Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 124
(1-357)
Ketujuh, meski dunia kafir bisa menyerang dunia Islam sejak beberapa waktu yang lalu, namun mereka tidak mampu mengalahkan secara agama meski memiliki berbagai potensi, kemampuan, dan sarana peradaban, filsafat, pengetahuan, berikut para propagandisnya. Sehingga kelompok sesat yang berada di dalam tetaplah minoritas. Karena itu, di saat Islam masih menjaga soliditas dan imunitasnya lewat kalangan ahlu sunnah wal jamaah, aliran baru yang datang dari sisi buruk peradaban Eropa tidak mendapatkan jalan untuk masuk ke pusat dunia Islam. Dengan kata lain, gerakan revolusi baru bisa terwujud dengan tunduk pada rambu-rambu Islam. Jika tidak, takkan mungkin terwujud. Apalagi gerakan semacam ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Andaipun pernah terjadi, ia cepat pudar dan menghilang.
Kedelapan, aktivitas yang positif dan konstruktif tidak bisa dilakukan dengan sikap mengabaikan agama di mana peradaban Qurani sebentar lagi muncul, sementara peradaban Eropa yang sesat yang bertanggung jawab atas lemahnya agama nyaris runtuh. Aktivitas yang negatif tidak dibutuhkan oleh islam. Berbagai bencana dan musibah sudah cukup menjadi pelajaran.
Kesembilan, orang-orang yang memberikan cintanya kepada kalian baik yang keluar dari hati maupun lisan serta menghargai pelayanan dan perjuangan kalian dalam perang kemerdekaan adalah mayoritas kaum mukmin; terutama masyarakat umum yang muslim dan tulus. Mereka benar-benar mencintai kalian, merasa bangga dengan kalian, menyokong kalian dengan ikhlas, menghormati pengorbanan kalian, serta membantu kalian dengan kekuatan yang mereka miliki. Adalah tugas kalian untuk melakukan komunikasi dan hubungan dengan mereka untuk mengikuti perintah Alquran dan untuk kemaslahatan Islam. Jika tidak, sikap mengutamakan pihak-pihak yang meninggalkan Islam dan terpisah dari umat yang ditunjukkan oleh para pengekor Eropa berarti menafikan kemaslahatan Islam secara total. Dunia Islam akan mengarahkan pandangannya ke sisi lain untuk meminta bantuan dan pertolongan.
Kesepuluh, jika di sebuah jalan terdapat sembilan kemungkinan untuk binasa dan satu kemungkinan saja untuk selamat, maka jalan tersebut tidak akan dilalui kecuali oleh orang gila yang tidak peduli lagi dengan hidupnya. Dalam menjalan kewajiban agama seperti sholat terdapat keselamatan sebesar sembilan puluh sembilan persen. Apalagi pelaksanaan kewajiban itu hanya memakan waktu tidak lebih dari satu jam sehari. Ia berbanding satu kemungkinan bahaya yang menimpa dunia lantaran lalai dan malas. Adapun sikap meninggalkan kewajiban mengandung kemungkinan bahaya sebesar sembilan puluh sembilan persen berbanding satu persen kemungkinan selamat lantaran lalai dan tersesat. Maka, apa pasal dan alasan meninggalkan kewajiban yang bisa membahayakan agama dan dunia sekaligus?! Bagaimana semangat mengizinkan hal itu?
No Voice