Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 127
(1-144)
DARI RISALAH AL-UKHUWWAH (PERSAUDARAAN)
UNDANG-UNDANG PERSAUDARAAN
Sesungguhnya permusuhanmu terhadap orang yang beriman itu adalah kezaliman yang nyata dari segi kehidupan pribadi. Jika kamu mau, dengarkanlah beberapa undang-undang yang merupakan asas bagi aspek keempat ini.
UNDANG-UNDANG PERTAMA:
Ketika kamu mengetahui bahwa kamu berada di dalam kebenaran dalam tingkahlaku dan pikiranmu kamu boleh berkata: “Caraku itu hak atau lebih afdal”, akan tetapi kau tidak boleh berkata: “Yang hak itu adalah caraku seorang saja”, karena pandanganmu yang penuh kebencian dan pikiranmu yang picik tidak akan menjadi perselisihan dan hukum yang memutuskan kebatilan cara-cara lain. Dahulu seorang penyair berkata:
“Mata yang rela itu picik terhadap setiap aib, sedang mata yang membenci menampakkan kejelekan-kejelekan”.
UNDANG-UNDANG KEDUA:
Kamu harus mengatakan yang hak dalam setiap perkataanmu, akan tetapi kamu tidak boleh menyebarkan semua hakekat. Dan kamu harus jujur di dalam setiap pembicaraanmu, akan tetapi tidak benar semua yang kamu katakan itu jujur, karena orang yang mempunyai niat yang tidak ikhlas – sepertimu – berkemungkinan membangkitkan lawannya dengan perkataannya itu sehingga terjadilah kebalikan yang dimaksud.
UNDANG-UNDANG KETIGA:
Jika kamu ingin memusuhi seseorang, maka musuhilah permusuhan yang ada di dalam hatimu dan berusahalah untuk memadamkan apinya dan memusnahkan akarnya. Dan berusahalah untuk memusuhi sesuatu yang merupakan musuh utamamu dan paling berbahaya bagimu, yaitu dirimu sendiri yang disampingmu itu. Lawanlah hawa nafsu dan berusahalah untuk memperbaikinya dan janganlah memusuhi orang-orang yang beriman hanya karenanya.
Dan jika kamu ingin permusuhan juga, maka musuhilah orang-orang kafir dan zindiq. Mereka itu banyak.
Dan ketahuilah bahwa sifat mencintai itu dicintai pada dzatnya dan layak untuk dicintai juga, sebagaimana sifat permusuhan itu patut dimusuhi sebelum yang lainnya.
Jika kamu ingin mengalahkan musuhmu maka berbuat baiklah kepadanya, karena dengannya api permusuhan akan padam. Tetapi jika kamu membalas kejahatannya dengan yang semacamnya, maka permusuhan akan bertambah. Sehingga kalau ia kalah – pada lahirnya – maka hatinya akan penuh dengan kemarahan terhadapmu, sehingga permusuhan dan pertengkaran akan berterusan. Sedang membalas kejahatannya dengan kebaikan akan membuatnya menyesal sehingga mungkin ia akan menjadi kawan akrabmu, karena seorang mukmin seharusnya adalah orang yang mulia, jika kamu memuliakannya maka kamu telah memilikinya dan menjadikannya saudaramu, sehinggapun jika ia seorang yang hina – pada lahirnya – akan tetapi ia adalah mulia dari segi imannya. Seorang penyair berkata:
No Voice