Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 46
(1-357)
Apalagi apabila Sang Raja memperlihatkan di tempat singgah sementara dan galeri yang akan ditinggalkan ini sejumlah tanda yang menunjukkan keberadaan hikmah yang cemerlang, perhatian yang jelas, keadilan yang mulia, dan kasih sayang yang luas sehingga orang yang memiliki mata hati akan mengetahui dengan penuh keyakinan bahwa tidak ada yang lebih sempurna daripada hikmah-Nya, lebih indah daripada perhatian-Nya, lebih komprehensif daripada kasih sayangnya, dan lebih agung daripada keadilan-Nya. Andaikan di wilayah kerajaan-Nya terdapat sejumlah tempat yang tinggi, rumah yang berharga, kediaman yang kekal abadi sehingga menjadi manifestasi hakikat hikmah, perhatian, kasih sayang, dan keadilan-Nya, maka sikap mengingkari hikmah-Nya yang nampak jelas, sikap mengingkari perhatian-Nya yang terlihat, sikap mengingkari kasih-sayang-Nya yang nyata, serta sikap mengingkari keadilan-Nya yang terindera, mengharuskan adanya pengakuan bahwa Pelaku dari semua perbuatan penuh hikmah dan mulia tersebut adalah seorang yang bodoh, main-main, zalim, dan curang. Hakikat tadi harus berubah menjadi sebaliknya dan ini bagi orang yang berakal merupakan sesuatu yang mustahil.
Masih terdapat berbagai bukti lain yang jumlahnya tak terhingga yang menunjukkan bahwa Dia akan memindahkan rakyat-Nya dari tempat sementara ini menuju markas kekuasaan-Nya yang abadi. Ada begitu banyak tanda yang menunjukkan bahwa Dia akan mengganti kerajaan fana ini dengan kerajaan permanen.
Di samping itu tidak mungkin sama sekali alam ini ada, sementara alam tersebut tidak ada. Tidak mungkin Sang Pencipta menciptakan entitas ini, tanpa menciptakan entitas tersebut. Tidak mungkin Tuhan menciptakan dunia tanpa menciptakan akhirat. Sebab, kekuasaan rububiyah-Nya mengharuskan adanya pemberian balasan dan upah.
Apalagi diketahui lewat berbagai bukti yang ada bahwa Pemilik tempat ini memiliki sifat pemurah. Sifat pemurah tersebut mengkonsekwensikan adanya kebaikan yang sempurna dan pemberian balasan. Dia juga Mahamulia yang mengkonsekwensikan adanya pemberian ganjaran dengan sempurna dan tegas. Sementara, dunia sedikitpun tidak bisa menampung kemurahan dan kemuliaan-Nya.
Apalagi pemilik alam ini memiliki rahmat yang mencakup segala sesuatu. Di antara tandanya adalah rasa kasih sayang yang dimiliki oleh ibu, bahkan tumbuhan, terhadap anaknya, serta datangnya rezeki anak hewan dengan sangat mudah. Rahmat tersebut melahirkan perbuatan mulia dan baik yang sesuai dengannya. Lihatlah konsekwensi dari rahmat tersebut. Kemudian bandingkan dengan nikmat yang bersifat sementara di dunia fana ini dalam usia yang sangat pendek yang tak sampai satu tetes dari lautan rahmat-Nya. Ia hilang tanpa pernah kembali. Ia membuat nikmat menjadi bencana; kasih sayang menjadi musibah; cinta menjadi nestapa; akal menjadi hukuman; kelezatan menjadi penderitaan. Hakikat rahmat menjadi berubah. Maka, sifat sombong dengan mengingkari rahmat yang nampak sama seperti mengingkari mentari padahal cahayanya demikian terang di siang bolong. Dari kreasi Pemilik alam ini diketahui pula bahwa Dia Mahaagung dan perkasa. Sebagai konsekwensi dari kedua sifat tersebut adalah Dia menghukum orang yang tidak menghormati-Nya serta menekan orang yang meremehkan-Nya. Sebagaimana hal itu dilakukan kepada generasi terdahulu. Semuanya menunjukkan bahwa Dia tidak pernah melupakan meski ditunda. Dari sunnah-Nya juga dapat dipahami bahwa Dia tidak menerima terhadap tindakan meremehkan perintah dan larangan-Nya.
Ya. Dia telah memperkenalkan diri kepada manusia dengan berbagai ciptaan dan tatanan tersebut, berbaik hati kepada mereka lewat sejumlah bunga yang seimbang, menampakkan cinta pada mereka dengan aneka buah yang terhias rapi. Namun, mereka tidak mengenal-Nya dengan iman, tidak mencintai-Nya dengan ibadah, serta tidak menghormati-Nya dengan rasa syukur kecuali sedikit dari mereka. Dengan demikian, sangat pantas kalau Dia menyiapkan untuk mereka pada pusat rububiyah-Nya yang abadi sebuah tempat untuk memberikan balasan dan ganjaran.
Masih terdapat berbagai bukti lain yang jumlahnya tak terhingga yang menunjukkan bahwa Dia akan memindahkan rakyat-Nya dari tempat sementara ini menuju markas kekuasaan-Nya yang abadi. Ada begitu banyak tanda yang menunjukkan bahwa Dia akan mengganti kerajaan fana ini dengan kerajaan permanen.
Di samping itu tidak mungkin sama sekali alam ini ada, sementara alam tersebut tidak ada. Tidak mungkin Sang Pencipta menciptakan entitas ini, tanpa menciptakan entitas tersebut. Tidak mungkin Tuhan menciptakan dunia tanpa menciptakan akhirat. Sebab, kekuasaan rububiyah-Nya mengharuskan adanya pemberian balasan dan upah.
Apalagi diketahui lewat berbagai bukti yang ada bahwa Pemilik tempat ini memiliki sifat pemurah. Sifat pemurah tersebut mengkonsekwensikan adanya kebaikan yang sempurna dan pemberian balasan. Dia juga Mahamulia yang mengkonsekwensikan adanya pemberian ganjaran dengan sempurna dan tegas. Sementara, dunia sedikitpun tidak bisa menampung kemurahan dan kemuliaan-Nya.
Apalagi pemilik alam ini memiliki rahmat yang mencakup segala sesuatu. Di antara tandanya adalah rasa kasih sayang yang dimiliki oleh ibu, bahkan tumbuhan, terhadap anaknya, serta datangnya rezeki anak hewan dengan sangat mudah. Rahmat tersebut melahirkan perbuatan mulia dan baik yang sesuai dengannya. Lihatlah konsekwensi dari rahmat tersebut. Kemudian bandingkan dengan nikmat yang bersifat sementara di dunia fana ini dalam usia yang sangat pendek yang tak sampai satu tetes dari lautan rahmat-Nya. Ia hilang tanpa pernah kembali. Ia membuat nikmat menjadi bencana; kasih sayang menjadi musibah; cinta menjadi nestapa; akal menjadi hukuman; kelezatan menjadi penderitaan. Hakikat rahmat menjadi berubah. Maka, sifat sombong dengan mengingkari rahmat yang nampak sama seperti mengingkari mentari padahal cahayanya demikian terang di siang bolong. Dari kreasi Pemilik alam ini diketahui pula bahwa Dia Mahaagung dan perkasa. Sebagai konsekwensi dari kedua sifat tersebut adalah Dia menghukum orang yang tidak menghormati-Nya serta menekan orang yang meremehkan-Nya. Sebagaimana hal itu dilakukan kepada generasi terdahulu. Semuanya menunjukkan bahwa Dia tidak pernah melupakan meski ditunda. Dari sunnah-Nya juga dapat dipahami bahwa Dia tidak menerima terhadap tindakan meremehkan perintah dan larangan-Nya.
Ya. Dia telah memperkenalkan diri kepada manusia dengan berbagai ciptaan dan tatanan tersebut, berbaik hati kepada mereka lewat sejumlah bunga yang seimbang, menampakkan cinta pada mereka dengan aneka buah yang terhias rapi. Namun, mereka tidak mengenal-Nya dengan iman, tidak mencintai-Nya dengan ibadah, serta tidak menghormati-Nya dengan rasa syukur kecuali sedikit dari mereka. Dengan demikian, sangat pantas kalau Dia menyiapkan untuk mereka pada pusat rububiyah-Nya yang abadi sebuah tempat untuk memberikan balasan dan ganjaran.
No Voice