Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 128
(1-144)
“Jika engkau memuliakan orang yang mulia engkau telah memilikinya, dan jika engkau memulikan orang yang hina niscaya ia akan ingkar”.
Ya, kenyataan menyaksikan bahwa, berkata kepada perusak dengan kata-kata : “kamu adalah orang yang saleh, kamu adalah orang yang mulia...” mungkin akan mendorongnya untuk menjadi orang yang saleh, dan demikian pula berkata kepada orang yang saleh: “Kamu adalah orang yang jahat, kamu adalah perusak...” mungkin akan mendorongnya melakukan kerusakan. Oleh sebab itu, dengarkan dengan telinga hati firman Allah Ta’ala berikut ini:
“dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya” (surat al-Furqan 72).
“dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (surat at-Taghabun 14). Dan undang-undang al-Quran lainnya yang suci, karena di dalamnya terdapat taufik, keberhasilan, kebahagiaan dan keamanan.

UNDANG-UNDANG KEEMPAT:
Orang-orang yang hatinya penuh dengan kedengkian dan permusuhan terhadap saudara-saudara mereka yang beriman sebenarnya mereka menzalimi diri mereka sendiri di samping menzalimi saudara-saudara mereka itu. Tambahan lagi, mereka itu melampaui batas-batas rahmat Ilahi. Yang demikian itu karena:
Setiap kali orang yang dengki melihat kenikmatan berada pada orang yang didengkinya, dirinya akan tersiksa hebat, permusuhan yang timbul dari kedengkian di bawah derajat siksaan neraka yang pedih. Hal ini disebabkan karena kedengkian lebih tercela bagi orang yang dengki daripada orang yang didengki karena orang yang dengki tersebut akan terbakar dengan nyalanya. Sedang orang yang didengki, dia tidak akan terkena sedikitpun akibat kedengkian atau paling tidak ia hanya akan terkena sedikit saja.
Terapi kedengkian ialah: Hendaklah orang yang dengki itu memperhatikan dan merenungkan akibat kedengkian, supaya ia mengetahui bahwa apa yang diperolehi orang yang didengkinya daripada keenakan dunia seperti harta, kekuasaan dan pangkat itu hannyalah keenakan yang akan hilang dan fana. Manfaatnya hanyalah sedikit, sedang masalah yang timbul darinya adalah besar.
Jika kedengkian itu timbul dari dorongan-dorongan lain, maka itu sama sekali bukan kedengkian. Jika keringat kedengkian dalam masalah-masalah seperti ini keluar juga, maka orang yang dengki itu ada dua kemungkinan: Mungkin dia riyak, sehingga kebaikan-kebaikan akhiratnya musnah di dunia ini, atau mungkin dia buruk sangka terhadap orang yang didengkinya sehingga dia menzaliminya.
Kemudian orang yang dengki itu dalam kedengkiannya itu marah terhadap takdir Allah, karena dia sedih dengan kedatangan kurnia dan rahamt Allah kepada orang yang didengkinya dan merasa senang jika dia terkena musibah. Seolah-olah dia mengkritik takdir, niscaya dia akan ditumbangkannya, dan barang siapa menyangkal rahmatNya yang luas. Dan sudah menjadi maklum bahwa barangsiapa mengkritik rahmat Ilahi, dia akan dihalang daripadanya.
No Voice