BUAH DARI POHON CAHAYA | BUAH DARI POHON CAHAYA | 16
(1-86)
Ada banyak contoh lain yang boleh menambah pengertian ketiga contoh ini, sehingga ayat berikut menerangkan ertinya:
“Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” ( Surah al-Mutaffifin:14 ).
Kedua: Sepeti yang telah dikemukakan mengenai maksud nasib dan agama dalam “Kata Kedua Puluh Enam”, manusia tidak mempunyai alasan untuk mengeluh terhadap musibah dan ujian yang menimpa mereka. Ada tiga sebab mengenainya:
Sebab pertama: Tuhan Yang Maha Esa telah mencipta pakaian yang menutupi tubuh manusia sesuai dengan keindahan-Nya.
Dengan berkat Allah maka manusia menjadi model yang dapat diukur, dibuatnya bermacam potongan dan diubahnya pakaian tubuh itu sehingga nama-Nya sebagai Pencipta dipamerkan dalam berbagai cara. Kerana Allah mempunyai nama Maha Penyembuh, makan tentu ada penyakit yang mengimbanginya. Demikian pula nama-Nya sebagai Maha Pemberi, mengisyaratkan ada kelaparan yang perlu dilayani oleh Yang Maha Pemberi.
Sebab kedua: Apabila musibah dan penyakit silih berganti, maka kehidupan akan menjadi lebih baik, sempurna, kuat, maju dan akan menuju ke arah pencapaian tujuan. Kehidupan yang sentiasa bergolek di atas tilam kenikmatan akan menimbulkan kejemuan dan tidak mencerminkan kebaikan yang mutlak. Malah ia menggambarkan keburukan yang mutlak.
“Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” ( Surah al-Mutaffifin:14 ).
Kedua: Sepeti yang telah dikemukakan mengenai maksud nasib dan agama dalam “Kata Kedua Puluh Enam”, manusia tidak mempunyai alasan untuk mengeluh terhadap musibah dan ujian yang menimpa mereka. Ada tiga sebab mengenainya:
Sebab pertama: Tuhan Yang Maha Esa telah mencipta pakaian yang menutupi tubuh manusia sesuai dengan keindahan-Nya.
Dengan berkat Allah maka manusia menjadi model yang dapat diukur, dibuatnya bermacam potongan dan diubahnya pakaian tubuh itu sehingga nama-Nya sebagai Pencipta dipamerkan dalam berbagai cara. Kerana Allah mempunyai nama Maha Penyembuh, makan tentu ada penyakit yang mengimbanginya. Demikian pula nama-Nya sebagai Maha Pemberi, mengisyaratkan ada kelaparan yang perlu dilayani oleh Yang Maha Pemberi.
Sebab kedua: Apabila musibah dan penyakit silih berganti, maka kehidupan akan menjadi lebih baik, sempurna, kuat, maju dan akan menuju ke arah pencapaian tujuan. Kehidupan yang sentiasa bergolek di atas tilam kenikmatan akan menimbulkan kejemuan dan tidak mencerminkan kebaikan yang mutlak. Malah ia menggambarkan keburukan yang mutlak.
No Voice