Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 129
(1-144)
Apakah di sana ada keinsafan dan kerelaan yang memenuhi dada seorang mukmin selama setahun penuh dengan kemarahan dan kedengkian terhadap saudaranya hanya karena sesuatu yang remeh di mana permusuhan terhadapnya tidak sama dengan satu hari? Perlu diketahui bahwa tidak patut menghubungkan kejelekan yang datang dari saudaramu yang beriman kepadanya seorang dan kamu mengutuknya karena hal itu, karena:
Pertama : Takdir Ilahi mempunyai bagiannya dalam hal ini, maka kamu harus menerima bagian takdir ini dengan ridha dan pasrah.
Kedua : Setan dan hawa nafsu juga mempunyai bagiannya. Jika kamu keluarkan dua bagian ini, tidak aksn tinggal di depanmu kecuali sayang kepada saudaramu sebagai ganti memusuhinya, karena kamu melihatnya kalah di depan diri dan setannya, dan setelah itu kamu akan menunggu penyesalan darinya atas perbuatannya dan kamu mengharap dia baik kembali.
Ketiga: Dalam masalah ini kamu harus memperhatikan kekurangan dirimu sendiri, yaitu yang tidak kamu lihat atau tidak suka kamu lihat. Hilangkan bagian ini bersama dua bagian terdahulu, niscaya kamu akan lihat sisanya hanyalah bagian kecil dan sedikit sekali. Jika kamu menghadapinya dengan himmah tinggi dan keberanian hebat, yakni dengan memaafkan dan mengampuninya, niscaya kamu akan selamat dari kezaliman dan penganiayaan terhadap orang lain. Akan tetapi jika kamu menghadapi kejelekannya dengan sifat tamak terhadap barang remeh temeh dunia – seakan-akan kamu akan kekal di dalamnya – dan dengan kedengkian serta permusuhan yang terus-menerus, maka tidak syak lagi sifat “orang yang sangat zalim dan jahil” itu sesuai untuk dirimu, dan kamu menjadi seperti orang Yahudi dungu yang membelanjakan uang yang banyak hanya untuk memotong kaca yang tidak berharga dan kristal salju yang sebentar lagi akan mencair, karena menyangka bahwa itu adalah intan.
Demikianlah telah kami bentangkan di depanmu akibat permusuhan, yaitu bahayanya bagi kehidupan individu manusia. Jika kamu benar-benar menyukai dirimu, maka jangan kamu buka jalan baginya untuk memasuki hatimu. Jika telah benar-benar masuk dan menetap di sana, maka jangan kamu dengarkan ia, akan tetapi dengarkan kepada Hafidz Syairazi, orang yang mempunyai mata hati yang menembus kepada hakekat. Katanya:
“Dunia seluruhnya tidak sebanding dengan benda yang patut diperebutkan, karena ia adalah remeh, dan keenakannya akan hilang dan fana”.
Jika dunia yang besar dan segala isinya itu remeh, maka apalagi sebagian kecilnya. Dengarkan kata-katanya lagi:
“Memperolehi kedamaian dan keselamatan di dalam dua alam ini diterangkan dengan dua kata berikut: Mempergauli kawan-kawan dengan harga diri dan keinsafan dan bersikap terhadap musuh dengan pemaafan dan kejernihan”.
No Voice