Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 44
(1-357)
Ya. Tanpa mengakui keberadaan Sang Pencipta Yang Mahaesa, berarti harus mengakui keberadaan tuhan-tuhan yang jumlahnya tak terhingga sebanyak partikel dan bangunan alam di mana setiap tuhan tadi mampu menciptakan keseluruhan. Pasalnya, setiap bagian yang hidup adalah prototipe bagi keseluruhan. Jadi, penciptanya harus mampu mencipta keseluruhan.
Selanjutnya, keberadaan matahari tidak mungkin tanpa disertai penyebaran cahaya. Demikian pula ketuhanan (uluhiyah) tidak mungkin ada tanpa disertai penampakan manifestasinya dengan cara mengirim para rasul. Keindahan yang sangat sempurna tidak mungkin ada tanpa disertai penampakan dan pengenalan terhadapnya lewat utusan yang bisa memperkenalkan. Kesempurnaan kreasi yang sangat indah tak mungkin ada tanpa disertai publikasi lewat pihak yang bisa menunjukkan padanya.
Kekuasaan rububiyah Tuhan yang bersifat menyeluruh tak mungkin tanpa penghambaan total melalui ikrar keesaan-Nya dalam tingkatan yang demikian banyak lewat utusan yang memiliki dua sayap.
Kebaikan tak terhingga tak mungkin ada tanpa disertai permintaan dan keinginan dari Si Pemilik keindahan agar keindahan dan kelembutan-Nya disaksikan dalam sebuah cermin. Ia juga tak mungkin ada tanpa keberadaan kehendak untuk mempersaksikan ke hadapan orang-orang yang mampu mengapresiasinya lewat seorang hamba yang Dia cintai dan rasul yang Dia buat dicintai oleh manusia. Dengan kata lain, dengan penghambaannya, beliau menjadi cermin untuk menyaksikan Pemilik keindahan lewat keindahan pemeliharaan-Nya dan lewat risalah-Nya.
Keberadaan perbendaharaan yang berisi berbagai mukjizat dan hal luar biasa tidak mungkin terwujud tanpa keinginan dari Pemiliknya untuk menampilkan ke hadapan sejumlah mata dan memperlihatkannya kepada makhluk sehingga kesempurnaan-Nya yang tersembunyi bisa tampak lewat sosok yang memperkenalkan, menggambarkan, dan menampakkannya.
Jika demikian, bukankah di dunia ini sifat-sifat tersebut telah terdapat pada sosok junjungan kita, Nabi muhammad saw? Ya, bahkan beliau lebih komprehensif, lebih sempurna, lebih mulia, dan lebih utama. Beliau adalah pemimpin para rasul yang memperlihatkan, menyampaikan, memperkenalkan, dan menampakkan, yang menjadi abid yang membimbing dan menjadi saksi, yang dicintai, mencintai, dibuat dicintai, yang memberi petunjuk, diberi petunjuk, dan mendapat petunjuk. Semoga sebaik-baik salawat dan salam tercurah kepada beliau dan kepada mereka semua sepanjang tegaknya langit dan bumi.
Lalu, perhatikan hakikat hari akhir yang demikian kuat. Yaitu bahwa seorang penguasa pasti memberikan ganjaran kepada orang yang taat dan hukuman bagi orang yang menantang. Apalagi jika Dia memiliki sifat yang amat pemurah dan mulia. Apalagi jika Dia memliki rahmat yang luas yang melahirkan perbuatan mulia sesuai dengan keluasan rahmatnya serta memiliki kedudukan yang agung. Apalagi jika Dia demikian bijaksana yang menjaga kekuasaannya dengan membuat orang-orang berlindung di bawah perlindungannya dan sangat adil yang penjagaan terhadap kerajaannya terwujud lewat cara menjaga hak-hak rakyat. Apalagi jika Dia memiliki kekayaan berlimpah disertai sikap dermawan yang hal itu menuntut keberadaan tempat baginya untuk memberikan jamuan serta keberadaan orang-orang yang membutuhkan. Dia juga memiliki kesempurnaan yang tersembunyi yang perlu ditampakkan ke hadapan khalayak yang mampu mengapresiasi. Dia juga memiliki keindahan immateril tak terkira dan kelembutan yang tak ada padanannya yang kebaikan tersebut harus disaksikan lewat sebuah cermin, diperlihatkan kepada yang lain, serta ditampakkan lewat keberadaan orang yang selalu mengapresiasi, suci, merindu, dan senantiasa mencinta. Pasalnya, keindahan abadi tidak menginginkan perindu sementara.
Selanjutnya, keberadaan matahari tidak mungkin tanpa disertai penyebaran cahaya. Demikian pula ketuhanan (uluhiyah) tidak mungkin ada tanpa disertai penampakan manifestasinya dengan cara mengirim para rasul. Keindahan yang sangat sempurna tidak mungkin ada tanpa disertai penampakan dan pengenalan terhadapnya lewat utusan yang bisa memperkenalkan. Kesempurnaan kreasi yang sangat indah tak mungkin ada tanpa disertai publikasi lewat pihak yang bisa menunjukkan padanya.
Kekuasaan rububiyah Tuhan yang bersifat menyeluruh tak mungkin tanpa penghambaan total melalui ikrar keesaan-Nya dalam tingkatan yang demikian banyak lewat utusan yang memiliki dua sayap.
Kebaikan tak terhingga tak mungkin ada tanpa disertai permintaan dan keinginan dari Si Pemilik keindahan agar keindahan dan kelembutan-Nya disaksikan dalam sebuah cermin. Ia juga tak mungkin ada tanpa keberadaan kehendak untuk mempersaksikan ke hadapan orang-orang yang mampu mengapresiasinya lewat seorang hamba yang Dia cintai dan rasul yang Dia buat dicintai oleh manusia. Dengan kata lain, dengan penghambaannya, beliau menjadi cermin untuk menyaksikan Pemilik keindahan lewat keindahan pemeliharaan-Nya dan lewat risalah-Nya.
Keberadaan perbendaharaan yang berisi berbagai mukjizat dan hal luar biasa tidak mungkin terwujud tanpa keinginan dari Pemiliknya untuk menampilkan ke hadapan sejumlah mata dan memperlihatkannya kepada makhluk sehingga kesempurnaan-Nya yang tersembunyi bisa tampak lewat sosok yang memperkenalkan, menggambarkan, dan menampakkannya.
Jika demikian, bukankah di dunia ini sifat-sifat tersebut telah terdapat pada sosok junjungan kita, Nabi muhammad saw? Ya, bahkan beliau lebih komprehensif, lebih sempurna, lebih mulia, dan lebih utama. Beliau adalah pemimpin para rasul yang memperlihatkan, menyampaikan, memperkenalkan, dan menampakkan, yang menjadi abid yang membimbing dan menjadi saksi, yang dicintai, mencintai, dibuat dicintai, yang memberi petunjuk, diberi petunjuk, dan mendapat petunjuk. Semoga sebaik-baik salawat dan salam tercurah kepada beliau dan kepada mereka semua sepanjang tegaknya langit dan bumi.
Lalu, perhatikan hakikat hari akhir yang demikian kuat. Yaitu bahwa seorang penguasa pasti memberikan ganjaran kepada orang yang taat dan hukuman bagi orang yang menantang. Apalagi jika Dia memiliki sifat yang amat pemurah dan mulia. Apalagi jika Dia memliki rahmat yang luas yang melahirkan perbuatan mulia sesuai dengan keluasan rahmatnya serta memiliki kedudukan yang agung. Apalagi jika Dia demikian bijaksana yang menjaga kekuasaannya dengan membuat orang-orang berlindung di bawah perlindungannya dan sangat adil yang penjagaan terhadap kerajaannya terwujud lewat cara menjaga hak-hak rakyat. Apalagi jika Dia memiliki kekayaan berlimpah disertai sikap dermawan yang hal itu menuntut keberadaan tempat baginya untuk memberikan jamuan serta keberadaan orang-orang yang membutuhkan. Dia juga memiliki kesempurnaan yang tersembunyi yang perlu ditampakkan ke hadapan khalayak yang mampu mengapresiasi. Dia juga memiliki keindahan immateril tak terkira dan kelembutan yang tak ada padanannya yang kebaikan tersebut harus disaksikan lewat sebuah cermin, diperlihatkan kepada yang lain, serta ditampakkan lewat keberadaan orang yang selalu mengapresiasi, suci, merindu, dan senantiasa mencinta. Pasalnya, keindahan abadi tidak menginginkan perindu sementara.
No Voice