Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 101
(1-357)
Petunjuk
Ketahuilah bahwa meniti jalan kekufuran seperti memasuki benda mati, bawah tanah, atau bahkan besi. Hal itu tentu saja sangat sulit. Sebaliknya meniti jalan iman seperti masuk ke dalam air, bahkan udara atau cahaya. Ia demikian mudah bagi orang mendapat taufik. Misalnya, engkau ingin matahari menghadap ke enam sisimu. Maka caranya engkau bisa berpindah dengan mudah sehingga tujuan tercapai atau engkau memaksa mentari untuk menempuh perjalanan mencengangkan untuk tujuan kecilmu itu. Cara pertama adalah perumpamaan tauhid yang sangat mudah. Sementara, cara kedua perumpamaan syirik yang demikian rumit dan sulit. Argumen tentang petunjuk ini terdapat dalam qatharah (tetesan).
Barangkali engkau bertanya, “Mengapa kekufuran masih diterima padahal demikian sulit, sementara keimanan ditinggalkan padahal demikian mudah?”
Jawabannya bahwa kekufuran diterima secara tidak disengaja. Namun, ia diminyaki dengan hawa nafsu sehingga terjatuh dan terkotori olehnya. Adapun iman, ia memang dituju secara sengaja, lalu diterima dan diletakkan dalam kalbu.
Petunjuk
Ketahuilah bahwa satu kata bisa didengar oleh ribuan pendengar layaknya satu orang sehingga tidak ada perbedaan antara satu orang dan jutaan. Demikian pula dengan menisbatkan segala sesuatu kepada kekuasaan azali Tuhan. Tidak ada perbedaan antara satu makhluk dan satu kelompok spesies. Petunjuk
Ketahuilah bahwa Alquran yang bersifat komprehensif, luas, dan memperhatikan seluruh tingkatan manusia, terutama cara turunnya, dimaksudkan agar bisa diterima oleh kalangan awam—yang merupakan kelompok mayoritas dan pertama kali dituju. Di samping itu, ia menjadi sebab yang membuatnya sempurna. Nah, jiwa yang sakit tidak bisa memahami hal tersebut. Ia mencari bentuk pemberian pemahaman yang paling rendah untuk sebuah tingkat kedudukan yang paling tinggi dan bentuk pemaknaan yang paling indah. Ia menjadikan gaya bahasa yang merupakan neraca perasaan dan pemahaman mitra bicara sebagai timbangan dan teropong untuk melihat Pembicara sehingga ia menjadi tersesat jauh.Petunjuk
Bagaimana bentuk merasa nyaman dengan dunia lewat wajahnya yang ketiga serta bergembira dengannya? Dunia memiliki tiga wajah:Pertama, wajah yang melihat kepada nama-nama Allah.
Kedua, wajah yang menjadi ladang akhirat. Dua wajah di atas adalah baik.
Ketiga, wajah di mana dunia menjadi fokus utama manusia dan keinginannya yang fana.
Diriku disusun sebagai satu titik yang mati. Aku ditunggangi oleh bangkai yang mati. Hariku merupakan peti mati. Antara kemarin dan esok terdapat kuburan ayah dan anakku. Aku dihimpit oleh dua mayat dan ditekan oleh dua kuburan. Namun, melihat dunia sebagai ladang akhirat serta melihat kepadanya dengan cahaya iman merubahnya menjadi sorga maknawi.
No Voice