Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 45
(1-357)
Apalagi jika Dia memiliki sifat kasih sayang dengan membantu orang yang membutuhkan dan mengabulkan orang yang meminta. Sampai-sampai Dia memperhatikan kebutuhan paling kecil dari rakyat paling jelata. Kalau demikian tentu Dia memenuhi kebutuhan paling utama dari orang kepercayaan-Nya. Terutama, jika kebutuhan tersebut bersifat umum di mana ia mudah bagi-Nya, dan dibutuhkan oleh semua.
Apalagi jika dari kreasi-Nya terlihat tanda-tanda kekuasaan-Nya secara sangat indah, padahal apa yang tampak dari rakyat-Nya adalah bagaimana mereka berkumpul di sebuah tempat untuk para musafir, yang setiap waktu diisi dan dikosongkan, lalu mereka hadir di medan ujian secara bergantian setiap waktu. Mereka berhenti sebentar di galeri untuk menampilkan berbagai model ciptaan-Nya yang menakjubkan di mana galeri tersebut terus berubah sepanjang masa. Kondisi ini sudah barang tentu mengharuskan keberadaan istana abadi, tempat tinggal permanen, dan perbendaharaan yang pintunya senantiasa terbuka di balik rumah, medan ujian, dan galeri di atas.
Apalagi jika Sang Raja sangat cermat dalam memerintah dengan mencatat kebutuhan terkecil, amal teringan, dan pengabdian yang paling remeh sekalipun. Lalu Dia mengambil gambar dari semua kejadian yang terjadi di kerajaan-Nya serta mencatat semua amal dan perbuatan. Hal ini tentu saja mengkonsekwensikan adanya perhitungan. Terutama, jika ia berupa amal besar yang dilakukan orang-orang besar.
Apalagi jika Sang Raja telah seringkali berjanji dan mengancam yang hal itu sangat mudah untuk diwujudkan oleh-Nya di mana keberadaannya sangat penting bagi rakyat, sementara jika tidak ditepati berarti berlawanan dengan kekuasaan-Nya.
Apalagi jika setiap orang yang pernah menghadap Raja menginformasikan bahwa Dia telah menyiapkan bagi orang yang taat dan maksiat sebuah tempat pemberian balasan dan ganjaran sekaligus memberikan ancaman yang kuat, sementara Dia tidak memiliki sifat ingkar janji. Di samping bahwa para informan tersebut sepakat bahwa pusat dari kekuasaan-Nya yang besar terletak pada kerajaan yang jauh dari kita itu. Sementara, tempat tinggal di medan ujian ini hanya bersifat sementara dan akan segera diganti dengan istana abadi. Kekuasaan-Nya yang abadi tersebut tidak mungkin tegak di atas kondisi yang bersifat sementara dan temporer.
Apalagi jika Sang Raja selalu dan terus-menerus memperlihatkan di medan ujian yang bersifat sementara ini begitu banyak perumpamaan tentangnya sehingga dari sana diketahui bahwa berbagai pertemuan dan perpisahan yang ada bukan merupakan tujuan akhir. Ia hanya contoh untuk agar aneka gambarannya bisa diambil, disusun, hasilnya dipelihara, serta dicatat agar kekal. Interaksi dan muamalah akan berlangsung di tempat pertemuan terbesar sehingga tempat yang fana ini menghasilkan beragam gambaran yang permanen dan buah yang abadi.
Apalagi jika dari kreasi-Nya terlihat tanda-tanda kekuasaan-Nya secara sangat indah, padahal apa yang tampak dari rakyat-Nya adalah bagaimana mereka berkumpul di sebuah tempat untuk para musafir, yang setiap waktu diisi dan dikosongkan, lalu mereka hadir di medan ujian secara bergantian setiap waktu. Mereka berhenti sebentar di galeri untuk menampilkan berbagai model ciptaan-Nya yang menakjubkan di mana galeri tersebut terus berubah sepanjang masa. Kondisi ini sudah barang tentu mengharuskan keberadaan istana abadi, tempat tinggal permanen, dan perbendaharaan yang pintunya senantiasa terbuka di balik rumah, medan ujian, dan galeri di atas.
Apalagi jika Sang Raja sangat cermat dalam memerintah dengan mencatat kebutuhan terkecil, amal teringan, dan pengabdian yang paling remeh sekalipun. Lalu Dia mengambil gambar dari semua kejadian yang terjadi di kerajaan-Nya serta mencatat semua amal dan perbuatan. Hal ini tentu saja mengkonsekwensikan adanya perhitungan. Terutama, jika ia berupa amal besar yang dilakukan orang-orang besar.
Apalagi jika Sang Raja telah seringkali berjanji dan mengancam yang hal itu sangat mudah untuk diwujudkan oleh-Nya di mana keberadaannya sangat penting bagi rakyat, sementara jika tidak ditepati berarti berlawanan dengan kekuasaan-Nya.
Apalagi jika setiap orang yang pernah menghadap Raja menginformasikan bahwa Dia telah menyiapkan bagi orang yang taat dan maksiat sebuah tempat pemberian balasan dan ganjaran sekaligus memberikan ancaman yang kuat, sementara Dia tidak memiliki sifat ingkar janji. Di samping bahwa para informan tersebut sepakat bahwa pusat dari kekuasaan-Nya yang besar terletak pada kerajaan yang jauh dari kita itu. Sementara, tempat tinggal di medan ujian ini hanya bersifat sementara dan akan segera diganti dengan istana abadi. Kekuasaan-Nya yang abadi tersebut tidak mungkin tegak di atas kondisi yang bersifat sementara dan temporer.
Apalagi jika Sang Raja selalu dan terus-menerus memperlihatkan di medan ujian yang bersifat sementara ini begitu banyak perumpamaan tentangnya sehingga dari sana diketahui bahwa berbagai pertemuan dan perpisahan yang ada bukan merupakan tujuan akhir. Ia hanya contoh untuk agar aneka gambarannya bisa diambil, disusun, hasilnya dipelihara, serta dicatat agar kekal. Interaksi dan muamalah akan berlangsung di tempat pertemuan terbesar sehingga tempat yang fana ini menghasilkan beragam gambaran yang permanen dan buah yang abadi.
No Voice