Risalah Ramadhan | Risalah Ramadhan | 7
(1-16)

Catatan Keempat

Puasa Ramadhan dilihat dari sisi pembinaan terhadap jiwa manusia memiliki sejumlah hikmah. Di antaranya bahwa jiwa manusia cenderung ingin bebas merdeka tanpa ikatan. Bahkan secara fitrah ia merasa berkuasa atas dirinya sendiri dan bebas bergerak sesuka hati. İa tidak mau berpikir bahwa dirinya tumbuh besar lewat berbagai karunia ilahi yang tak terhingga. Terutama jika ia memiliki kekayaan berlimpah dan kekuasaan di dunia. Hal itu ditopang dan didukung oleh kelalaian yang ada. Karenanya, ia mereguk nikmat ilahi dengan cara merampas dan mencuri laksana hewan.

Akan tetapi, pada bulan Ramadhan yang penuh berkah jiwa setiap manusia menjadi sadar, mulai dari yang paling kaya hingga yang paling miskin bahwa dirinya bukan pemilik; tetapi dimiliki, juga tidak bebas merdeka; tetapi hamba yang diperintah.  Karena itu, ia tidak bisa melakukan pekerjaan yang paling sepele sekalipun tanpa perintah. Bahkan mengambil dan meminum air sekalipun. Dengan demikian, perasaannya sebagai penguasa atas dirinya lenyap. Ia terikat oleh jerat ubudiyahnya kepada Allah Swt dan masuk ke dalam wilayah tugas utamanya, yaitu bersyukur.    

 

Catatan Kelima

Puasa Ramadhan memiliki banyak hikmah dilihat dari tujuannya dalam mendidik nafsu ammarah bissu`, dalam meluruskan akhlaknya, dan dalam menjadikannya menjauhi berbagai perbuatan yang tidak jelas. Kami akan menyebutkan satu saja darinya. Yaitu bahwa jiwa manusia cenderung lupa kepada jati dirinya. Ia tidak melihat kelemahan tak terhingga, kefakiran tak bertepi, dan berbagai kekurangan yang terdapat dalam dirinya. Bahkan ia tidak mau melihat semua itu, tidak mau merenungkan puncak kelemahannya, kondisinya yang  akan lenyap, serta berbagai kesulitan yang akan ia hadapi. Ia juga lupa kalau dirinya berasal dari daging dan tulang yang cepat rusak dan hancur. Ia merasa seolah-olah wujudnya berasal dari baja, tidak akan pernah mati, dan kekal abadi. Karena itu, engkau melihatnya menyambar dunia dan melemparkan diri ke dalamnya dengan rasa tamak dan rakus disertai dengan kecintaan buta terhadapnya. Ia menguatkan cengkeramannya terhadap segala hal yang dirasa nikmat dan berguna.
No Voice