Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 102
(1-357)
Petunjuk
Ketahuilah bahwa eksistensimu seperti peluru atau kuda milik negara yang berada di tangan tentara. Sebagaimana tentara tersebut diberi tugas untuk menjaga peluru dan kuda tadi, engkau juga diberi tugas untuk menjaga amanat yang ada. Ketahuilah bahwa konteks dari pembicaraan di atas adalah lantaran aku melihat diri ini tertipu oleh berbagai kebaikannya. Maka, akupun berkata pada diri ini, “Engkau tidak memiliki apa-apa.” İa menjawab, “Kalau begitu aku tidak perlu memperhatikan tubuh yang bukan milikku.” “Ia harus kau perhatikan agar tidak lebih hina daripada lalat.” Jika mau, engkau bisa melihat lalat ini. Bagaimana ia membersihkan sayap dengan kedua kakinya lalu membersihkan kedua mata dan kepalanya dengan tangan. Mahasuci Allah Zat yang telah memberikan ilham pada lalat tersebut sekaligus menjadikannya sebagai guru bagiku sehingga aku bisa memahami diriku.
Petunjuk
Ketahuilah bahwa sesuatu yang bisa menggelincirkan adalah tindakan mencampur rambu-rambu nama al-Bâthin (Maha Tersembunyi) dengan rambu-rambu nama azh-Zhâhir (Maha Terlihat), sesuatu yang terkait kekuasaan-Nya dengan sesuatu yang terkait hikmah-Nya, tuntutan wilayah sebab dengan tuntutan wilayah keyakinan dan tauhid, berbagai relasi kekuasaan-Nya dengan penampakan wujud atau manifestasi seluruh sifat-Nya. Misalnya, keberadaanmu di dunia ini muncul secara bertahap, sementara keberadaanmu dalam cermin barzakh bersifat sekaligus karena perbedaan sifat-sifat ilahi dalam berbagai relasi tersebut serta karena perbedaan antara proses penciptaan dan penampakan. Petunjuk
Ketahuilah bahwa agama Islam merupakan rahmat yang bersifat umum. Bahkan, kebahagiaan hidup orang kafir di dunia serta tidak berubahnya kenikmatan yang mereka rasakan kepada derita disebabkan oleh Islam. Pasalnya Islam membalik sikap ingkar dan kufur yang mengandung rasa putus asa dan derita yang hebat menuju keraguan dan kebimbangan. Karena adanya kehidupan abadi seperti keterangan Alquran dalam benaknya masih bersifat mungkin, orang kafir berusaha istirahat dari siksa tersebut. Serta karena tidak yakin, ia beristirahat dari beban agama. Kondisinya sama seperti burung unta. Kalau disuruh terbang, ia menjawab, “Saya unta.” Sebaliknya, kalau disuruh memikul beban, ia berkata, “Saya burung.” Inilah bisikan setan yang membuat orang kafir dan fasik secara lahir bahagia dalam kehidupan dunia.No Voice