Risalah Ramadhan | Risalah Ramadhan | 8
(1-16)

Akibatnya ia lupa kepada Sang Pencipta Yang telah mendidiknya dengan penuh kasih sayang dan tidak memikirkan akhir hidup, dan akhiratnya sehingga terjatuh ke dalam akhlak tercela.

Namun puasa Ramadhan membuat manusia yang paling lalai dan membangkang dapat merasakan kelemahan, ketidakberdayaan, dan kefakirannya. Lewat rasa lapar masing-masing mereka merenungkan dirinya dan perutnya yang kosong sekaligus menyadari rasa butuh yang terdapat dalam perutnya itu. Iapun menyadari sejauh mana kelemahan dan kebutuhannya terhadap rahmat dan kasih sayang ilahi. Dari relung hatinya yang dalam ia ingin mengetuk pintu ampunan Tuhan dengan segala kelemahan dan kefakiran yang ada  seraya melepaskan sifat Firaun dalam jiwanya. Lalu dengan itu ia bersiap-siap mengetuk rahmat ilahi lewat tangan syukur maknawi selama kelalaian tidak merusak mata hatinya.

 

Catatan Keenam

            Di antara sekian banyak hikmah puasa Ramadhan yang terkait dengan turunnnya Alquran dan bahwa ia merupakan waktu turunnya yang terpenting, salah satunya adalah sebagai berikut:

            Karena Alquran telah turun pada bulan Ramadhan yang penuh berkah maka jiwa harus bersih dari berbagai keinginan hina dan jauh dari berbagai perkara buruk guna bersiap-siap menyambut kalam samawi tersebut secara baik. Yaitu dengan menghadirkan hati pada saat turunnya di bulan ini serta menyerupai kondisi malaikat dengan tidak makan dan tidak minum, membaca Alquran al-Karim seakan-akan ayat-ayat baru turun kembali, menyimaknya dengan khusyuk, serta mendengarkan kalam ilahi tersebut agar bisa meraih kedudukan yang tinggi dan kondisi spiritual yang mulia seakan-akan si pembaca mendengar langsung dari Rasul saw. Atau seakan-akan ia mendengarnya dari Jibril as. Atau bahkan mendengarnya dari Allah Swt. Kemudian ia menyampaikan dan membacakannya kepada orang lain dengan menerangkan salah satu hikmah turunnya.

No Voice