Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 111
(1-357)
Ketahuilah bahwa orang-orang kafir; apalagi orang Eropa; terutama setan-setan yang berada di Inggris dan Iblis yang berada di Perancis merupakan musuh penentang abadi bagi kaum muslimin dan ahlul quran. Alquran telah menetapkan orang yang mengingkari Alquran dan Islam serta para orang tua dan nenek moyang mereka untuk dibinasakan selamanya. Mereka harus dibinasakan selamanya serta ditahan di neraka jahannam sesuai dengan bunyi nash Alquran. Karena itu, wahai kaum penggenggam Alquran, mengapa kalian memberikan loyalitas kepada orang yang yang tidak mungkin loyal dan berbuat baik kepada kalian?! Ucapkanlah,

Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung.[1]

Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong.[2]

Ketahuilah, perbedaan antara peradaban kafir dan peradaban mukmin adalah bahwa yang pertama berisi keterasingan yang secara lahiriah indah namun isinya buruk. Bentuknya menarik, tetapi bagian dalamnya menakutkan. Adapun peradaban mukmin bagian dalamnya lebih indah daripada bagian luarnya. Substansinya lebih sempurna daripada tampilannya. Ia berisi sesuatu yang damai, cinta, dan tolong-menolong. Sebabnya adalah karena orang mukmin dengan rahasia iman dan tauhid melihat adanya persaudaraan antara entitas alam serta kecintaan antar bagiannya; terutama antar manusia; khususnya antar orang beriman. Persaudaraan tersebut terwujud pada pondasi, permulaan, dan masa lalu di mana terus berlangsung sampai akhir dan hasilnya terlihat di masa mendatang. Sementara orang kafir dengan kekufurannya merasa terasing, terkucil, bahkan memusuhi semua yang dianggap tidak bermanfaat baginya; bahkan dengan saudaranya. Ia tidak melihat adanya persaudaraan kecuali sebagai titik sambung antara perpisahan azali dan perpisahan abadi. Namun dalam bentuk fanatisme suku dan kelompok persaudaraan tersebut untuk sementara waktu demikian kuat. Itupun, saat mencintai saudaranya yang ia cintai sebetulnya adalah dirinya sendiri. Berbagai kebaikan manusiawi dan ketinggian spiritualisme yang terlihat pada peradaban kafir merupakan resapan dari peradaban Islam, pantulan dari petunjuk Alquran, dan sisa-sisa dari kilau agama samawi.

Engkau bisa memperhatikan majelis Sayda[3]--semoga Allah membersihkan jiwanya—di daerah Nursyin berikut peradaban Islam yang terlihat lewat persahabatannya yang mulia. Engkau akan melihat di dalamnya sejumlah raja yang berpakaian seperti orang miskin dan malaikat berpakaian seperti manusia. Kemudian pergilah ke Paris. Masuklah ke lembaga yang diisi oleh orang-orang ternama di sana. Engkau akan melihat sejumlah kalajengking yang berpenampilan seperti insan serta jin ifrit yang tampil dalam bentuk manusia. Aku telah menjelaskan sejumlah perbedaan antara peradaban Alquran dan peradaban modern dalam al-lawâmi’ (kilau cahaya) dan as-sânihât (kesempatan). Merujukan ke sana pasti akan ditemukan sebuah persoalan penting yang sering diabaikan manusia.
------------------------------------------------------------
[1] Q.S. Ali Imran: 173.

[2] Q.S. al-Anfal: 40.

[3] Gelar yang diberikan utnuk saudara tua. Maksudnya adalah wali terkenal yang berada di tenggara Turki.
No Voice