Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 103
(1-357)
Petunjuk
Ketahuilah bahwa jiwa manusia tidak mau mengakui dan membayangkan kalau sesuatu yang lebih kecil atau kurang bernilai daripada dirinya berasal dari kekuasaan Tuhan. Hal ini agar ia bisa menjaga wilayah pemeliharaan dirinya, serta memberikan apa yang di atasnya kepada Pencipta dan meremehkan yang di bawahnya. Sepanjang ia tidak melihat dirinya sebagai sesuatu paling kecil atau tidak bernilai, maka kecenderungan untuk menafikan sifat-sifat Sang Pencipta atau syirik halus akan tetap ada.
Petunjuk
Ketahuilah bahwa karena malas dalam mengerjakan tugas, jiwa ini ingin kalau saja tidak ada yang mengawasinya. Maka, ia mulai senang bersembunyi. Lalu, berulang kali menyatakan ketiadaan Tuhan, dan terakhir meyakini kebebasannya. Jadi, pertama-tama, berangan-angan. Kemudian berharap, memperhatikan, membayangkan, dan meyakini ketiadaan-Nya. Terakhir ia lari meninggalkan agama. Andaikan ia mau merasakan keresahan, nestapa, dan kesedihan yang menyakitkan di balik kebebasan, kesenangan, dan ketiadaan tanggung jawab, tentu ia tidak akan memiliki kecenderungan sedikitpun padanya. Namun, ia justru lari, berlepas diri, dan kemudian bertobat atau meninggal dunia.
Petunjuk
Ketahuilah bahwa segala sesuatu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan pusat sandarannya. Misalnya, pasukan yang menisbatkan diri kepada raja agung tidak bisa dikuasai oleh seorang syah.[1] Nyamuk yang diperintah oleh Tuhan bisa mengalahkan pimpinan para Namrud yang keras kepala. Benih yang mendapat ijin dari Pembelah biji mencakup dan menguasai seluruh kebutuhan pohon kurma yang besar, padahal ia tidak bisa dipenuhi oleh pabrik seluas satu negeri.
------------------------------------------------------
[1] Kedudukan yang dekat dengan raja.
No Voice