh para mujtahid, kaum arif, kalangan yang sampai pada-Nya, serta ahli hakikat. Alquran juga menghentak lewat kelenturannya di setiap masa, kesesuaiannya pada setiap era untuk setiap tingkatan. Ia menaklukkan para orator dan ulama jenius. Bahkan, ia membuat semua manusia tak berdaya untuk membuat satu surat semisalnya. Lalu, bandingkan dengan ucapan manusia. Perbedaannya antara langit dan bumi.
Kemudian bandingkan ia dengan gambaran tak berarti dalam membahas aktivitas yang tidak ada nilainya. Ya, bandingkan mata bintang dengan berhala-berhala kecilnya yang tampak di keramaian. Perhatikanlah redaksi Alquran yang merupakan gema esensi petunjuk, sumber hakikat iman, dan pilar dasar Islam yang muncul dari arasy Zat Yang Maha Penyayang di mana redaksi tersebut berisi kalam azali berikut pengetahuan, qudrat, dan kehendak-Nya. Kemudian bandingkan ia dengan redaksi manusia yang keluar, lemah, tanpa makna? Bandingkanlah Alquran yang ibarat pohon yang memberikan cabang, daun, bunga, dan buahnya untuk dunia Islam dengan segala makna, syiar, kesempurnaan, hukum, sifat, dan walinya sehingga banyak dari tunas pohon tuba tersebut yang berubah menjadi pohon berbuah. Dalam hal ini Allah befirman,
Katakan, “Andaikan manusia dan jin berkumpul untuk membuat semacam Alquran, mereka tidak akan bisa melakukannya meski satu dengan yang lain saling membantu.”
Alquran menghentak lewat kefasihan bahasanya, kedalaman maknanya, keindahan penjelasannya, keapikan redaksinya yang mencakup banyak aspek, ketepatan petunjuknya yang mencakup lautan syariat dan berisi hakikat serta jalan-jalan yang dilalui oleh para mujtahid, kaum arif, kalangan yang sampai pada-Nya, serta ahli hakikat. Alquran juga menghentak lewat kelenturannya di setiap masa, kesesuaiannya pada setiap era untuk setiap tingkatan. Ia menaklukkan para orator dan ulama jenius. Bahkan, ia membuat semua manusia tak berdaya untuk membuat satu surat semisalnya. Lalu, bandingkan dengan ucapan manusia. Perbedaannya antara langit dan bumi.
No Voice