Ya, Alquran al-Karim yang setiap hurufnya memberikan tiga puluh ribu buah abadi menjadi pohon bersinar—seperti pohon Tuba sorga—di mana kaum beriman di bulan Ramadhan meraih buah kekal abadi yang terhitung jutaan. Renungkan dan perhatikan dengan seksama bisnis suci, kekal, dan menguntungkan itu. Lalu bayangkan mereka yang tidak mengetahui nilai dari huruf-huruf suci tersebut. Betapa ia sangat merugi!
Demikianlah, bulan Ramadhan yang penuh berkah laksana galeri bisnis ukhrawi atau pasar yang sangat dinamis. İa bagikan tanah yang sangat subur dan kaya yang dapat menghasilkan berbagai panenan ukhrawi. Ia seperti hujan yang turun pada bulan April untuk menumbuhkan dan memberikan keberkahan kepada amal manusia. İa juga laksana festival besar dan hari raya suci yang menggelar ritual ubudiyah manusia terhadap kekuasaan rububiyah ilahi.
Karena itu, manusia diberi kewajiban berpuasa agar tidak berkutat pada berbagai kebutuhan hewani seperti makan, minum, dan berbagai kebutuhan nafsu lainnya yang dibarengi dengan kelalaian. Juga agar ia tidak terjerumus ke dalam syahwat hawa nafsu dan berbagai urusan yang tidak berguna.
Dengan berpuasa ia laksana cermin yang memantulkan sifat shamdâniyah Tuhan di mana untuk sementara waktu ia keluar dari tabiat hewani dan masuk ke dalam kondisi yang menyerupai malaikat. Atau, ia menjadi sosok ukhrawi dan rohani yang tampak pada fisik dengan masuk ke dalam bisnis akhirat dan melepaskan berbagai kebutuhan duniawi yang bersifat temporer.
Ya, Ramadhan yang penuh berkah membuat orang yang berpuasa di dunia fana dan kehidupan singkat ini mendapatkan umur yang kekal dan kehidupan abadi. Satu Ramadhan saja dapat memperoleh berbagai buah usia yang mendekati delapan puluh tahun. Keberadaan satu malam Laylatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan sesuai dengan bunyi nas Alquran merupakan argumen yang kuat atasnya.