Biografi Bediüzzaman Said Nursi | Biografi Bediüzzaman Said Nursi | 95
(1-144)
“Tarekat Muhyiddin bin Arabi dan caranya untuk mendapatkan ketenangan hati yang terus-menerus adalah di dalam kata-katanya: “Tidak ada yang wujud selain Dia”. Hal ini sampai membuatnya mengingkari seluruh alam.
Dan di sana ada orang-orang lain yang mengatakan: “Tidak ada yang tampak selain Dia” untuk mendapatkan ketenangan hati tersebut. Prinsip ini membawa mereka kepada keadaan yang sangat mengherankan, yaitu mereka tidak sadar terhadap alam dan mereka membentangkan tirai kelupaan dan kealpaan yang mutlak. Ia – yakni ma’rifah al-Quran – yang menyelamatkan alam dan membentuknya dengan makna dan isi serta membebaskannya dari kesia-siaan dan tanpa makna, serta menjadikannya tunduk kepada hikmah Allah dan kehendakNya, sehingga segala sesuatu daripadanya merupakan jendela cahaya untuk menengok ma’rifah Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Agung...”(85)

PENGAMBILAN CONTOH
Tidak ragu lagi bahwa pengambilan contoh itu penting untuk mendekatkan pemahaman dan menyederhanakannya serta menanamnya di dalam ingatan, sehingga suatu judul itu dapat diingat hanya dengan menyebutkan contohnya. Demikian pula, pengambilan contoh sesuai untuk berinteraksi dengan pelbagai peringkat akal dan ilmu.
Al-Quran al-karim sendiri – demikian pula hadis Nabi yang mulia – telah membuat contoh yang banyak untuk mendekatkan hakekat-hakekat besar kepada pemahaman manusia dan untuk memperdalam pemahaman tersebut.
Dan oleh karena risalah-risalah an-Nur adalah tafsir al-Quran al-karim, maka ia juga mendatangkan banyak contoh sehingga pengambilan contoh itu sebagai cirinya yang istimewa.
Oleh karena itulah, maka orang yang pandai dan bodoh, tua dan muda, laki-laki dan perempuan tekun membacanya dan menimba ilmunya yang jernih lagi suci.
Demikianlah Ustadz Badiuzzaman mentafsirkan rahasia kekuatan di dalam risalah-risalah an-Nur ketika ia ditanya persoalan berikut:
“Mengapa kita mendapati pengaruh yang luar biasa terhadap apa yang saya tulis di dalam “al-Kalimat” yang disarikan dari al-Quran, yang tidak kita dapatkan di dalam tulisan orang-orang yang arif dan para pentafsir kecuali jarang sekali. Pengaruh satu baris saja darinya tidak seperti pengaruh suatu halaman penuh dari yang lainnya, dan apa yang kita dapatkan dari dalam satu halaman saja darinya tidak kita dapatkan dari satu buku yang lain sepenuhnya?
Jawab: Jawabannya adalah ringkas:
Karena keutamaannya itu kembali kepada mukjizat al-Quran al-karim dan bukan kepada pribadi saya, maka akan saya katakan tanpa segan: Ya, memang demikian kebanyakannya, karena “al-Kalimat” bukanlah tasawwur56, akan tetapi ia adalah tasdiq57.
Ia bukan Islam, akan tetapi ia adalah iman58.
Ia bukan ma’rifat59, akan tetapi ia adalah syahadah dan syuhud60.
Ia bukan komitmen, akan tetapi ia adalah kepatuhan.
Ia bukan tasawuf, akan tetapi ia adalah hakekat.
Ia bukan pengakuan, akan tetapi ia adalah bukti dicelah-celah tuduhan.
No Voice