Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 108
(1-357)
Kenabian merupakan benih yang menumbuhkan pohon Islam lewat bunga dan buahnya. Alquran merupakan mentari yang membuahkan rukun-rukun Islam yang berjumlah sebelas.[1]
Ketahuilah bahwa orang yang melihat telur yang mengeluarkan burung yang tumbuh sempurna dan terbang di udara, kalau ia mencari sejumlah kehebatan burung yang sedang terbang di angkasa seperti yang ia dengar lewat kulit kering tadi, tentu ia sulit menerima dan tidak percaya. Demikian pula kalau ia melihat terbelahnya benih yang kemudian mengeluarkan pohon yang tumbuh sempurna, berbuah, dan mengeluarkan cabang hingga tinggi ke atas. Kalau ia mencari keagungan pohon berikut buah dan bunganya seperti yang ia dengar lewat kulit yang terhampat di tanah tentu ia tidak percaya.
Hal yang sama berlaku pada orang yang melihat gambaran sejarah dari kemunculan pertama Nabi Muhammad saw secara materil dan artifisial. Ia akan sulit menerima, memberikan penilaian padanya, serta mengenali kepribadiannya. Namun, ia harus melihat pada riwayat sejarah dan sejarah perjalanan beliau seperti melihat kulit halus yang mengeluarkan sosok seperti bulan di angkasa. Ia juga harus melihat berbagai sifat manusia dan gambaran fisik yang melekat pada beliau sebagaimana benih yang mengeluarkan pohon Muhammad yang disiram dengan air curahan ilahi. Pohon tersebut tumbuh dengan karunia Tuhan sepanjang masa. Setiap kali ada salah satu keadaan dan gambaran awal yang ia dengar, pikirannya tak boleh terkungkung oleh gambaran tersebut. Namun, ia harus segera mengangkat kepala menuju sesuatu yang ujungnya tak diketahui.
Selanjutnya di antara yang menyimpangkan pandangan, terutama pandangan orang yang ragu dan bimbang, adalah bahwa ia tidak membedakan antara sumber dan penampakan, antara rujukan dan pantulan, antara makna dan bentuk formal, antara bentuk hakiki dan manifestasi. Kondisi Nabi saw. sebagai hamba dan makhluk Allah yang paling tunduk kepada-Nya, beliau harus dilihat sebagai bentuk lahir dan pantulan dari manifestasi Allah Swt. Berbagai kesempurnaan yang beliau miliki berasal dari curahan karunia Allah Swt.
Ya, kami telah berkali-kali menyebutkan bahwa partikel tidak bisa menampung sumber meski hanya kepala seekor lalat. Namun, ia bisa menampung wujud lahiriah meski berupa bintang di langit. Pandangan yang lalai pertama-tama dan dengan substansinya melihat kepada Zat yang paling mulia yang menjadi sumber segala sesuatu. Maka, ia menganggap ciptaan ilahi sebagai karakter taghut.
Ketahuilah bahwa doa merupakan contoh rahasia tauhid dan ibadah. Pasalnya orang yang berdoa dengan suara pelan pasti yakin bahwa Zat yang dipinta mendengar bisikan jiwanya dan berkuasa mengabulkan permintaannya. Sebagai implikasinya terdapat keyakinan bahwa Zat yang dipinta Maha Mengetahui segala sesuatu dan Mahakuasa atas segala sesuatu.
------------------------------------------
[1] Maksudnya lima rukun Islam dan enam rukun iman. Apa benih tadi masih diragukan setelah ia menjadi buah yang matang?! Tentu saja tidak.
Ketahuilah bahwa orang yang melihat telur yang mengeluarkan burung yang tumbuh sempurna dan terbang di udara, kalau ia mencari sejumlah kehebatan burung yang sedang terbang di angkasa seperti yang ia dengar lewat kulit kering tadi, tentu ia sulit menerima dan tidak percaya. Demikian pula kalau ia melihat terbelahnya benih yang kemudian mengeluarkan pohon yang tumbuh sempurna, berbuah, dan mengeluarkan cabang hingga tinggi ke atas. Kalau ia mencari keagungan pohon berikut buah dan bunganya seperti yang ia dengar lewat kulit yang terhampat di tanah tentu ia tidak percaya.
Hal yang sama berlaku pada orang yang melihat gambaran sejarah dari kemunculan pertama Nabi Muhammad saw secara materil dan artifisial. Ia akan sulit menerima, memberikan penilaian padanya, serta mengenali kepribadiannya. Namun, ia harus melihat pada riwayat sejarah dan sejarah perjalanan beliau seperti melihat kulit halus yang mengeluarkan sosok seperti bulan di angkasa. Ia juga harus melihat berbagai sifat manusia dan gambaran fisik yang melekat pada beliau sebagaimana benih yang mengeluarkan pohon Muhammad yang disiram dengan air curahan ilahi. Pohon tersebut tumbuh dengan karunia Tuhan sepanjang masa. Setiap kali ada salah satu keadaan dan gambaran awal yang ia dengar, pikirannya tak boleh terkungkung oleh gambaran tersebut. Namun, ia harus segera mengangkat kepala menuju sesuatu yang ujungnya tak diketahui.
Selanjutnya di antara yang menyimpangkan pandangan, terutama pandangan orang yang ragu dan bimbang, adalah bahwa ia tidak membedakan antara sumber dan penampakan, antara rujukan dan pantulan, antara makna dan bentuk formal, antara bentuk hakiki dan manifestasi. Kondisi Nabi saw. sebagai hamba dan makhluk Allah yang paling tunduk kepada-Nya, beliau harus dilihat sebagai bentuk lahir dan pantulan dari manifestasi Allah Swt. Berbagai kesempurnaan yang beliau miliki berasal dari curahan karunia Allah Swt.
Ya, kami telah berkali-kali menyebutkan bahwa partikel tidak bisa menampung sumber meski hanya kepala seekor lalat. Namun, ia bisa menampung wujud lahiriah meski berupa bintang di langit. Pandangan yang lalai pertama-tama dan dengan substansinya melihat kepada Zat yang paling mulia yang menjadi sumber segala sesuatu. Maka, ia menganggap ciptaan ilahi sebagai karakter taghut.
Ketahuilah bahwa doa merupakan contoh rahasia tauhid dan ibadah. Pasalnya orang yang berdoa dengan suara pelan pasti yakin bahwa Zat yang dipinta mendengar bisikan jiwanya dan berkuasa mengabulkan permintaannya. Sebagai implikasinya terdapat keyakinan bahwa Zat yang dipinta Maha Mengetahui segala sesuatu dan Mahakuasa atas segala sesuatu.
------------------------------------------
[1] Maksudnya lima rukun Islam dan enam rukun iman. Apa benih tadi masih diragukan setelah ia menjadi buah yang matang?! Tentu saja tidak.
No Voice