Namun ia menjadikan mereka sebagai wujud dari kebaikan dan karunianya yang istimewa. Ia mengundang mereka ke kantornya secara langsung tanpa hijab, memberikan perlindungan khusus, menghadirkan sebuah penghormatan dan prosedur yang tak seperti biasanya, serta mempersembahkan berbagai bentuk kemurahannya kepada mereka.
Demikian pula dengan Tuhan Yang Mahakuasa, yang Mahaagung dan Maha Pemurah. Dia adalah Penguasa abadi dan azali. Dia Penguasa delapan belas ribu alam. Pada bulan Ramadhan Allah menurunkan Alquran al-Hakim yang merupakan firman termasyhur-Nya yang tertuju kepada ribuan alam itu. Karena itu, kedatangan bulan Ramadhan laksana hari raya ilahi yang istimewa, pameran rabbani, serta majelis ruhani. Ia adalah bagian dari tuntunan hikmah-Nya.
Ketika bulan Ramadhan mencerminkan hari raya yang memberikan kegembiraan, tidak aneh kalau di dalamnya terdapat perintah puasa agar pada tingkat tertentu manusia bisa mengalahkan berbagai kesibukan hewaninya yang rendah. Kesempurnaan puasa terwujud ketika seluruh indera manusia seperti mata, telinga, kalbu, hayalan, dan pikiran juga ikut berpuasa sebagaimana yang dilakukan oleh perut. Yaitu dengan menjauhkan seluruh indera dari semua larangan dan sesuatu yang tidak berguna sekaligus mengantarnya kepada ubudiyah masing-masing.
Misalnya, melatih lisan untuk berpuasa dari perkataan dusta, gibah, dan berbagai ungkapan kotor. Serta membasahinya dengan bacaan Alquran, zikir, tasbih, tahmid, shalawat dan salam kepada Rasul saw, istigfar, dan berbagai zikir lainnya. Misalnya, menundukkan pandangan dari segala yang diharamkan, menutup telinga dari mendengar ucapan buruk, mendorong mata untuk melihat dengan penuh perenungan, mendorong telinga untuk mendengar perkataan yang benar dan Alquran, serta menjadikan seluruh inderannya dalam kondisi berpuasa.
Jika perut yang merupakan pabrik sangat besar diistirahatkan dengan puasa, maka pabrik-pabrik kecil lainnya menjadi mudah pula untuk diistirahatkan.