Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 92
(1-144)
Di sini kita cukup dengan satu contoh – supaya ringkas - , karena di sana banyak sekali contoh – supaya ringkas -, karena di sana banyak sekali contoh serupa sekitar judul ini, yaitu: “Kesimpulan hikmah Ilahi di sebalik peristiwa-peristiwa”.
Disebutkan di dalam risalah “al-Mu’jizat al-Ahmadiyah” di dalam isyarat kelima dari “al-Maktub kesembilan belas” dari buku “al-Maktubat” sebagai berikut:
“Jika dikatakan: Apakah hikmah fitnah berdarah yang mengerikan yang menimpa umat Islam pada zaman Khulafak ar-Rasyidin, zaman kebahagiaan dan cahaya, di mana mereka tidak layak memilikinya ? dan di mana tersembunyinya rahmat dalam hal ini?
Jawab : sebagaimana hujan lebat yang diikuti angin ribut pada waktu musim semi membangkitkan kekuatan setiap jenis tumbuh-tumbuhan, benih dan pepohonan, dan menjadi sebab pertumbuhan, kemekaran dan pertambahan kekuatannya, sehingga masing-masing mengeluarkan bunga yang khas dan masing-masing menerima tugas asalnya. Maka demikian pula fitnah yang menimpa para sahabat yang mulia dan para tabi’in telah membangkitkan benih-benih kekuatan yang berbagai macam dan mengingatkannya pada diri masing-masing mereka serta menakut-nakuti masing-masing kelompok dari mereka bahwa Islam berada di dalam bahaya, dan bahwa api telah mulai naik, sehingga membuat masing-masing segera memelihara Islam, dan memikul di bahunya – sesuai dengan kekuatannya – tugas daripada tugas-tugas yang banyak untuk mengumpul kekuatan Islam. Mereka berusaha dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Ada diantara mereka yang menjaga akidah dan hakekat-hakekat keimanan, ada pula yang memelihara al-Quran al-karim. Demikianlah setiap kelompok memikul tugas dan berusaha dengan sungguh-sungguh di dalam menunaikan kewajibannya, sehingga mekarlah bunga dengan aneka warnanya dari benih yang ditebarkan di seluruh penjuru negeri dengan sebab angin ribut kencang tadi, sehingga ia menjadi taman bunga yang indah.
Akan tetapi sayangnya, muncul duri-duri pembuat bid’ah di antara taman yang indah tersebut. Seolah-olah takdir memeras zaman itu dengan kuat dan mengurusnya dengan kasar sehingga membangkitkan rasa cemburu orang-orang yang mempunyai hikmah dan menggugah perasaan mereka. Dan pergerakan yang muncul dari pusat itu menggerakkan banyak ahli mujtahid, ahli hadis, para hafidh, para wali dan para aqtab ke dunia Islam dan memaksa mereka berhijrah serta menggerakkan kaum Muslimin di timur dan barat supaya mereka memanfaatkan khazanah al-Quran al-karim”.
Adapun mengenai sejarah pergerakan Islam di Turki. Khususnya pergerakan an-Nur, maka ia tersebar di antara risalah-risalah, dengan gaya bahasanya yang tersendiri. Terkadang ia membentangkan peristiwa-peristiwanya untuk pelajaran atau menyuruh bekerja atau menerangkan hasil keikhlasan kepada Allah, karena barangsiapa memetiknya dari risalah-risalah an-Nur, niscaya ia bisa mendapatkan perjalanan dakwah sejak permulaannya.
Disebutkan di dalam risalah “al-Mu’jizat al-Ahmadiyah” di dalam isyarat kelima dari “al-Maktub kesembilan belas” dari buku “al-Maktubat” sebagai berikut:
“Jika dikatakan: Apakah hikmah fitnah berdarah yang mengerikan yang menimpa umat Islam pada zaman Khulafak ar-Rasyidin, zaman kebahagiaan dan cahaya, di mana mereka tidak layak memilikinya ? dan di mana tersembunyinya rahmat dalam hal ini?
Jawab : sebagaimana hujan lebat yang diikuti angin ribut pada waktu musim semi membangkitkan kekuatan setiap jenis tumbuh-tumbuhan, benih dan pepohonan, dan menjadi sebab pertumbuhan, kemekaran dan pertambahan kekuatannya, sehingga masing-masing mengeluarkan bunga yang khas dan masing-masing menerima tugas asalnya. Maka demikian pula fitnah yang menimpa para sahabat yang mulia dan para tabi’in telah membangkitkan benih-benih kekuatan yang berbagai macam dan mengingatkannya pada diri masing-masing mereka serta menakut-nakuti masing-masing kelompok dari mereka bahwa Islam berada di dalam bahaya, dan bahwa api telah mulai naik, sehingga membuat masing-masing segera memelihara Islam, dan memikul di bahunya – sesuai dengan kekuatannya – tugas daripada tugas-tugas yang banyak untuk mengumpul kekuatan Islam. Mereka berusaha dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Ada diantara mereka yang menjaga akidah dan hakekat-hakekat keimanan, ada pula yang memelihara al-Quran al-karim. Demikianlah setiap kelompok memikul tugas dan berusaha dengan sungguh-sungguh di dalam menunaikan kewajibannya, sehingga mekarlah bunga dengan aneka warnanya dari benih yang ditebarkan di seluruh penjuru negeri dengan sebab angin ribut kencang tadi, sehingga ia menjadi taman bunga yang indah.
Akan tetapi sayangnya, muncul duri-duri pembuat bid’ah di antara taman yang indah tersebut. Seolah-olah takdir memeras zaman itu dengan kuat dan mengurusnya dengan kasar sehingga membangkitkan rasa cemburu orang-orang yang mempunyai hikmah dan menggugah perasaan mereka. Dan pergerakan yang muncul dari pusat itu menggerakkan banyak ahli mujtahid, ahli hadis, para hafidh, para wali dan para aqtab ke dunia Islam dan memaksa mereka berhijrah serta menggerakkan kaum Muslimin di timur dan barat supaya mereka memanfaatkan khazanah al-Quran al-karim”.
Adapun mengenai sejarah pergerakan Islam di Turki. Khususnya pergerakan an-Nur, maka ia tersebar di antara risalah-risalah, dengan gaya bahasanya yang tersendiri. Terkadang ia membentangkan peristiwa-peristiwanya untuk pelajaran atau menyuruh bekerja atau menerangkan hasil keikhlasan kepada Allah, karena barangsiapa memetiknya dari risalah-risalah an-Nur, niscaya ia bisa mendapatkan perjalanan dakwah sejak permulaannya.
No Voice