Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 86
(1-144)
Ia membongkar kelicikan mereka mencerai-beraikan kaum Muslimin dan penghalangan mereka daripada menikmati kenikmatan iman. Yang menarik perhatian adalah, meskipun risalah-risalah an-Nur dengan keterangannya yang cukup terhadap semua hakekat iman tanpa menyembunyikan sebarang bagianpun daripadanya, dan meskipun ia telah menjawab semua kebatilan musuh serta menjelaskan semua sifat orang-orang munafik dan membongkar musuh serta sifat-sifat mereka, meskipun semua ini, musuh yang memerintah tidak bisa mendapatkan sebarang peluang di dalam risalah-risalah tersebut untuk masuk ke dalamnya atas nama undang-undang, apalagi dalam kondisi yang serba genting tersebut, dimana undang-undang telah menetapkan pemerintahan sekuler dan musuh-musuh – baik dalam maupun luar – telah berbondong-bondong mendatangi Turki dan bersatu melawannya. Meskipun pengadilan-pengadilan tersebut yang berjumlah lebih dari seribu buah, akan tetapi tidak ada sebarang lembaga pengadilan pun baik rendah maupun tinggi atau sebarang lembaga peneliti pun yang bisa mendapatkan pegangan di luar undang-undang dalam risalah-risalah an-Nur meskipun mereka telah membentuk panitia peneliti yang terdiri dari para pakar dan ulama untuk mengkaji risalah-risalah an-Nur berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Umpamanya, Ustadz Badiuzzaman telah dituduh bersama murid-muridnya menyebarkan risalah “Asy-Syu’a’ kelima” yang membahas tentang Dajjal bahwa yang dimaksudkan Dajjal tersebut adalah Mustafa Kamal dan para pembantunya, akan tetapi para pakar memutuskan di semua pengadilan bahwa risalah “Asy-Su ‘a’ kelima” tersebut tidak ada menyebutkan Mustafa Kamal dan ia hanyalah keterangan mengenai beberapa hadis Nabi mengenai Dajjal dan fitnah pada akhir zaman.
Dengan demikian salah satu keistimewaan risalah-risalah an-Nur – disamping menerangkan ajaran-ajaran iman dan Islam – bahwa ia tidak bisa dikalahkan. Yang demikian itu karena ia tidak membangkitkan kemarahan para penentangnya terhadapnya dan tidak membuat pembacanya angkuh sehingga menzaliminya, karena ia mengingatkan ajaran tersebut tanpa terikat dengan suatu zaman atau tempat tertentu. Ini tiada lain adalah taufik Ilahi yang dikurniakan Allah kepada tokoh yang paham lagi bijaksana ini.
A. ADAPUN GAYA BAHASANYA TERHADAP ORANG-ORANG YANG MENYANGGAHNYA DARI KALANGAN ULAMA AGAMA DAN SYAIKH
TASAWUF ialah gaya bahasa pembelaan. Pembelaan saja, tanpa menyerang dan tanpa merendahkan kepribadian, pemimpin dan pendapat mereka, serta keterangan tentang kebenaran pendapat risalah-risalah an-Nur. Oleh sebab itu, di dalam semua risalah an-Nur anda tidak akan melihat cacian terhadap sesuatu lembaga atau jama’ah pun, baik dari dekat maupun dari jauh. Ustadz Badiuzzaman telah meletakkan asas-asas untuk bergaul dengan mereka yang diikuti oleh murid-murid an-Nur. Beliau mengirimkan hal itu dari pengasingannya di Kastamonu setelah sebagian mereka membuat keraguan mengenai risalah-risalah tersebut pada waktu itu. Beliau menulis:
Umpamanya, Ustadz Badiuzzaman telah dituduh bersama murid-muridnya menyebarkan risalah “Asy-Syu’a’ kelima” yang membahas tentang Dajjal bahwa yang dimaksudkan Dajjal tersebut adalah Mustafa Kamal dan para pembantunya, akan tetapi para pakar memutuskan di semua pengadilan bahwa risalah “Asy-Su ‘a’ kelima” tersebut tidak ada menyebutkan Mustafa Kamal dan ia hanyalah keterangan mengenai beberapa hadis Nabi mengenai Dajjal dan fitnah pada akhir zaman.
Dengan demikian salah satu keistimewaan risalah-risalah an-Nur – disamping menerangkan ajaran-ajaran iman dan Islam – bahwa ia tidak bisa dikalahkan. Yang demikian itu karena ia tidak membangkitkan kemarahan para penentangnya terhadapnya dan tidak membuat pembacanya angkuh sehingga menzaliminya, karena ia mengingatkan ajaran tersebut tanpa terikat dengan suatu zaman atau tempat tertentu. Ini tiada lain adalah taufik Ilahi yang dikurniakan Allah kepada tokoh yang paham lagi bijaksana ini.
A. ADAPUN GAYA BAHASANYA TERHADAP ORANG-ORANG YANG MENYANGGAHNYA DARI KALANGAN ULAMA AGAMA DAN SYAIKH
TASAWUF ialah gaya bahasa pembelaan. Pembelaan saja, tanpa menyerang dan tanpa merendahkan kepribadian, pemimpin dan pendapat mereka, serta keterangan tentang kebenaran pendapat risalah-risalah an-Nur. Oleh sebab itu, di dalam semua risalah an-Nur anda tidak akan melihat cacian terhadap sesuatu lembaga atau jama’ah pun, baik dari dekat maupun dari jauh. Ustadz Badiuzzaman telah meletakkan asas-asas untuk bergaul dengan mereka yang diikuti oleh murid-murid an-Nur. Beliau mengirimkan hal itu dari pengasingannya di Kastamonu setelah sebagian mereka membuat keraguan mengenai risalah-risalah tersebut pada waktu itu. Beliau menulis:
No Voice