Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 110
(1-357)
Ketahuilah bahwa banyaknya manfaat dari tidak ditentukannya ajal merupakan bukti yang sangat jelas bahwa ia sudah ditentukan dalam pengetahuan Tuhan. Andaikan sudah ditentukan, pasti akan muncul anggapan bahwa penentuannya telah diserahkan kepada hukum alamiah. Namun, karena tidak demikian maka anggapan bahwa ia tidak ditentukan oleh Tuhan tidaklah benar.
Ketahuilah bahwa zikir termasuk di antara syiar. Sementara syiar tidak boleh bercampur dengan riya.
Ketahuilah bahwa pengulangan kalimat tauhid adalah untuk memurnikan kalbu dari berbagai sangkutan dan berbagai sesembahan batil. Pasalnya dalam diri orang yang berzikir terdapat perangkat halus dan tingkatan indera. Masing-masing memiliki tauhid dan bentuk pemurnian dari syirik yang sesuai dengannya.
Ketahuilah bahwa surat al-fatihah yang dibaca misalnya tidak berbeda antara pemberian pahalanya kepada satu orang, kepada ribuan orang, dan kepada jutaan orang. Ia seperti kata yang terucap, sama saja apakah didengar oleh satu atau ribuan orang. Hal ini lantaran rahasia halus yang terdapat dalam proses kloning yang demikian cepat sama seperti lentera yang bisa diterima oleh satu cermin atau ribuan cermin.
Ketahuilah bahwa salawat dan salam kepada Nabi saw. merupakan respon dari seruan Tuhan yang telah mencurahkan nikmat-Nya dan menghamparkan hidangan karunia-Nya atas kedudukan sosok yang dimikrajkan itu. Apabila orang yang bersalawat membayangkan satu sifat Nabi, ia harus memperhatikan kondisi sifat tersebut agar muncul kerinduan untuk kembali bersalawat kepada beliau.
Ketahuilah wahai ulama, janganlah bersedih dengan keengganan dalam melaksanakan dan sedikitnya upah yang didapat. Pasalnya, ganjaran ukhrawi tidak boleh ditukar dengan kenikmatan menipu yang sangat murah.[1]
Ketahuilah wahai penulis dan penceramah yang berdakwah lewat koran, engkau harus bersikap rendah hati serta melihat kekurangan yang ada. Engkau tidak boleh menyimpang dan menulis sesuatu yang bertentangan syiar Islam. Dari mana engkau mendapat ijin dan dengan hak apa engkau memperlihatkan kekurangan agama,[2] bahkan propaganda sesat yang merugikan agama dan umat. Engkau mengira umat tersesat seperti dirimu?! Siapapun tidak boleh berbuat zalim kepada orang lain bahkan kepada saudaranya. Dari mana engkau mendapat ijin untuk memanipulasi sebagian besar umat Islam dengan berburuk sangka kepada mereka dengan memalingkan mereka dari syiar Islam. Tentu saja menyebarkan hal-hal baru di koran yang tidak bisa diterima oleh sebagian besar mukmin merupakan bentuk seruan kepada kesesatan. Orang yang menyebarkannya berarti mengajak kepada kesesatan. Ia tidak hanya harus ditutup mulutnya; bahkan tangannya harus diikat kuat.
--------------------------------
[1] Simpanlah milikmu yang istimewa untuk mendapat pahala ukhrawi. Jangan kau pergunakan ia untuk kenikmatan dunia yang tidak berarti apa-apa.
[2] Yakni dengan menyebarkan berbagai syubhat dan keragu-raguan yang tidak benar tentang agama.
Ketahuilah bahwa zikir termasuk di antara syiar. Sementara syiar tidak boleh bercampur dengan riya.
Ketahuilah bahwa pengulangan kalimat tauhid adalah untuk memurnikan kalbu dari berbagai sangkutan dan berbagai sesembahan batil. Pasalnya dalam diri orang yang berzikir terdapat perangkat halus dan tingkatan indera. Masing-masing memiliki tauhid dan bentuk pemurnian dari syirik yang sesuai dengannya.
Ketahuilah bahwa surat al-fatihah yang dibaca misalnya tidak berbeda antara pemberian pahalanya kepada satu orang, kepada ribuan orang, dan kepada jutaan orang. Ia seperti kata yang terucap, sama saja apakah didengar oleh satu atau ribuan orang. Hal ini lantaran rahasia halus yang terdapat dalam proses kloning yang demikian cepat sama seperti lentera yang bisa diterima oleh satu cermin atau ribuan cermin.
Ketahuilah bahwa salawat dan salam kepada Nabi saw. merupakan respon dari seruan Tuhan yang telah mencurahkan nikmat-Nya dan menghamparkan hidangan karunia-Nya atas kedudukan sosok yang dimikrajkan itu. Apabila orang yang bersalawat membayangkan satu sifat Nabi, ia harus memperhatikan kondisi sifat tersebut agar muncul kerinduan untuk kembali bersalawat kepada beliau.
Ketahuilah wahai ulama, janganlah bersedih dengan keengganan dalam melaksanakan dan sedikitnya upah yang didapat. Pasalnya, ganjaran ukhrawi tidak boleh ditukar dengan kenikmatan menipu yang sangat murah.[1]
Ketahuilah wahai penulis dan penceramah yang berdakwah lewat koran, engkau harus bersikap rendah hati serta melihat kekurangan yang ada. Engkau tidak boleh menyimpang dan menulis sesuatu yang bertentangan syiar Islam. Dari mana engkau mendapat ijin dan dengan hak apa engkau memperlihatkan kekurangan agama,[2] bahkan propaganda sesat yang merugikan agama dan umat. Engkau mengira umat tersesat seperti dirimu?! Siapapun tidak boleh berbuat zalim kepada orang lain bahkan kepada saudaranya. Dari mana engkau mendapat ijin untuk memanipulasi sebagian besar umat Islam dengan berburuk sangka kepada mereka dengan memalingkan mereka dari syiar Islam. Tentu saja menyebarkan hal-hal baru di koran yang tidak bisa diterima oleh sebagian besar mukmin merupakan bentuk seruan kepada kesesatan. Orang yang menyebarkannya berarti mengajak kepada kesesatan. Ia tidak hanya harus ditutup mulutnya; bahkan tangannya harus diikat kuat.
--------------------------------
[1] Simpanlah milikmu yang istimewa untuk mendapat pahala ukhrawi. Jangan kau pergunakan ia untuk kenikmatan dunia yang tidak berarti apa-apa.
[2] Yakni dengan menyebarkan berbagai syubhat dan keragu-raguan yang tidak benar tentang agama.
No Voice