Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 47
(1-357)
Apalagi Pengatur alam ini memiliki hikmah yang bersifat umum dan mulia. Hal itu ditunjukkan oleh adanya perhatian terhadap sejumlah kemaslahatan dan manfaat dalam segala hal. Juga dibuktikan oleh sejumlah keteraturan, perhatian, indahnya kreasi pada semua makhluk. Implikasi dari sikap hikmah yang mengontrol kekuasaan Tuhan adalah lahirnya sikap yang lembut terhadap orang yang taat dan kembali kepada-Nya. Selain itu, keadilan hakiki Tuhan dapat disaksikan melalui perbuatan-Nya yang menempatkan segala sesuatu pada tempat yang sesuai, memberikan hak kepada pemiliknya, membantu orang yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhannya, serta mengabulkan permintaan orang yang meminta kepada-Nya. Terutama, apabila diminta dengan lisan kebutuhan fitri atau kebutuhan yang sangat mendesak. Konsekwensi dari keadilan-Nya berupa adanya penjagaan terhadap kekuasaan dan rububiyah-Nya, serta pemeliharaan hak-hak hamba di pengadilan terbesar. Di samping itu, negeri yang fana ini tak mampu menjadi tempat manifestasi hakikat keadilan di atas. Karenanya, Raja yang adil, serta Tuhan Yang Maha Bijaksana, Mahaindah, Mahamulia, dan Mahaagung, pasti memiliki sorga dan neraka yang kekal abadi.
Apalagi Pemilik alam ini dan Pelaku dari semua aktivitas di atas memiliki sifat sangat pemurah dan dermawan, serta memiliki kekayaan yang tersembunyi. Di antara kekayaan tersebut adalah mentari yang memancarkan cahaya dan pohon-pohon yang menghasilkan buah. Kedermawanan abadi berikut kekayaan yang kekal itu mengonsekwensikan keberadaan tempat jamuan abadi dan orang-orang yang membutuhkan. Pasalnya, sifat pemurah yang tak terhingga itu melahirkan pemberian nikmat yang tak terkira pula. Sebagai akibatnya nikmat dan karunia yang datang menjadi tak terbatas. Konsekwensinya, senantiasa ada orang yang mendapat anugerah agar ia bisa membalasnya dengan sikap syukur atas karunia abadi itu. Jika tidak, tentu syukur tadi hanya ditunjukkan di sepanjang usianya yang singkat. Di samping bahwa ia tidak akan mengacuhkan sesuatu yang akan lenyap. Lebih dari itu, kenikmatan yang dirasakan menjadi kurang sempurna.
Pelaku perbuatan yang penuh hikmah dan mulia itu juga memiliki kesempurnaan tersembunyi. Lewat kesempurnaan yang tampak melalui berbagai mukjizat indah itu dapat dipahami bahwa Dia ingin memperlihatkan kesempurnaan tersebut kepada semua pihak yang bisa merasakan dan mengapresiasi.
Ya. Di antara sifat kesempurnaan abadi adalah penampakannya yang terus-menerus berikut keberadaan pandangan yang senantiasa melihatnya. Orang yang tidak melihat secara permanen membuat nilai kesempurnaan tadi berkurang.
Di samping itu, Pencipta semua entitas yang indah, menarik, dan bersinar ini memiliki keindahan murni yang tak tertandingi. Dia memiliki sejumlah kelembutan tersembunyi yang sesuai yang tidak ada bandingannya. Bahkan, pada setiap nama-Nya terdapat kekayaan tersembunyi yang merupakan manifestasi dari keindahan tersebut.
Ya, bagaimana mungkin akal kita tidak memahami keindahan Zat yang di antara cerminnya adalah permukaan bumi yang terus berubah pada setiap masa; bahkan pada setiap musim, dan setiap saat, di bawah naungan manifestasi keindahan-Nya yang abadi bersamaan meski cerminnya lenyap dan hilang. Dalam hal ini di antara contoh bunga dan ukirannya adalah musim semi.
Apalagi Pemilik alam ini dan Pelaku dari semua aktivitas di atas memiliki sifat sangat pemurah dan dermawan, serta memiliki kekayaan yang tersembunyi. Di antara kekayaan tersebut adalah mentari yang memancarkan cahaya dan pohon-pohon yang menghasilkan buah. Kedermawanan abadi berikut kekayaan yang kekal itu mengonsekwensikan keberadaan tempat jamuan abadi dan orang-orang yang membutuhkan. Pasalnya, sifat pemurah yang tak terhingga itu melahirkan pemberian nikmat yang tak terkira pula. Sebagai akibatnya nikmat dan karunia yang datang menjadi tak terbatas. Konsekwensinya, senantiasa ada orang yang mendapat anugerah agar ia bisa membalasnya dengan sikap syukur atas karunia abadi itu. Jika tidak, tentu syukur tadi hanya ditunjukkan di sepanjang usianya yang singkat. Di samping bahwa ia tidak akan mengacuhkan sesuatu yang akan lenyap. Lebih dari itu, kenikmatan yang dirasakan menjadi kurang sempurna.
Pelaku perbuatan yang penuh hikmah dan mulia itu juga memiliki kesempurnaan tersembunyi. Lewat kesempurnaan yang tampak melalui berbagai mukjizat indah itu dapat dipahami bahwa Dia ingin memperlihatkan kesempurnaan tersebut kepada semua pihak yang bisa merasakan dan mengapresiasi.
Ya. Di antara sifat kesempurnaan abadi adalah penampakannya yang terus-menerus berikut keberadaan pandangan yang senantiasa melihatnya. Orang yang tidak melihat secara permanen membuat nilai kesempurnaan tadi berkurang.
Di samping itu, Pencipta semua entitas yang indah, menarik, dan bersinar ini memiliki keindahan murni yang tak tertandingi. Dia memiliki sejumlah kelembutan tersembunyi yang sesuai yang tidak ada bandingannya. Bahkan, pada setiap nama-Nya terdapat kekayaan tersembunyi yang merupakan manifestasi dari keindahan tersebut.
Ya, bagaimana mungkin akal kita tidak memahami keindahan Zat yang di antara cerminnya adalah permukaan bumi yang terus berubah pada setiap masa; bahkan pada setiap musim, dan setiap saat, di bawah naungan manifestasi keindahan-Nya yang abadi bersamaan meski cerminnya lenyap dan hilang. Dalam hal ini di antara contoh bunga dan ukirannya adalah musim semi.
No Voice