Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 105
(1-144)
Dan di dalam risalah-risalah an-Nur ada gesaan dan dakwah bagi para ulama kita sekarang supaya mempelajari risalah-risalah an-Nur dan berdiri dalam satu barisan melawan kesesatan yang menyerang, tanpa mempedulikan keilmuan atau perbedaan kecil, dan supaya mereka tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat. Di samping itu, di dalam risalah-risalah an-Nur di dalam menghadapi sanggahan para ulama terhadap risalah-risalah an-Nur. Hal itu telah kami bentangkan di dalam “Gaya bahasa berbicara dengan para penentang”, maka tidak perlu diulang lagi.
Adapun dengan para ulama yang menghalang memberi petunjuk dan menasehati orang-orang, risalah-risalah an-Nur telah memeriksa penyakit ini dan menerangkan terapinya sebagai berikut:
“Saya telah mendengarkan para pemberi nasehat, akan tetapi nasehat mereka tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap diriku, maka saya memikirkan sebabnya. Saya mendapatkan bahwa di sana ada tiga sebab lain di samping kerasnya hatiku:
1. Mereka melupakan perbedaan antara masa kini dengan masa lampau, sehingga mereka seringkali melampaui batas di dalam menggambarkan dakwaan mereka dengan berusaha untuk memperindah kata-katanya tanpa memberikan bukti-bukti cukup yang perlu untuk memberikan pengaruh dan memuaskan pencari hakekat. Zaman sekarang lebih memerlukan pemberian bukti.
2. Ketika mereka sedang mengajak kepada suatu perkara dan menakut-nakuti dari sesuatu, mereka menjatuhkan nilai yang lebih penting daripadanya. Dengan demikian mereka telah tidak bisa menjaga keseimbangan yang ada di dalam syariat (yakni antara yang penting dengan yang lebih penting).
3. Kesesuaian perkataan dengan keadaan adalah jenis kefasihan yang paling tinggi, maka hendaklah perkataan itu juga sesuai dengan kebutuhan zaman. Akan tetapi mereka tidak berbicara sesuai dengan pengobatan penyakit zaman ini. Seolah-olah mereka membawa manusia kepada zaman yang telah lalu dan berbicara dengan mereka dengan lisan zaman tersebut.
Oleh karena itu, hendaklah para pemberi nasehat dan pembimbing yang terhormat menjadi peneliti supaya mereka bisa memberikan pembuktian dan kepuasan. Dan hendaklah mereka menjadi orang-orang yang bijaksana supaya mereka tidak merusak keseimbangan syariat. Dan hendaklah mereka juga menjadi orang-orang yang fasih supaya perkataan mereka sesuai dengan kebutuhan zaman, dan seharusnya mereka menimbang perkara itu dengan ukuran syariat...”. (98)
Risalah-risalah an-Nur senantiasa mengulangi ajakannya kepada kesepakatan dan keharmonian di antara pelbagai aliran. “Saya telah mengatakan seratus kali, dan kini saya mengulanginya lagi: Harus ada kesepakatan dan keharmonian di antara pemeluk aliran-aliran fiqih, aliran-aliran modern dan aliran-aliran tasawuf demi kesatuan tujuan. Yang demikian itu dengan pertukaran pikiran dan kecenderungan sebagiannya kepada sebagian yang lain, karena kita melihat – sayangnya – bahwa perbedaan pemikiran mereka itu sebagaimana memecahkan pesatuan juga menghentikan perkembangan dan kemajuan”.(99)
Adapun dengan para ulama yang menghalang memberi petunjuk dan menasehati orang-orang, risalah-risalah an-Nur telah memeriksa penyakit ini dan menerangkan terapinya sebagai berikut:
“Saya telah mendengarkan para pemberi nasehat, akan tetapi nasehat mereka tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap diriku, maka saya memikirkan sebabnya. Saya mendapatkan bahwa di sana ada tiga sebab lain di samping kerasnya hatiku:
1. Mereka melupakan perbedaan antara masa kini dengan masa lampau, sehingga mereka seringkali melampaui batas di dalam menggambarkan dakwaan mereka dengan berusaha untuk memperindah kata-katanya tanpa memberikan bukti-bukti cukup yang perlu untuk memberikan pengaruh dan memuaskan pencari hakekat. Zaman sekarang lebih memerlukan pemberian bukti.
2. Ketika mereka sedang mengajak kepada suatu perkara dan menakut-nakuti dari sesuatu, mereka menjatuhkan nilai yang lebih penting daripadanya. Dengan demikian mereka telah tidak bisa menjaga keseimbangan yang ada di dalam syariat (yakni antara yang penting dengan yang lebih penting).
3. Kesesuaian perkataan dengan keadaan adalah jenis kefasihan yang paling tinggi, maka hendaklah perkataan itu juga sesuai dengan kebutuhan zaman. Akan tetapi mereka tidak berbicara sesuai dengan pengobatan penyakit zaman ini. Seolah-olah mereka membawa manusia kepada zaman yang telah lalu dan berbicara dengan mereka dengan lisan zaman tersebut.
Oleh karena itu, hendaklah para pemberi nasehat dan pembimbing yang terhormat menjadi peneliti supaya mereka bisa memberikan pembuktian dan kepuasan. Dan hendaklah mereka menjadi orang-orang yang bijaksana supaya mereka tidak merusak keseimbangan syariat. Dan hendaklah mereka juga menjadi orang-orang yang fasih supaya perkataan mereka sesuai dengan kebutuhan zaman, dan seharusnya mereka menimbang perkara itu dengan ukuran syariat...”. (98)
Risalah-risalah an-Nur senantiasa mengulangi ajakannya kepada kesepakatan dan keharmonian di antara pelbagai aliran. “Saya telah mengatakan seratus kali, dan kini saya mengulanginya lagi: Harus ada kesepakatan dan keharmonian di antara pemeluk aliran-aliran fiqih, aliran-aliran modern dan aliran-aliran tasawuf demi kesatuan tujuan. Yang demikian itu dengan pertukaran pikiran dan kecenderungan sebagiannya kepada sebagian yang lain, karena kita melihat – sayangnya – bahwa perbedaan pemikiran mereka itu sebagaimana memecahkan pesatuan juga menghentikan perkembangan dan kemajuan”.(99)
No Voice