Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 16
(1-144)
Badiuzzaman: “Saya tetap menolaknya supaya Sultan tidak berkenan kepada saya dan mengundang saya mengadapnya. Dan ketika itulah saya akan mengatakan yang hak.”
Menteri: “Akibatnya pasti tidak akan menggembirakan.”
Badiuzzaman: “Sebab maut adalah banyak, tapi maut itu sendiri hanya satu. Jika saya dihukum mati pasti saya akan bersemayam di hati umat. Mereka akan tahu bahawa saya pergi ke Istanbul dengan menggadaikan nyawa saya di dalam genggaman. Berbuatlah sesuka hati kalian kerana sesungguhnya saya menyedari apa yang saya katakan. Saya ingin membangunkan anak-anak bangsa dan saya tidak melakukannya melainkan kerana saya adalah salah seorang anggotanya, dan bukan karena menginginkan gaji. Pengabdian orang seperti saya kepada negara hanyalah berupa nasihat. Dan hal ini tidak akan sempurna kecuali dengan kesan yang baik, dan kesan yang baik tidak akan sempurna kecuali dengan meninggalkan kepentingan peribadi. Jadi dengan demikian saya ada alasan untuk tidak menerima gaji tersebut.”
Menteri: “Niat kamu menyebarkan ilmu pengetahuan di desamu sekarang sedang dikaji oleh kabinet.”
Badiuzzaman: “Jadi mengapa penyebaran ilmu pengetahuan diperlambatkan dan gaji pula dipercepatkan? Mengapa kalian lebih mengutamakan kepentingan peribadiku dari masalah umat?” (7)
Masih di Salonique, seorang Yahudi yang terkenal, Emanuel Karh Saw, ketua perkumpulan Masuni dan anggota Dewan Rakyat Uthmaniah, ingin menemuinya dengan tujuan untuk mempengaruhinya dan memasukkannya ke dalam barisannya. Badiuzzaman menemuinya akan tetapi tidak lama kemudian Yahudi tersebut keluar sambil berkata, “Orang yang mengkagumkan ini hampir memasukkan saya ke dalam Islam dengan kata-katanya.” (9) Emanuel Karh Saw ini adalah seorang Zionis Masuni pertama yang berusaha menggulingkan kekhalifahan dan mengusir Sultan Abdul Hamid.
Menteri: “Akibatnya pasti tidak akan menggembirakan.”
Badiuzzaman: “Sebab maut adalah banyak, tapi maut itu sendiri hanya satu. Jika saya dihukum mati pasti saya akan bersemayam di hati umat. Mereka akan tahu bahawa saya pergi ke Istanbul dengan menggadaikan nyawa saya di dalam genggaman. Berbuatlah sesuka hati kalian kerana sesungguhnya saya menyedari apa yang saya katakan. Saya ingin membangunkan anak-anak bangsa dan saya tidak melakukannya melainkan kerana saya adalah salah seorang anggotanya, dan bukan karena menginginkan gaji. Pengabdian orang seperti saya kepada negara hanyalah berupa nasihat. Dan hal ini tidak akan sempurna kecuali dengan kesan yang baik, dan kesan yang baik tidak akan sempurna kecuali dengan meninggalkan kepentingan peribadi. Jadi dengan demikian saya ada alasan untuk tidak menerima gaji tersebut.”
Menteri: “Niat kamu menyebarkan ilmu pengetahuan di desamu sekarang sedang dikaji oleh kabinet.”
Badiuzzaman: “Jadi mengapa penyebaran ilmu pengetahuan diperlambatkan dan gaji pula dipercepatkan? Mengapa kalian lebih mengutamakan kepentingan peribadiku dari masalah umat?” (7)
DI SALONIQUE
Beliau lalau pergi ke Salonique dan berkenalan dengan para pemimpin organisasi Persatuan dan Kemajuan. Kerana beliau adalah orang yang sentiasa mengajak kepada kebebasan dan prinsip musyawarah Islam, maka beliau mendapat kehormatan daripada para pemimpin tersebut. Akan tetapi mereka tidak mampu menjadikanya sebagai ikutan mereka dan beliau tetap bebas pemikiran dan keperibadian. Bahkan ketika beliau merasakan sebahagian dari mereka tidak komited terhadap agama malah memusuhinya, beliau berkata kepada mereka, “Kalian telah memusuhi agama dan memalingkan diri dari syari’at.” (8)Masih di Salonique, seorang Yahudi yang terkenal, Emanuel Karh Saw, ketua perkumpulan Masuni dan anggota Dewan Rakyat Uthmaniah, ingin menemuinya dengan tujuan untuk mempengaruhinya dan memasukkannya ke dalam barisannya. Badiuzzaman menemuinya akan tetapi tidak lama kemudian Yahudi tersebut keluar sambil berkata, “Orang yang mengkagumkan ini hampir memasukkan saya ke dalam Islam dengan kata-katanya.” (9) Emanuel Karh Saw ini adalah seorang Zionis Masuni pertama yang berusaha menggulingkan kekhalifahan dan mengusir Sultan Abdul Hamid.
No Voice