Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 9
(1-357)
Catatan:
Tauhid terbagi dua:
Pertama, tauhid yang bersifat umum yaitu dengan berkata, “Tiada sekutu bagi-Nya. Alam ini bukan milik selain-Nya.” Dalam hal ini kelalaian dan kesesatan masih bisa bercampur ke dalam pemilik tauhid tersebut.
Kedua, tauhid hakiki yaitu dengan berkata, “Dia adalah Allah semata. Kerajaan, alam, dan segala sesuatu adalah milk-Nya.” Ia melihat tanda kekuasaan-Nya pada segala sesuatu serta membaca stempel-Nya pada segala sesuatu. Ia menetapkan untuk-Nya dengan penuh kesadaran. Tauhid ini tidak bisa dimasuki oleh kesesatan dan ilusi. Di sini kami akan menjelaskan kepadamu sejumlah cahaya tauhid ini yang kami ambil dari Alquran.
Cahaya Pertama
Pada setiap ciptaan terdapat tanda yang secara khusus menunjuk kepada Zat Pencipta segala sesuatu. Pada setiap makhluk terdapat stempel yang secara khusus menunjuk kepada Zat Pembuat segala sesuatu. Pada setiap lembar tulisan kekuasaan-Nya terdapat petunjuk menakjubkan yang tak bisa ditiru yang secara khusus menunjuk kepada Sang Penguasa azali dan abadi.
Misalnya lihat pada tanda kekuasaan-Nya yang tak terhingga yang Allah letakkan pada kehidupan. Lihatlah kehidupan, bagaimana sesuatu menjadi segala sesuatu dan segala sesuatu menjadi sesuatu.
Ya, air yang diminum dengan ijin Allah berubah menjadi organ dan perangkat makhluk hidup sehingga dengan perintah Allah sesuatu berubah menjadi segala sesuatu. Demikian pula dengan berbagai jenis makanan. Dengan ijin Allah, ia berubah menjadi tubuh, daging, dan organ lainnya. Dengan demikian, segala sesuatu berubah menjadi sesuatu dengan perintah Allah. Orang yang memiliki akal, perasaan, dan kalbu akan memahami bahwa proses membuat sesuatu menjadi segala sesuatu dan sebaliknya merupakan tanda khusus Zat Pencipta segala sesuatu, Allah Swt.
Cahaya Kedua
Lihatlah satu stempel dari sekian stempel yang tak terhingga yang terdapat pada makhluk hidup. Yaitu bahwa makhluk hidup seperti miniatur seluruh entitas, buah yang menerangi pohon alam, serta benih yang menyinari dunia. Sang Pencipta menanamkan di dalamnya model dari sebagian besar spesies alam. Seolah-olah makhluk hidup merupakan tetesan yang diperas dari seluruh alam dengan sistem yang cermat dan jelas. Ia ibarat satu titik komprehensif yang terambil dari seluruh neraca yang sensitif dan ilmiah. Tidak mungkin makhluk paling rendah sekalipun dicipta kecuali oleh Zat yang menggenggam kekuasaan seluruh entitas.
Tauhid terbagi dua:
Pertama, tauhid yang bersifat umum yaitu dengan berkata, “Tiada sekutu bagi-Nya. Alam ini bukan milik selain-Nya.” Dalam hal ini kelalaian dan kesesatan masih bisa bercampur ke dalam pemilik tauhid tersebut.
Kedua, tauhid hakiki yaitu dengan berkata, “Dia adalah Allah semata. Kerajaan, alam, dan segala sesuatu adalah milk-Nya.” Ia melihat tanda kekuasaan-Nya pada segala sesuatu serta membaca stempel-Nya pada segala sesuatu. Ia menetapkan untuk-Nya dengan penuh kesadaran. Tauhid ini tidak bisa dimasuki oleh kesesatan dan ilusi. Di sini kami akan menjelaskan kepadamu sejumlah cahaya tauhid ini yang kami ambil dari Alquran.
Cahaya Pertama
Pada setiap ciptaan terdapat tanda yang secara khusus menunjuk kepada Zat Pencipta segala sesuatu. Pada setiap makhluk terdapat stempel yang secara khusus menunjuk kepada Zat Pembuat segala sesuatu. Pada setiap lembar tulisan kekuasaan-Nya terdapat petunjuk menakjubkan yang tak bisa ditiru yang secara khusus menunjuk kepada Sang Penguasa azali dan abadi.
Misalnya lihat pada tanda kekuasaan-Nya yang tak terhingga yang Allah letakkan pada kehidupan. Lihatlah kehidupan, bagaimana sesuatu menjadi segala sesuatu dan segala sesuatu menjadi sesuatu.
Ya, air yang diminum dengan ijin Allah berubah menjadi organ dan perangkat makhluk hidup sehingga dengan perintah Allah sesuatu berubah menjadi segala sesuatu. Demikian pula dengan berbagai jenis makanan. Dengan ijin Allah, ia berubah menjadi tubuh, daging, dan organ lainnya. Dengan demikian, segala sesuatu berubah menjadi sesuatu dengan perintah Allah. Orang yang memiliki akal, perasaan, dan kalbu akan memahami bahwa proses membuat sesuatu menjadi segala sesuatu dan sebaliknya merupakan tanda khusus Zat Pencipta segala sesuatu, Allah Swt.
Cahaya Kedua
Lihatlah satu stempel dari sekian stempel yang tak terhingga yang terdapat pada makhluk hidup. Yaitu bahwa makhluk hidup seperti miniatur seluruh entitas, buah yang menerangi pohon alam, serta benih yang menyinari dunia. Sang Pencipta menanamkan di dalamnya model dari sebagian besar spesies alam. Seolah-olah makhluk hidup merupakan tetesan yang diperas dari seluruh alam dengan sistem yang cermat dan jelas. Ia ibarat satu titik komprehensif yang terambil dari seluruh neraca yang sensitif dan ilmiah. Tidak mungkin makhluk paling rendah sekalipun dicipta kecuali oleh Zat yang menggenggam kekuasaan seluruh entitas.
No Voice