Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 50
(1-357)
Karena itu dengan kondisi tersebut, di balik tempat yang fana, medan ujian yang bersifat sementara, dan galeri yang temporer ini, harus ada istana kekal, rumah abadi, dan kekayaan yang pintu-pintunya selalu terbuka yang berisi sumber asli dari berbagai prototipe di atas agar kekuasaan yang tampak padanya tegak. Sebab, rububiyah Tuhan mustahil berdiri dengan barang-barang fana seperti itu.
Hal ini seperti yang dipahami oleh orang yang memiliki kesadaran manakala di jalan bertemu dengan sebuah tempat singgah yang secara khusus disediakan oleh raja yang baik untuk para musafir yang ingin berkunjung kepadanya. Sang Raja rela mengeluarkan jutaan dinar guna menghias tempat singgah tersebut hanya untuk kunjungan satu malam. Sebagian besar hiasan yang ada hanya berupa contoh dan model. Lalu, para musafir mengecap berbagai makanan hanya untuk sekedar mencicipi; bukan untuk kenyang. Karena itu, mereka tidak akan pernah puas. Kemudian setiap orang dengan tustel photonya mengambil berbagai gambar yang terdapat di tempat singgah tadi. Para pelayan raja juga mengambil berbagai bentuk muamalah yang mereka lakukan dengan sangat cermat. Setiap hari Sang Raja menghancurkan sebagian besar hiasan yang mahal dan bernilai, untuk digantikan dengan hiasan lain guna diberikan kepada tamu yang baru datang. Dari sini dapat dipahami bahwa Pemilik tempat sementara tersebut tentu memiliki tempat yang mahal dan permanen, kekayaan yang bernilai dan tersimpan, serta kedermawanan yang agung. Dia ingin membuat mereka merindukan sesuatu yang telah dipersiapkan dan disimpan untuk mereka.
Selain itu, manusia juga dapat memahami bahwa dunia bukan tercipta dengan sendirinya dan untuk dirinya sendiri. Tetapi, ia merupakan tempat tinggal yang selalu diisi dan dikosongkan dengan datang dan pergi. Yang menempatinya adalah para musafir. Tuhan Yang Mahamulia mengajak mereka menuju negeri yang penuh kedamaian. Hiasan yang ada bukanlah untuk dinikmati dengan cara dikunjungi semata karena ia hanya bisa dinikmati sementara waktu yang ketika lenyap menghasilkan derita. Hiasan tadi juga mendatangkan selera, namun ia tidak pernah bisa memuaskan karena usianya dan usiamu yang sama-sama singkat. Namun, ia dicipta untuk dijadikan pelajaran, untuk disyukuri, dan untuk membuat manusia merindukan barang orisinalnya yang abadi dan mahal. Adapun hiasan di sini merupakan gambaran dan contoh dari apa yang Tuhan simpan di sorga bagi orang beriman. Semua ciptaan yang fana ini bukan untuk hilang begitu saja. Namun, ia berkumpul dalam waktu singkat untuk diambil gambar, contoh, dan substansinya sehingga terbentuk bayangan tentang pemandangan abadi untuk mereka yang layak kekal.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa sesuatu diciptakan untuk menjadi kekal; bukan fana, adalah bahwa sesuatu yang fana dilihat dari satu sisi memang lenyap; tetapi dari berbagai sisi yang tak terhitung banyaknya tetap kekal. Misalnya lihatlah bunga yang menatap kita dalam waktu singkat kemudian menghilang. Ia tampak ibarat kata yang hilang, namun dengan ijin Allah meninggalkan ribuan contoh serupa dalam sejumlah pendengaran berikut maknanya di dalam akal manusia.
No Voice