Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 121
(1-357)
Ketahuilah bahwa arasy bagaikan kalbu. Kalbu yang terdapat dalam dirimu ibarat kerajaan, sementara dirimu dalam kalbumu ibarat alam malakut. Maka, dalam wilayah nama azh-Zhâhir arasy-Nya yang agung meliputi segala sesuatu. Dalam wilayah nama al-Bâthin ia ibarat kalbu atau jantung bagi alam. Dalam wilayah nama al-Awwal ia diisyaratkan dengan, “Arasy-Nya berada di atas air.”[1] Sementara dalam wilayah nama al-Âkhir ia digambarkan dengan “atap sorga merupakan arasy Tuhan Yang Maha Pengasih”.[2] Pasalnya, arasy “Zat Yang Maha Pertama, Maha Terakhir, Maha Tampak dan Maha Tersembunyi,” memiliki wilayah awal, akhir, lahiri, dan batini.

Ketahuilah bahwa kelemahan merupakan sumber seruan dan kebutuhan merupakan sumber doa.

Wahai Tuhanku, wahai Penciptaku, wahai Pemilik diriku! Hujjahku dalam seruanku berupa kebutuhanku. Bekalku dalam doaku adalah kepapahanku. Saranaku berupa lemahnya strategiku. Perbendaharaanku berupa kelemahanku. Modalku berupa harapan dan deritaku. Penolongku berupa kekasih dan rahmat-Mu. Maafkanlah daku, ampuni diriku, kasihi diriku ya Allah; Zat Yang Maha Pengasih dan Zat Yang Maha Penyayang.

Terjemahan Munajat[3]

Yang terlintas dalam kalbu dalam bahasa Persia

Wahai Tuhan, aku telah mencari pada seluruh arah (enam arah), namun belum juga menemukan obat bagi penyakitku.

Aku melihat ke sisi kanan, ternyata berisi kuburan ayahku di masa lalu.

Kuarahkan pandanganku ke sisi kiri, ternyata berisi kuburan di masa mendatang.

Hari ini merupakan peti mati yang akan membawa jasadku

Jenazahku terbujur di hadapan di atas kepala usiaku.

Di bawah kaki terdapat air penciptaan dan tulang belulang yang sudah hancur berantakan.

Setiap kali melihat ke belakang, kusaksikan dunia ini ibarat fatamorgana

Apabila menatap ke depan, kubur itu terbuka dan jalan keabadian tampak dari kejauhan.

Yang kumiliki hanya bagian usahaku yang sangat lemah, terbatas, dan tidak banyak bermakna.

Sebab ia tidak bisa menembus masa lalu atau menyeberang ke masa depan.

Wilayah perjalananya hanya masa sekarang dan satu waktu yang sedang berputar.
-------------------------------------------------------
[1] Q.S. Hûd: 7.
[2] “Sorga memiliki seratus tingkatan. Jarak antara dua tingkatan sama seperti antara langit dan bumi. Firdaus adalah sorga yang paling tinggi dan paling tengah. Di atasnya terdapat arasy Tuhan Yang Maha Pengasih”. Hadis shahih riwayat Ibnu Majah dari Mu’âdz, al-Hâkim dari Ubâdah ibn ash-Shâmit dan Abu Hurayrah, serta Ibnu Asakir dari Abu Ubaydah al-Jarrah.
[3] Terima kasih kepada saudara Faruk Rasul Yahya yang telah menerjemahkan teks munajat ini. Terjemahan lengkapnya terdapat dalam kalimat ketujuh belas dan pada harapan ketujuh dari cahaya kedua puluh enam (Risalah untuk Lansia).
No Voice